Tante Lendir - Marlina Kusyanti adalah seorang wanita berdarah Manado yang sangat cantik dengan kulitnya yang putih dan sangat mulus serta ditopang dengan bentuk tubuhnya yang ramping dan padat berisi, Mba Lina biasa Aku memanggilnya dan dia adalah teman sekantorku yang sampai saat ini belum mendapatkan keturunan setelah sepuluh tahun perkawinannya dengan seorang Pengusaha.
Aku yang sebagai teman Mba Lina sudah lama tau akan hal ini, kadang aku sering menghayalkan untuk memberikan keturunan kepada Mba Lina dengan menidurinya, hal ini karena aku sangat terpesona oleh penampilan Mba Lina yang sangat cantik dan seksi.
Aku sering dengar dari teman teman sekantor bahwa Mba Lina sudah berusaha maksimal untuk segera mendapat keturunan, dari dokter spesialis kandungan didalam negeri sampai ke luar negeri hanya untuk memeriksa keadaan dirinya dan suaminya.
Hal inilah yang kemudian membuatku ingin memanfaatkan keadaan Mba Lina yang sudah sangat menginginkan punya keturunan, dan aku berencana untuk bisa memperdaya Mba Lina dengan dalih ingin membantu keinginannya untuk segera mendapatkan keturunan.
Sebelumnya aku sudah menghubungi kenalanku yang seorang tukang urut dan kujelaskan semua maksud dan tujuanku kepadanya, dan dengan senang hati kenalanku itu siap membantu semua rencanaku untuk memperdayai Mba Lina. CASINO QIUQIU
Kemudian akupun mencari waktu yang tepat untuk bisa bicara dengan Mba Lina mengenai maksudku untuk membantu memberikan solusi yang mungkin bisa diterima oleh Mba Lina. Siang itu setelah jam makan siang sengaja kuhampiri Mba Lina yang sedang duduk sendiri dimeja kerjanya.
“…lagi sendirian aja nih Mba…?” tanyaku membuyarkan lamunannya.
“…iya nih Mas…Mas Anto bikin aku kaget aja nih…!” jawabnya sedikit kaget.
“…makanya Mba…jangan suka ngelamun…!” kataku lagi.
Dengan sedikit enggan Mba Lina menimpali, “…tumben ada perlu apa Mas…?”
Lalu kujawab dengan mengecilkan suaraku, “…mau ada yang saya bicarakan sama Mba Lina nih, tapi harap Mba Lina jangan kesinggung ya…?!”
“…emang Mas Anto Mau ngomong apa sampe minta aku jangan kesinggung…?” Tanya Mba Lina heran.
“…begini Mba…saya ingin membantu memberikan solusi alternatif kepada Mba yang mungkin bisa dicoba agar Mba bisa segera mendapatkan keturunan…!” jelasku dengan rasa khawatir.
Dengan sedikit antusias lalu dijawabnya lagi, “…oh …Mas Anto mau kasih tau aku untuk mencoba dengan jalan aternatif…?!”
Dan kujelaskan lagi, “…yah pastinya Mba Lina sudah pernah mencoba dengan jalan berobat melalui alternatif, tapi ngga ada salahnya kalo Mba Lina mau mencoba alternatif dari saya…!?”
Lalu tanyanya dengan sedikit penasaran, “…emangnya Mas Anto kasih tau alternative yang seperti giman sih…?!”
Selanjutnya akupun menjelaskan tempat berobat alternative berikut cara cara yang harus dijalankan,
“…saya ada kenalan seorang perempuan tukang urut di Cipanas yang biasa menolong orang yang ingin segera mendapatkan keturunan Mba, kalo Mba Lina berminat mencobanya saya akan antarkan…!”
Dan dijawab oleh Mba Lina lagi, “…aku sudah beberapakali mencoba cara alternatif Mas, tapi ngga ada salahnya juga sih mencoba lagi…terus cara ngobatinnya gimana Mas…Mas Anto tau…?”
“…untuk cara pengobatannya katanya pasien yang mau ditangani harus membawa sperma suaminya dalam satu wadah Mba, dan nanti dengan caranya sendiri sperma tersebut akan di masukan kedalam rahim si wanita pasien itu…dan katanya si wanita pasien ini harus datang sendiri tanpa diantar oleh suaminya, begitu yang saya tau Mba…!”
Dengan seksama Mba Lina menyimak semua penjelasanku lalu dengan antusiasnya yang mulai timbul Mba Lina pun bertanya lebih serius, “…wah kalo alternative yang seperti itu aku belum pernah tau apalagi mencoba…terus kalo aku mau kesana Cuma diantar sama Mas Anto…?”
