Rabu, 14 Juni 2017

Nikmatnya Keperawanan Tia Pembantuku


Nikmatnya Keperawanan Tia Pembantuku

Tante Lendir - Ketika bi Iyah pembantu kami menyatakan ingin berhenti bekerja karena akhir2 ini sering sakit, ia memohon agar kami mau menerima anak bungsunya untuk bekerja di rumah kami. Karena kasihan dan menghargai masa kerjanya yang lama akhirnya kami mengiyakan walau sedikit ragu mengingat anak bi Iyah baru berumur 16 tahun.

Diluar dugaan kami, setelah beberapa lama ternyata Tia bisa menghapus semua kekhawatiran kami, ia sangat rajin dan cekatan. Setiap pagi saat kami baru bangun tidur, seluruh isi rumah sudah disapu dan dipel bersih, bahkan sarapan pagi sudah tersedia di meja makan. Istriku mengatakan bahwa kami sangat beruntung mendapatkan Tia sebagai pengganti bi Iyah yang sudah mulai tua.

7 bulan berlalu.. Pekerjaanku sebagai marketing berjalan lancar, istriku bahkan mendapat kenaikan jabatan di kantornya. Aku senang dan bangga melihat semangat kerjanya. Hanya saja, semakin hari pulangnya semakin sore, bahkan beberapa kali ia harus pulang jam 8 malam. Untung saja kantorku tidak terlalu ketat dalam hal jam kerja, bahkan dengan adanya sambungan internet di rumah terkadang aku bisa mengerjakan pekerjaan di rumah, hingga gak usah berangkat ke kantor.

Suatu siang, iseng buka2 situs porno.. aku tertegun melihat sebuah video sex yang dimainkan oleh seorang laki2 dengan seorang gadis kecil. Aku yakin umurnya di bawah 17 tahun mungkin 15 atau 16.. tapi.. gilaa.. setelah beberapa saat aku menyadari begitu terpengaruh oleh video tersebut..

Pikiranku melayang membayangkan bercinta dengan seorang gadis kecil, yang payudaranya baru tumbuh.. dengan puting kecil kemerahan.. bulu kemaluan yang masih halus.. aku membenahi posisi kemaluanku yang menggeliat mengeras dalam celana pendekku.. Tiba2 saja aku membayangkan Tia, dengan tubuh telanjang merintih di bawah tubuhku, menikmati batang kemaluanku menggesek lubang kemaluannya yang sempit... bergerak dalam tubuhnya yang mungil.... Ah.. gila! Sejak kapan aku jadi seorang Phedophilist..?

Seminggu kemudian, aku menyadari sesuatu telah mengganggu akal sehatku.. Sesuatu yang membuat mataku selalu menatap dua bukit kecil di dada Tia, memperhatikan bentuk pantat dibalik celana pendeknya.. sesuatu yang membuatku walau terlihat seperti tak sengaja berusaha menyentuh lengannya, merasakan getaran kemaluanku saat berdekatan dan mencium bau tubuhnya.. Semakin aku membayangkan Tia, semakin sering aku bermasturbasi.. mengkhayalkan bagaimana nikmatnya bercinta dengan gadis kecil ini, Tia..

Suatu pagi, saat istriku sudah berangkat kerja.. aku berdiri diam tanpa suara di depan kamar mandi, mendengar suara air jatuh di lantai kamar mandi, aku tau Tia sedang mengguyur tubuhnya yang telanjang, menyabuni lekuk tubuhnya, payudaranya.. selangkangannya.. Aku semakin tak tahan.. Pelan2 aku melangkah masuk ke dalam ruangan Mushola di sebelah kamar mandi.. Jantungku berdegup ketika melihat lubang ’Manhole’ untuk memperbaiki atap.. Muncul sebuah ide untuk memanjat lubang itu dan mengintip Tia dari atas plafon...

