Jumat, 07 Juli 2017

Nikmati Tubuh Janda 1 Anak Teman Kostku

Tags


Nikmati Tubuh Janda 1 Anak Teman Kostku

Tante Lendir - Berawal dari Azam yang menggoda janda berananak 1 keturunan Chinese yang bernama Delia. Berakhir dengan hubungan sex yang yang sangat hot, liar dan menggairahkan sekali pada kedua insan itu. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!

Nama saya Azam, saya adalah seorang Mahasiswa disalah satu universitas negri di kota “A” (nama kota disamarkan). Kisah sekx saya ini berawal dari, ketika saya sedang mencari kos-kosan di kota “A” (nama kota disamarkan). Dihari pencarian kos, hari itu juga dengan mudah-nya saya mendapatkan tempat kos sesuai selera saya.

Singkat cerita sudah tidak terasa saya sudah 1 bulan menetap di kos baru saya. Di kos an itu aku mendapatkan kenalan seorang wanita dewasa, dan sebut saja nama-nya Delia. Umur Delia saya perkirakan saat itu sekitar 29 tahun, entah mengapa diusia-nya yang terbilang masih lumayan muda itu, Delia sudah menyandang status janda beranak 1. Oh iya, anak Delia dititipkan kepada orang tua Delia.

Saya sendiri tidak tahu apa alasan Delia, mengapa memilih untuk menjanda, walaupun dia janda, Delia masih nampak seperti gadis muda belia. Hari demi hari-pun saya semakin dekat saja dengan Delia. Sampai pada akhir-nya di hari itu, ketika saya baru saja selesai mandi sore, saya melihat Delia sedang duduk-santai di kamarnya sembari nonton TV.

Oh iya para pembaca, perlu diketahui kamar saya dan Delia ber-gandengan. Jadi, dengan dekat-nya kamar kami, saya-pun dapat memantau segala aktifitas Delia pada setiap harinya. Masih hanya mengenakan handuk, saya mencoba menggoda Delia, tidak saya sangka ternyata meladeni godaan saya, dengan saling menggoda. Melihat respon Delia yang seperti itu, saya-pun semakin berani untuk menggodanya.

Sampai pada akhirnya kami-pun kejar-kejaran didalam kamar saya, Saat itu saya berpura-pura berusaha mengelak dan mencoba lari dari kejaranya. Tidak saya sangka dia tidak henti-hentinya dia mengejarku, dan saya-pun berpura-pura menyerah. Dengan jarak kami yang saat itu hanya 1 meter, Delia-pun berkata,

“ Awas kamu ya Zam, kalau sampai kena kamu bakalan aku perkosa habis-habisan kamu biar tahu rasa… ”, gertak Delia.
“ Weeeekkkk… Coba aja kalau kamu berani… ”, sembari terus menggoda-nya.

Saat itu saya menatap mata Delia, saya melihat nampak ada kehausan sexs yang selama ini terpendam, dan tidak tersalurkan. Tanpa dikomando dia-pun menutup kamar saya. Sebenarnya saya yang dari tadi sudah menahan nafsu, tanpa membuang-buang waktu dan kesempatan, saya-pun meraih tangannya. Tanpa tindakan menolak kemudian serempak untuk kissing.

Luar biasa, ternyata janda yang satu ini sangat agresif, saking agresifnya sat itu, Delia-pun menyambar handuk yang kukenakan tadi. Setelah terlepasnya handuk saya, Delia-pun terkejut ketika dia melihat kejantanan saya yang sudah mulai mengeras dan sedikit tegang. Tanpa basa-basi, Delia-pun menyambar kejantanan saya lalu meremas dan mengocok-nya,

“ Ouhhhh… Yeahhh… terus Del… ya begitu Del… terusin… Aahhhh… ”, racau saya.
Dengan Racau saya yang seperti itu, saya tidak menyangka ternyata mengundang gairah-nya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba dia jongkok didepan saya, lalu Delia melumat kepala kejantanan saya,
“ Uuhhh… Ssss… Aahhhh… Oohhhh… yeahhh… ”, desah saya.

Delia sangat ahli seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat apa-pun. Dengan liar-nya, Delia terus mengulum dan mengocok kejantanan saya. Saya terus dibuai dengan beribu kenikmatan. Sembari terus mengocok kejantanan saya, mulut Delia terus melumat dan memaju-mundurkan kepala-nya dengan lincah-nya,

“ Ouhhhh… Ssss… Aahhhh… ”, racau nikmat saya.
Kira-kira hampir 12 menit Delia mengulum kejantanan saya, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang hendak keluar dari kejantanan saya,
“ Ouhhhh… Sssss… Aahhhh… aku mau keluaar Del… Aahhhh… ”, ucap saya semakin tak terkontrol.