Dan kembali kujelaskan, “…iya Mba…dan disana Mba Lina di haruskan bermalam bersama Ibu tukang urut itu…kalo saya Cuma nganter sampe ketemu aja sama Ibu tukang urutnya terus saya pulang kampung ke Cianjur deh…!”
Tanya Mba Lina lagi lebih serius, “…terus aku harus bermalam sama Ibu itu dirumahnya gitu Mas…kok Mas Anto ngga nungguin aku sih…?”
Lalu dengan santai kujawab untuk menenangkannya, “…karena memang syaratnya ngga boleh ada orang lain selain Mba…tenang aja Mba nanti aku balik kesitu lagi besoknya dan ke Jakarta lagi bareng Mba Lina…!”
Dengan wajah senang Mba Lina kembali menjawab, “…oh kalo begitu mendingan Mas…daripada sendirian, emangnya ngga boleh apa Mas Anto nemenin aku dirumahnya…?”
Lalu kucoba jelaskan lagi, “…jadi begini Mba…Ibu itu ngobatinya bukan dirumahnya…tapi di penginapan di Cipanas, kalo ada janji ngobatin itu urut itu langsung pesan kamar di peninapan langganannya dia Mba…!”
Dengan penuh perhatian Mba Lina mendengarkan semua penjelasanku dan diiringi pertanyaanya kemudian,
“…oh begitu Mas…terus mengenai biayanya berapa Mas…?”
Dan kataku lagi, “…kalo menurut yang saya dengar Cuma lima ratus Mba…!”
Setelah penjelasanku yang panjang lebar akhirnya Mba Lina pun berniat untuk pergi ke Cipanas bersamaku tanpa suaminya, dan aku pun menghubungi kenalanku itu untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Aku dan tukang urut kenalanku itu sebelumnya sudah merencanakan maksud dan tujuanku membawa Mba Lina untuk berobat kepadanya, dan dia akan berpura pura mengobati Mba Lina dengan cara yang sebelumnya sudah kukarang dan ku instrusikan kepada tukang urut kenalanku itu. AGEN CASINO
Sudah kujelaskan kepadanya bagimana dia menangani Mba Lina, aku menyuruh dia untuk mengobati Mba Lina dengan pertama tama meminta Mba Lina mandi ,lalu setelah selesai mandi meminta Mba Lina untuk hanya memakai kemben kain batik tanpa kutang dan celana dalam, lalu memberikan minuman kepada Mba Lina dengan minuman yang sudah diberi obat tidur.
Demikian cara cara yang sudah kujelaskan kepada tukang urut kenalanku itu, dan aku meminta dia untuk memberikan urutan urutan sedikit ketubuh Mba Lina sambil menunggu reaksi dari obat tidur yang sudah diminum Mba Lina.
Hari yang kunantikan akhirnya tiba dengan berangkat menggunakan Honda Jazz miliknya akupun berangkat bersama Mba Lina menuju Cipanas, setelah hampir tiga jam perjalanan kamipun tiba di penginapan dimana tukang urut kenalanku itu sudah menunggu kedatangan kami.
Akupun permisi kepada Mba Lina dengan alasan untuk meneruskan perjalananku pulang ke kampung istriku di Cianjur, aku yang tadi sudah berpamitan kepada Mba Lina bersembunyi ditempat yang aman yang tidak akan terlihat oleh Mba Lina sambil menunggu tukang urut kenalanku itu untuk memanggilku.
Tukang urut itu menjalankan semua perintah yang sudah aku terangkan kepadanya dengan pertama meminta Mba Lina untuk mandi dengan peralatan mandi yang sudah disiapkan Mba lina sedari rumah tadi, lalu ibu tukang urut itu meminta Sperma milik suaminya yang sudah dibawa Mba Lina, sambil menjelaskan bahwa sperma tadi akan dimasukan kedalam rahim Mba Lina dengan caranya, dan dijelaskan juga kepada Mba Lina bahwa nanti setelah sperma suaminya sudah dimasukan dalam rahimnya, diminta Mba Lina untuk tidak kaget karena akan merasakan tubuhnya yang seperti baru berhubungan badan dengan suaminya.
Dengan berbagai penjelasan yang seluruhnya ngarang akhirnya ibu tukang urut itu mulai mengurut tubuh Mba Lina yang sudah di minta untuk menghabiskan minuman yang tanpa setau Mba Lina sudah dicampur dengan obat tidur.
Aku yang sedang bersembunyi di satu tempat sudah mulai gelisah dengan batang kontolku yang sudah ngaceng, membayangkan sebentar lagi aku akan menikmati kehangatan tubuh seksi Mba Lina yang sudah lama kuidamkan. Setelah kurang lebih satu jam menunggu akhirnya ibu tukang urut itu keluar dari kamar penginapan dan segera memanggilku dengan diiring senyumnya,
“…Mas cepat kesini Mas… Mba Lina sudah tertidur dikamar tuh…!”