Keesokan paginya, begitu Tia masuk kamar mandi, aku segera mengunci semua pintu dari luar, lalu secepat kilat tanpa suara memanjat lubang manhole di atas mushola.. Aku sudah berada di atas plafon merangkak hati2 berusaha untuk tak mengeluarkan suara sedikitpun, ketika mulai terdengar suara guyuran air di bawahku.. Aku segera menemukan sebuah lubang yang kecil dan mulai mengintip.. Jantungku berdegup begitu kencang ketika mataku mulai melihat dengan jelas ke dalam kamar mandi.. Ya Tuhan.. aku nyaris tak percaya dengan penglihatanku, menyamping dari arahku.. tubuh Tia telanjang bulat, dengan payudara yang sedang tumbuh bergayut indah.. Air membasahi kulit remajanya, membuatnya terlihat segar dan.... hh.. pantatnya begitu padat.. Tia bersenandung lirih, tak menyadari seseorang sedang memperhatikan seluruh gerakannya.. menatap setiap lekuk daging tubuhnya... Kemaluanku tegang mengeras berdenyut2.. Tia menelusuri tubuhnya dengan sabun, aku terpaksa harus menelan ludah berulang2 saat ia menyabuni payudaranya.. sepertinya aku bisa merasakan kekenyalan dua bukit daging itu..

Saat Tia berbalik hendak menyimpan sabun, aku membelalakkan mata.. kearah selangkangannya.. bulu bulu halus diatas kemaluannya benar2 menyempurnakan apa yang kulihat.. Tanganku mencengkram batang kemaluanku yang sudah benar2 keras.. ”Aku harus... aku.. harus bercinta dengannya...” Tia mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk.. Aku terhenyak, karena tanpa kuduga ia menungging mengambil sikat gigi yang jatuh di lantai.. Daging kemaluannya menyembul dari sela2 pantatnya yang bulat.. aku tak dapat menahan diri lagi, dengan sedikit gerakan meremas di pangkal kemaluanku dan.. ”Aahhhh..............hhh...!!! Hhh... aa.......h..h..!! Seluruh hasrat dan nafsuku meledak, menyemprotkan begitu banyak cairan sperma dalam celanaku.. Aku sedang berusaha mengatur nafasku saat Tia selesai memakai baju lalu keluar dari kamar mandi..

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan.. aku tak juga bisa melupakan hasratku terhadap Tia.. Beberapa kali aku mengintip Tia mandi, dan entah berapa puluh kali sudah aku beronani membayangkan gadis imut 16 tahun itu.. dan aku semakin terobsesi oleh Tia.. tapi aku tak cukup nekat untuk melakukan apapun terhadapnya.. Sentuhan2 kecil seperti tak sengaja sering kulakukan, tapi ia hanya menghindar dengan sopan.. Aku tak berani melakukan lebih dari itu.. Sekitar 4 bulan kemudian, muncul ide untuk memancingnya dengan film porno.. Aku menyimpan beberapa DVD yang paling hot diatas tempat tidur.. Biasanya setelah aku berangkat kerja, Tia baru berani masuk kamar tidur untuk menyapu dan merapikan kamar tidur kami.. Aku membiarkan salah satu DVD tersebut berada dalam DVD Player dalam kamar.. lalu berangkat kerja.

Siangnya aku pulang sekitar jam 12.. sewaktu memasukan mobil ke dalam gerasi.. aku sempat melihat bayangan orang melesat keluar dari kamarku.. sekelebatan saja aku yakin bahwa itu adalah Tia.. aku melangkah masuk lewat pintu samping. Gak ada orang, aku ke belakang mencari Tia, tapi ia tak ada di dapur maupun di halaman belakang. Ku buka pelan2 pintu kamarnya.. kosong..! ”Tiaaa..?!” Aku memanggilnya.. tak ada jawaban... Di depan pintu kamar mandi aku kembali memanggilnya,