Tak lama setelah itu, pada akhirnya tersemburlah air mani saya di dalam mulut Delia. Sembari terus mengocok dan mengulum kepala kejantanan saya, Delia terus berusaha membersihkan air mani yang masih tersisa. Saya merasakan nikmat yang luar biasa. Saat itu Delia tersenyum. Lalu saya mencium bibirnya, kemudian kami-pun berciuman kembali, dengan lidah-nya yang terus dimasukkan ke dalam mulut saya.

Dengan siaga 1, saya menyambut lidahnya lalu menghisap lidah-nya dengan liarnya. Secara perlahan kejantanan saya-pun mulai tegang kembali. Kemudian, tanpa dikomando, Delia-pun melepaskan seluruh busana-nya termasuk BH dan CD (celana dalam-nya). Sampai-sampai mata saya-pun tidak rela jika harus berkedip. Payudara-nya yang padat, putih dengan puting yang mungil itu, seakan menantang saya.

Kemudian kuremas-lah dengan lembut payudara Delia yang sudah mengeras itu,
“ Ssss… Ouhhhh… Terus Zam… Aahhh… ”, racau-nya.

Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal paha-nya. Akhirnya saya berhasil meraih kewanitaan yang berada di sela-sela paha-nya dan tangan saya-pun mulai mengesek-geseknya. Desah kenikmatan-nya semakin liar saja yang keluar dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar.

Saya membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa dikomando, kusibakkan paha-nya. Saya melihat senggama-nya berwarna merAahhhh muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, saya menciumi kewanitaan-nya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.

“ Ouhhhh… teruss… Zam… Aduh… Nikmat… ”,
Saya terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelAahhhhan senggama-nya dan kumainkan lidah saya yang terus berputar-putar di klitoris seperti ular cobra.

“ Zam… Ouhhhh… teruss Honey… Ouhhhh… ”, desah Delia.
Racau nikmat yang keluar dari mulutnya, semakin memicu nafsu saya saja. Kemudian kusibakkan bibir kewanitaan-nya tanpa menghentikkan lidah dan hisapan saya,
“ Slruppp… Sruppp… Ouhhhh… Nikmat… Teruss… Teruss… ”, racaunya semakin menjadi-kjadi saja.

Tiba-tiba dia menekankan kepala saya pada kewanitaan-nya, lalu kuhisap kuat liang kewanitaan-nya. Saat dia mengangkat pinggul-nya, lendir kawin yang keluar dari kewanitaan-nya semakin banyak saja,
“ Ouhhh… A… a… aku… keluar Zam… Aahhhhhhh…. ”, ucap Delia di iringi dengan desahan panjang-nya.

Ternyata Delia mengalami klimaks yang dahsyat. Sebagaimana yang dia lakukan kepada saya, saya juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidah saya dari kewanitaan-nya. Saya menelan semua lendir kawin yang mengalir dari kewanitaan Delia itu. Awalnya memang terasa sedikit anyir dan asin, namun lam-kelamaan terasa gurih sekali.hhe.

Ditengah Delia yang masih menikmati klimaks-nya, dengan cepatnya saya langsung tancap-kan kejantanan saya di dalam kewanitaan Delia yang sudah becek dan basah oleh lendir kawin-nya, dan…

“ Blessssssss…. Ouhhhh… ”, desah nikmat saya.
Tanpa kesulitan sedikitpun saya kejantanan saya terus menerobos ke dalam lembut dan nikmat-nya kewanitaan Delia,
“ Ouhhhh… Honey… Memek kamu nikmat sekali Honey… Aahhhh… ”, desah saya lagi.
Rasanya batang kejantanan saya seperti terpijat didalam kewanitaan Delia. Disusul dengan Delia yang mulai bergairah kembali, lalu dia mulai menggoyangkan pinggulnya dengan irama yang hot,
“ Ouhhhh… Zam… Terus… Honey… Eummm… Ssss… Aahhhh… ”, racau Delia.
Kejantanan saya-pun saat itu kubenamkan lebih dalam lagi, kira-kira sekitar 13 menit saya berada diatas Delia. Delia-pun meminta saya agar berada di bawah, dan dia bisa melakukan WOT (women on top),
“ Sekrang kamu di bawah ya Honey… ”, ucapnya lembut penuh nikmat.

Saat itu saya hanya pasrah, masih dengan terus mengayunkan kejantanan saya pada kewanitaan-nya, kami merobAahhhh posisi. Dengan semangat menggelora, kejantanan saya terus digoyangnya. Delia dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kejantanan saya ke liang kewanitaan-nya.

“ Ouhhhh… Remas toketku Honey, Ssss… terus… Ouhhhh… Enak Honey… ”, racau kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“ Ouhhhh… Delia… terus goyang Honey… ”, teriAku memancing nafsunya.

Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arAahhhh dadsaya. Saya mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kejantanan saya menghujam lebih dalam.

“ Azam… Aahhhh… aku Keluuaarr, Honey… Ouhhhh… ”,

Ternyata Delia setelah mencapai klimaks yang kedua. Saya semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudAahhhh dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan pejuh (air mani). Kemudian saya membalikkan tubuh Delia, sehingga sekarang posisi Delia di bawah, dan tak lupa saya menganjal pinggulnya dengan bantal.

Kemudian saya menggoyangkan dengan konstan dan beirama ,
“ Ouhhhh… Delia… Nikmatnya… aku mau keluar Honey… Aahhh… ”, racau saya menjelang menuju klimaks, dan
“ Creettt… Creettt… Creettt… ”,

Akhirnya saya tidak kuat lagi menahan air mani saya, dan tersemburlah air mani saya memenuhi liang kewanitaan Delia yang nikmat itu. Lalu Delia-pun berkata,
“ Ouhhhh… Zam… kamu perkasa sekali Zam… Aahhhhhhh… ”,
Lalu Delia menimpa perkataanya lagi dengan berkata,
“ Sudah lama sekali saya menantikan hal yang seperti ini Zam… Aahhhh…”, diucap puasnya.
Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Delia memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kejantanan saya. Kemudian, tanpa kukomando, Delia berusaha mencabut kejantanan saya yang tampak mengkilat karena pejuh (air mani) saya bercampur dengan lendir kawin Delia.

Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi saya dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kejantanan saya yang sudAahhhh mulai layu. Saya memandangi liang kewanitaan-nya. Delia terus mengulum dan memainkan lidah-nya di leher dan kepala kejantanan saya. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kejantanan saya. Sesekali ia menghisap dengan keras liang kejantanan saya. Saya merasa nikmat dan geli.

“ Ouhhhh… Sssss… Geli Del… Ouhhhh… ”, desAahhhhku lirih.

Namun Delia tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kejantanan saya. Saya tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari kewanitaan Delia membuatku bergairah kembali. Saya kemudian mengecup dan menjilati liang kewanitaan-nya. Klitoris yang berada disamping atas tidak pernah saya lepaskan dari jilatan lidAahhhhku. Saya menempelkan bibirku dikelentit itu.

“ Ouhhhh… Zam… nikmat… ya… Ouhhhh… ”, desAahhhh-nya.
Delia menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
“ Ouhhhh… Terus Zam… Sss… Aahhhhhhh… ”, racau-nya sembari kepalanya meghadap keatas.
Kini kewanitaan-nya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.
“ Ouhhhh… YeAahhhhhh… Teruss… Ouhhhh…Ouhhhh ”, saya menyedot kuat liang senggama-nya.
“ Zam… Aku mau… Ouhhhh… aku keluar Honey… Ssss… Aahhhh… ”,

Dia menghentikan gerakannya, tapi saya terus menyedot-nyedot liang kewanitaan-nya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kejantanan saya kembali menjadi sasaran mulutnya. Saya sangat suka sekali dan menikmatinya. Saya akui, Delia adalah tipe perempuan yang sangat ahli memuaskan kaum lelaki dalam segi .

Delia terus menghisap dan menyedoti kejantanan saya sembari mengocok-ngocoknya. Saya merasakan nikmat yang tiada tara.
“ Ouhhhh… Delia… Teruss… Teruss… ”, rintihku menahan sejuta kenikmatan.
Delia terus mempercepat gerakan kepalanya.
“ Uuhhh… Ssss… Aghhhh… Del… aku mau Keluar Del… Ssss… Aahhhhhhh… ”,
“ Creettt… Creettt… Creettt… ”,
Air maniku tersembur ke dalam mulut Delia. Sementara Delia seakan tidak merelakan setetespun air maniku tercecer dari mulutnya,
“ Terimakasih Honey… ”, ucapku…
Saya merasa puas… Ia mengecup bibirku.

“ Zam… mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Saya sangat puas dengan pelayananmu. Saya tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Saya sangat puas. BiarlAahhhh saya saja yang menerima kepuasan ini. ”,

Saya hanya terdiam, Sejak saat itu, saya sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, tiduran sembari membentuk gaya sexs 69. Dan tak jarang saya tertidur dengan menghirup aroma segar liang senggama-nya, dan sebaliknya, Delia-pun mengulum kejantanan saya.

Sebagai Pria normal, pada pagi hari ketika bangun tidur, kejantanan saya selalu ereksi, dihisap-hisap-nya kejantanan saya yang masih ereksi itu, sementara saya dengan santai-nya tetap tidur sambil menikmati oralan-nya, terkadang saya jilat kewaitaanya dengan gemas dan penuh nafsu.TamaT.


EmoticonEmoticon