“…oke bu…sip !!!…sekarang gentian ibu yang keluar nunggu saya ya…?” jawabku.
CERITA DEWASA - Akupun masuk kedalam kamar penginapan dan dengan jelas aku lihat Mba Lina yang tertidur pulas diatas ranjang denga terlentang hanya mengenakan kain kemben batik ditubuh seksinya, dengan pengaruh obat tidur yang tadi sudah diminum Mba Lina akan membuat dirinya tertidur cukup lama sesuai dengan takaran obat tidur yang sudah kuracik untuk membuat Mba Lina tertidur hingga besok siang.
Aku mulai membuka seluruh pakaianku hingga tak sehelai benangpun tersisa dibadanku, lalu kuhampiri tubuh Mba Lina yang tidur terlentang dari samping ranjang, dengan keyakinan Mba Lina sudah terpengaruh obat tidur dengan dosis tinggi, dengan penuh nafsu lalu kulumat bibir sensualnya dan kugapai lidah dalam mulutnya, lalu kujilati leher jenjang Mba Lina yang putih dan halus itu dengan banyak menyisakan air liurku diseluruh permukaan kulit lehernya.
Aku mulai meremasi buah dada Mba Lina yang lumayan montok dan ku buka ikatan kain kemben di dadanya, lalu dengan nafsu kujilati kulit buah dadanya yang halus dan kukenyoti putting susunya, lalu ciumanku turun keperutnya yang masih tertutup kain kemben dan terus turun kebagian vagina Mba Lina yang juga masih tertutup kain kemben, dan turun lagi jilatanku dipahanya.
Aku sangat tidak sabar untuk segera merasakan liang vagina Mba Lina, dengan menyingkap kain kemben didepan vaginanya, lalu kujilati vagina Mba Lina dengan mainkan klentitnya dengan lidahku, setelah beberapa saat lalu kubuka kedua paha Mba Lina dan dengan kepala kontolku kugesek gesek dibelahan vaginanya, lalu dengan dengan dorongan perlahan ku sodok kedalam seluruh batang kontolku yang dengan mudah masuk seluruhnya, lalu kugenjot liang vagina Mba Lina denga penuh nafsu…
“…aaahhh…Lina…akhirnya kudapatkan juga memekmu, dan sebentar lagi akan ku semprotkan benih dariku kedalam rahimmu…dan semoga kamu bisa kuhamili…aaahhrgggssshh…enaknya memekmu Lina…ooohhh…!”
Setelah beberapa lama akhirnya kusemprotkan benih dari maniku ke rahim Mba Lina, “…aaahhh…Mba…Linnnaaaa….kuhamili kau aaahhh…!” crot…crot…crot…!”
Akupun dengan sangat puas akhirnya bisa juga menikmati vagina Mba Lina sekaligus menanam benih didalam rahimnya, setelah itu aku beristirahat sejenak dan tidak lama kemudian gairahkupun kembali dan untuk kedua kalinya tubuh Mba Lina kugumuli lagi dengan penuh nafsu, Mba Lina yang masih dalam pengaruh obat tidur sama sekali tidak merasakan apa apa atas perlakuan sexual dariku.
Aku panggil ibu urut kenalanku itu setelah selesai aku menyetubuhi Mba Lina untuk yang kedua kalinya, dan kuminta ibu itu untuk merapikan keadaan Mba Lina yang sudah awut awutan sehabis kugarap tubuhnya.
CERITA DEWASA - Setelah tubuh Mba Lina sudah kembali fresh akupun meminta ibu urut untuk kembali meninggalkan aku, yang sudah ingin kembali mencurahkan segenap nafsu syahwatku terhadap tubuh seksi Mba Lina, demikianlah sepanjang malam hingga pagi menjelang akupun menyudahi aktivitas sexualku terhadap tubuh Mba Lina yang masih terlelap oleh kerasnya pengaruh obat tidur yang berdosis tinggi.
Siang itu Mba Lina bangun dan kepadaku dikatakannya dalam perjalanan pulang ke Jakarta, “…Mas badanku kok pada sakit semua ya…kayak habis apa…gitu…?!”
Lalu kujawab, “…yah mungkin disaat Mba Lina tertidur ibu urut itu terus terusan mengobati Mba…jadi bekasnya baru kerasa sekarang Mba…?!”
“…iya kali ya Mas…?!” kata Mba Lina sambil mengemudikan mobilnya.
EmoticonEmoticon