”TIAA...!!” ”Yya.. pak..” terdengar suara dari dalam kamar mandi.. ”lagi mandi..?” ”I..ya.. nggak.. iya.. ppak...!” Aku berjalan dengan suara langkah yang cukup jelas, membiarkan ia mengira aku berjalan ke ruangan depan.. lalu secepat kilat aku masuk ke dalam mushola, memanjat lemari dengan hati2.. dan dalam beberapa detik aku sudah berada di atas plafon.. mulai mengintip melalui lubang kecil itu.. Aku menahan nafasku yang langsung terasa sesak, saat melihat apa yang ada di bawah sana... Tia duduk bersandar di atas toilet yang tertutup.. kakinya mengangkang dan tangan kanannya berada di sela selangkangannya.. matanya terpejam.. aku nyaris tak percaya melihat gadis 16 tahun itu benar2 sedang bermasturbasi.. jari2 tangannya bergerak cepat merangsang kelentitnya..

”Pancinganku berhasil, ia menonton DVD hot yang sengaja ku letakkan di atas tempat tidur..” Tia terlihat begitu terangsang, wajahnya menengadah, matanya terpejam dan tangannya semakin cepat bergerak... Samar2 terdengar suara rintihan kecilnya, ” Hh..hh.. akh..” Aku semakin gemetar, ketika gadis itu perlahan menekan ujung jari telunjuknya ke lubang kemaluannya.. Lututnya bergetar.. sepertinya ia begitu larut dalam hasrat yang bergejolak.. ”Ssh..hh.. hh..” Rintihannya kembali terdengar lirih, mengekspresikan keinginan seksual yang semakin memuncak.. Pelan2 aku merangkak turun, berjalan ke ruang tengah dan memanggilnya lantang..” TIAAAA................! Tia segera menyahut ”Ya paak...?!” ”SINII....! CEPETANN..”

Aku tau, di usia remaja seperti itu, hormon tubuhnya sedang bergejolak menuju ke kedewasaan seksual.. Membayangkan ia menonton video XXX seperti itu, aku berani bertaruh celana dalamnya pasti sudah basah oleh cairan vagina.. ”di kamar mandi tadi, apa yang sedang ia bayangkan..? Ahh.. Pasti sebuah penis yang keras dalam kemaluannya..” ”ya pak..?” Tia berdiri di pintu kamarku.. Aku merebahkan diri di atas tempat tidur hanya bercelana pendek dan kaos ”tolong pijitin kaki saya, pegel banget..” Ragu2 Tia duduk di sebelah tempat tidur, dan mulai memijit kakiku... Aku memejamkan mata, menikmati sentuhan jemari kecilnya.. membayangkan kemungkinan ia tak sempat membasuh cairan vaginanya membuatku tak dapat menahan ereksi yang tiba2 saja membuat celana pendekku menonjol.. ”Pahanya Tia, agak keras..!” Remasan tangan lembutnya di pahaku semakin membuat kemaluanku mengeras.. ”Sebentar, takut ada yang liat..” aku berdiri mengunci pintu kamar.. lalu kembali merebahkan diri.. Tia terlihat gugup, menyadari tonjolan diselangkanganku semakin menggembung.. ia terus menundukan wajah..

Aku menarik tangannya agar kembali memijat pahaku.. Aku berusaha bersikap wajar, membiarkan ia memijat kakiku, lututku, paha.. Aku meraih remote TV dan DVD Player yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur, lalu memijat tombol ON.. Tak lama sebuah adegan Blue Film muncul di layar, ”ini bukan DVD yang tadi pagi aku pasang..” aku tersenyum, mengerti.. ”kamu udah liat film ini Tia..? Tia menggelengkan kepala tanpa menoleh.. ”liat dong, udah belum...?” Tia melirik sekilas dan cepat2 menunduk lagi.. ”Gak apa2 koq, kamu kan udah gede.. biar tau gimana caranya....” Tia diam seribu bahasa.. Aku memperbesar volume suaranya, hingga terdengar rintihan dan erangan wanita dalam film itu..

Seorang laki2 dengan kemaluan cukup besar sedang menyetubuhinya... ”Udah ya pak..? Tia mau ke belakang..” Tia berdiri hendak pergi secepat kilat aku menyambar tangannya.. menariknya duduk di sampingku.. Aku langsung memeluknya, menariknya rebah menimpaku.. Tia berusaha berontak tapi dekapanku cukup kencang membuat ia tak berkutik.. ”Jangan takut Tia, kita nonton bareng mumpung gak ada orang..” Tia mencoba berontak lebih keras.. aku menahannya dengan tangan dan kakiku..

Gelinjang dan tubuhnya yang bergerak-gerak memberontak membuat gairahku semakin memuncak.. aku mulai menciumi wajahnya.. bau keringatnya membuat kemaluanku mengeras.. Tia menjerit kaget saat aku menarik celana pendeknya lepas, aku terkejut menyadari bahwa ia tak sempat memakai celana dalam setelah keluar dari kamar mandi.. Tanganku langsung menyentuh kemaluannya, jari tengahku sempat menyelip di sela belahan daging kemaluannya, terasa sedikit basah.. Tia memberontak lebih keras.. ia menangis lirih, memintaku untuk melepaskannya.. Tapi aku sudah lupa segalanya.. Obsesi berbulan2, khayalan2 erotis ku membayangkan menikmati tubuh Tia.. seperti membludak menguasai tubuh dan keinginanku.

Aku meremas2 payudaranya, menciumi bibirnya, lehernya.. menjilati daun telinga nya.. Tia tak bisa melepaskan dekapanku.. ia terus bergerak, berusaha mendorongku.. Aku melepaskan celana pendekku dengan cepat.. kemaluanku mengacung tegang, menyentuh pahanya.. selangkangannya.. Tia menangis.. kedua tanganku memegang kepalanya, mencium bibirnya dengan lembut.. Tia mulai melemah.. aku menciumi air mata yang membasahi kedua pipinya.. ”jja..ngan pakk.. jangaaann..”

Aku menjilati bagian samping lehernya.. lubang telinganya... ia melenguh.. menggelinjang... Kepala kemaluanku menempel di bibir kemaluannya.. ia mendorongku.. lemah.. ”Ssshh..hhh.. jangan takut Tia.. gak akan sakit.. saya janji..” kemaluannya terasa hangat.. aku gak tahan ingin memasuki tubuhnya, tapi aku kesulitan menembus lubangnya yang masih sangat rapat.. Aku membasahi kepala kemaluanku dengan air ludah, lalu mulai menekannya pelan2... ”Aaghh.. sakiiit...!” ia menangis pelan.. aku menekan lebih kuat.. ”Aaaauuw.......!” kepala kemaluanku perlahan menerobos celah sempit itu..

 Aku mencium bibir Tia, mengulum lidahnya sambil menekan kemaluanku lebih dalam.. Tubuhku bergetar oleh rasa nikmat dan hasrat yang bergelora... Batang kemaluanku mengalirkan rasa nikmat yang luar biasa.. dijepit oleh daging hangat yang begitu erat mencengkram.. Darah segar membasahi batang kemaluanku.. ”Tia.. Tia sayang.. aku telah merenggut keperawananmu..” Aku mulai menggerakkan kemaluanku keluar masuk.. Tia mencengkram erat punggungku, membuatku sedikit kesulitan bergerak.. matanya terus terpejam, tapi ia tak lagi berontak.. aku menekan pantatku.. hingga kemaluanku hampir masuk seluruhnya.. ”Uughh..h..” Tia melenguh.. merasakan sakit dan nikmat di saat bersamaan.. ku ulangi gerakan keluar masuk itu beberapa kali, pelan tapi sedalam mungkin.. hingga kepala kemaluanku terasa menyentuh dasar vaginanya..

Tak ada lagi pemberontakan saat aku menarik kaosnya lepas... kedua payudara yang sedang tumbuh itu langsung menyembul dengan indah.. ”Ya tuhann..” Aku mencengkram kedua bukit daging itu dan mulai melahapnya dengan rakus... Tia menggelinjang.. aku memainkan puting susunya yang kecil dengan lidahku.. ia merintih.. ”nghh..hh”.. pantatku kembali bergerak, mendorong kemaluanku yang sangat tegang melesak ke dalam tubuhnya.. menariknya keluar, lalu menerobos masuk lagi.. menancap dalam tubuhnya.. menyentuh dinding kemaluannya.. bergerak semakin cepat, aku merasakan kenikmatan itu semakin menguasai tubuh dan pikiranku.. menjalari kaki, anus, batang kemaluan hingga kepalaku..

Aku bergerak makin cepat, mengocok daging hangat Tia dengan kemaluanku yang semakin keras.. Sesekali ia menjerit kecil, kesakitan.. saat aku semakin menggila.. kejantananku bergerak dalam tubuh kecil Tia.. dalam jepitan otot vagina sempit yang basah oleh lendir vaginanya.. Kemaluanku bergetar nikmat.. kemaluan Tia berdenyut hangat.. Akh, sepertinya aku tak sanggup lagi menahan... Dalam kenikmatan, aku menatap wajah Tia yang manis dan lugu.. berkeringat dalam dekapanku.. matanya terpejam, payudaranya berayun tersentak sentak oleh gerakanku menyetubuhinya... puting kecilnya begitu indah kemerahan... Aaghhh.. aku menghentikan gerakanku sejenak.. berusaha menahan ledakan kenikmatan yang hampir menyemprot dalam tubuh perawan kecil ini..

Untuk pertama kalinya, Tia membuka matanya yang basah... melihat kedalam mataku dengan tatapan yang tak pernah kulihat sebelumnya... Kami masih saling berpandangan saat aku perlahan kembali menggerakan kemaluanku masuk, keluar.. masuk dan keluar semakin cepat... semakin kuat... ”aaakhh...hh..” Tia mengerang.. Tak kusangka2 ia menarik kepalaku mendekat.. Tia mencium bibirku.. aku langsung melahap bibirnya.. membelitkan lidahku mencari2 lidahnya..

Dalam kenikmatan yang begitu memabukkan, aku merasakan lidah Tia bergerak dalam mulutku..”Ttia.. hh..Aghhh. hh...” Sekali lagi aku berhenti.... berusaha menahan.. tapi.. akh.. Tia masih menggerakkan pinggulnya, tak menyadari bahwa aku sudah diambang puncak kenikmatan.. Kemaluannya yang sempit mengurut batang kemaluanku dengan sempurna... ”SSTOPP..Hhh..!!” aku memintanya berhenti.. dan.. terlambat.. ”AAAAAh....Aaaaaaaghhhhhh...hhh” Tia berusaha mendorongku keluar dari tubuhnya, tapi tanpa sadar aku malah menekan kemaluanku dalam2..

”HHhhh...akhh.....” Rasa nikmat yang luar biasa benar2 membuatku kehilangan kesadaran.. Aku terus menggenjot kemaluanku dalam jepitan kemaluan Tia yang kencang, tenggelam dalam gelombang perasaan surgawi.. Menyemprotkan begitu banyak cairan sperma ke dalam tubuh gadis kecil itu.. Dorongan tangan Tia tak membuatku tersadar, aku menekan kemaluanku dalam2 hingga pangkal kemaluanku.. Nikmat yang paling nikmat, orgasme yang begitu panjang...

Ejakulasi yang begitu banyak jumlahnya, menyemprot dalam tubuh perawan 16 tahun ini... Aku mencium bibir Tia, menindihnya, memeluknya, menikmati kenyal payudaranya menekan dadaku, merasakan kemaluanku berdenyut2 dalam kemaluannya yang hangat..

Selama beberapa saat kami tak bergerak, tubuh telanjang kami menyatu, basah oleh keringat.. tanpa ada suara, tanpa ada gerakan, hanya nafas yang terdengar...

Esoknya, hari berikutnya dan esoknya lagi.. Tia menghindar untuk bertatap muka denganku.. Setiap istriku berangkat kerja, ia langsung mengurung diri di kamarnya.. Aku mencoba bersabar menunggu sampai ia keluar dari kamarnya.. Tapi sampai beberapa jam aku menunggu ia tak juga keluar, aku mengetuk pintu kamarnya, memanggilnya tapi ia tak mau menjawab.. Hari sudah siang dan banyak pekerjaan rumah yang masih belum ia kerjakan. Daripada nanti istriku bertanya tanya, lebih baik aku mengalah.. lalu berangkat ke kantor.. Tapi sorenya rumah sudah kembali rapi, rupanya setelah aku meninggalkan tumah, Tia langsung bekerja seperti biasa.. Didepan istriku Tia berusaha bersikap wajar, seperti sebelum ada kejadian itu, tapi ketika istriku masuk kamar mandi atau pergi ke warung, Tia langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya. Lama lama aku jadi semakin geregetan, kesal dan penasaran..

Suatu malam, aku sibuk menyelesaikan pekerjaan dengan laptop ku. Istriku tidur sangat lelap akibat obat flu yan diminumnya.. Sekitar pukul 00.30, dalam keheningan malam itu terdengar sayup2 suara pintu kamar Tia terbuka. Perlahan tanpa suara aku berjalan keluar, rupanya Tia sedang ke kamar mandi mungkin terbangun karena pengen buang air kecil. Tiba2 muncul ide gila, diam2 aku masuk ke kamar Tia yang gak dikunci, lalu masuk ke kolong tempat tidurnya. Sekitar 2 menit kemudian Tia masuk, lalu mengunci pintu kamar. Aku melihat kaki Tia sebatas betisnya yang kuning langsat melangkah menuju tempat tidur. Tia membanting tubuhnya ke atas kasur hingga hidungku terbentur bagian bawah kasur, aku memaki dalam hati.

Setelah menunggu sekitar 20 menit, aku mulai mendengar suara nafas yang teratur, ia sudah terlelap.. Perlahan aku merangkak keluar dari kolong tempat tidur itu. Begitu berdiri dadaku langsung berdegup kencang.. Tia terbaring lelap dengan hanya mengenakan bra.. Pelan2 aku menarik selimut kain yang menutupi bagian bawah tubuhnya.. celana dalam berwarna hitam menutupi gundukan daging diselangkangannya.. Aku mendekatkan wajah ke arah kemaluannya.. menciumnya lembut..

Kemaluanku langsung menggeliat.. Sudah 10 hari sejak kejadian itu, aku benar2 seperti keranjingan, menelusuri tubuh setengah telanjang Tia dalam cahaya lampu yang agak redup.. menyentuh kulit perutnya dengan punggung tanganku, lalu jari tanganku dengan lembut menekan bagian daging kemaluannya.. Terasa belahan bibir vaginanya hangat dan... Ahh, kemaluanku sudah tak bisa diajak kompromi.. tegang mengeras gak tahan ingin memasuki tubuh gadis kecil ini, merasakan nikmatnya kemaluan sempit yang membuatku tergila2..

Aku melepas celana dalamku hingga kemaluanku tegak mengacung.. lalu dengan sangat perlahan memeluk Tia.. Untuk sesaat Tia tak bergeming, aku menempelkan batang kemaluanku di pahanya.. menekannya sedikit membuat gairahku semakin menggila.. Aku merangkul tubuhnya, lalu mencium lehernya.. dan saat itu juga Tia terbangun, hampir menjerit kalo aku gak segera menutup mulutnya dengan tanganku.. ”Ssst, jangan berisik.. nanti ibu bangunn..!” Tia terdiam, tubuhnya terasa tegang.. aku mempererat pelukanku.. ” Tiaa.... aku kangeeenn.....!” Tia diam tak menjawab... Sebelah lenganku berada di bawah lehernya, memeluknya, menciumi pundaknya... Tia memberontak.. menggeliat.. Aku menarik tubuhnya dan langsung menindihnya... Tia menatapku nanar... ”Jangann pak.. Tia takutt...” Setelah yakin bahwa ia tak akan berteriak, aku turun dari tempat tidurnya, mematikan lampu hingga ruangan itu menjadi gelap gulita.. lalu kembali menaiki tempat tidur Tia.

Aku kembali menindih tubuh Tia yang setengah telanjang.. Menciumi pundak, leher, hingga daun telinga Tia.. Nyaris tak bisa melihat apapun dalam kegelapan, aku menguasai tubuh Tia.. menjelajahinya, merabanya, mengelusnya.. meremasnya... Tia tak sanggup memberi perlawana yang berarti, karena ia terlalu takut untuk berteriak.. dan sepertinya ia sudah mulai terpengaruh dengan apa yang kulakukan pada dirinya.. Aku menarik bra nya turun.. lalu mulai melahap payudaranya dengan rakus... suara desahan Tia membuat darahku serasa mendidih terbakar nafsu..

Lidahku mempermainkan puting sebelah kiri, sementara tanganku meremas remas payudara kanannya.. Tak lama, aku berhasil menarik lepas celana dalamnya hingga saat itu, Tia gadis kecil itu.. telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya, dalam kegelapan kamar tidurnya, sepenuhnya dalam kekuasaan nafsuku... Tia mendesah saat kedua tanganku memilin kedua putingnya, menciumi perutnya.. terus turun hingga hidungku menyentuh bulu halus kemaluannya..

Lidahku menyentuh tonjolan kecil yg terselip disela kemaluannya, Tia menggelinjang.. Aku menggerakkan lidahku lebih cepat, terdengar Tia merintih pelan.. Aku semakin menggila dikuasai oleh nafsu yang semakin membludak.. Lidahku sesekali menjulur ke dalam lubang kemaluannya, menjilati rasa asin cairan kemaluan Tia.. Setelah sekitar 15 menit aku menjilati clitorisnya, aku merasakan tangan Tia menarik rambutku.. ia mendorong tubuhku ke atas... “Ya tuhan, ia menginginkanku sekarang.”. Aku sedikit gemetar saat memposisikan tubuhku diatas tubuh telanjang Tia.. Kemaluanku terasa begitu keras mengacung oleh gairah...

Dalam kegelapan aku membuka lebar pahanya, menyadari tak ada lagi penolakan dari gadis kecil ini.. Ibu jari tangan kananku bergerak pelan merangsang clitorisnya saat kepala kemaluanku menempel di bibir kemaluan Tia yg udah basah.. Dengan sedikit menekan aku merasakan kepala kemaluanku memasuki lubang nikmat yang masih sangat sempit itu.. Desahan nafas Tia terdengar serak,

“aa..akhh....” saat kemaluanku yang cukup besar memasuki tubuhnya. Aku terus menekannya dalam dalam, merasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding vaginanya.. selama beberapa detik aku tak menggerakan pinggulku.. hanya merasakan jepitan kemaluannya yg mengalirkan sensasi luarbiasa ke sekujur tubuhku.. lalu perlahan, sambil mencium puting payudaranya, aku mulai bergerak.... Kedua tangan Tia mencengkram kepalaku, ia merintih.. pelan.. tapi membuatku semakin bernafsu..

Kemaluanku bergerak semakin cepat, menerobos keluar masuk dalam irama yang teratur... Aku mendekap tubuh Tia erat, keringat mulai membasahi tubuh kami, saat genjotanku semakin cepat.. aku menciumi lehernya, menjilati telinganya.. Sesekali suara Tia terdengar seperti isak tangis, tapi sesaat kemudian ia merintih... mendesah...

Aku seperti tenggelam dalam lautan kenikmatan, melupakan sekelilingku.. Melupakan istriku yang sedang terlelap di kamar tidur kami.. Seluruh panca inderaku hanya merasakan apa yang sedang terjadi di atas tempat tidur kecil ini..

Setelah beberapa lama, aku semakin menggila.. menggenjot kemaluanku lebih keras dan lebih cepat... seperti kesetanan menyetubuhi tubuh gadis kecil itu, melupakan kenyataan bahwa tubuhnya belum terbiasa dengan kemaluanku yang berukuran cukup besar, saat ini begitu tegang mengeras mengocok2 kemaluannya..

Tia menjerit lirih, mencengkram leherku... “ssakki.iittth..!” Aku terengah2, mataku mulai terbiasa dalam gelap... menatap tubuh kecil itu begitu indah.. Aku melahap payudaranya dengan rakus, mempermainkan putingnya dengan lidah.. “h...hh.. akh...” Suara rintihan Tia tiba2 saja membuatku bergetar.. tubuhku seperti dialiri listrik.. mengalir dari ujung kaki merayapi paha, pantat dan selangkanganku...

Rasanya aku tak tahan lagi menahan dorongan kenikmatan ini lebih lama lagi... Aghhh..hh.... Berusaha untuk menunda puncak kenikmatanku, aku berhenti menyetubuhinya, lalu berbaring di sebelah Tia.. Aku menarik nafas panjang berusaha mengatur nafasku yang terengah engah.. Tia memelukku, lalu kami berpelukan erat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta.. Aku menuntun tangan kecil Tia untuk menyentuh kemaluanku..

Awalnya ia hanya meremas2 batang kemaluanku dengan ragu2, tapi beberapa saat kemudian ia mulai mengocoknya dengan cepat.. Ahh... aku meremas payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya... Tia tiba2 memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.. augh... ia mulai mengisap kemaluanku dengan bernafsu sambil meremas2 biji zakarku..

Rupanya Tia sudah dikuasai oleh nafsu berahinya, karena sifat malu2nya hilang saat ini, berganti dengan sikap agresif mengocok dan meremas kemaluanku.. menjilati biji zakarku... Akhhh.... jantungku berdegup semakin kencang ketika Tia menaiki tubuhku.. ia menindihku, menciumi perutku, menjilati puting susuku.. lalu... ia mengarahkan kepala kemaluanku ke selangkangannya.. “aakhhhh.....hh...” Tia merintih saat kemaluanku kembali memasuki lubang senpit kemaluannya, ia mulai bergerak pelan naik turun..

Kepalanya rebah di dadaku, payudaranya menempel di perutku.. hanya bagian pinggulnya yang bergerak naik turun.. Aku merasakan sensasi yang lain.. Aku hanya berbaring terlentang, sementara Tia bergerak di atas selangkanganku.. kemaluannya ketat menjepit batang kemaluanku, mengurutnya dengan sempurna... Tia bergerak semakin cepat, menimbulkan suara kecipak yang erotis..

Aku mengangkat tubuhku hingga duduk, kedua tangan Tia melingkari leherku.. Kami mulai berciuman, lidah saling berbelit.. Tia menciumku dengan sangat bernafsu, lidahnya seperti menari dalam mulutku.. Aku mulai merasakan getaran kenikmatan itu semakin menggila.. “Aaghhh..hhh....!” Tia mempercepat gerakan pinggulnya, mengurut batang kemaluanku lebih cepat, lebih ketat...... dan....... “AAAaaa...ghhh...”

Kedua tanganku mencengkram pantat Tia, meremasnya... lalu, sambil menggeram panjang.. aku meledak dalam kenikmatan yang luarbiasa.. Tia menciumi leherku, menggenjot kemaluanku dengan cepat.. Aku kelojotan dalam pelukan Tia, ia memutar pinggulnya, menekan kemaluannya hingga kemaluanku seperti menembus tubuhnya... Tia memelukku erat, membenamkan wajahku di sela2 payudaranya yang kenyal dan padat... lalu mencium keningku...

Kami berpelukan erat dalam gelap sepanjang malam itu.............


EmoticonEmoticon