Tante Lendir - Sabtu itu sekitar jam 1, bu Novi (39) hendak meminta izin kepada suaminya pak Parno (43) untuk pergi ke Kantor Kelurahan tempat suaminya bekerja untuk menghadiri acara dengan ibu-ibu PKK kelurahan setempat. Dengan senang hati pak Parno mengizinkan istrinya itu, namun ia berpesan agar setelah selesai acaranya agar langsung pulang ke rumah.
Kemudian bu Novi meraih tangan pak Parno dan menciumnya sebelum akhirnya meninggalkannya. Pak Parno merasa bangga melihat istrinya yang selalu aktif dalam setiap acara yang dilakukan oleh Keluarahan yang dipimpinnya itu. selain itu ia juga mampu memberikan pelayanan sebagai ibu rumah tangga, baik kepada dirinya maupun terhadap ke-empat anaknya, sehingga ia merasa percaya sepenuhnya kepada istrinya itu.
Sesampainya di Kantor Kelurahan bu Novi disambut oleh pak Dodi (42) salah satu pegawai staff di Kelurahan itu yang telah menunggunya dari tadi. diraihnya tangan bu Novi dan dibimbingnya menuju ruangan yang ada paling pojok. Ruangan itu adalah ruangan tempat dimana pak Dirman (53) tinggal, pak Dirman sendiri adalah salah satu pekerja/pesuruh di Kantor Kelurahan tersebut. Meski ruangan itu tidak ada apa-apanya namun memiliki kasur sekedar tempat untuk tidur dirinya, ia terpaksa tinggal di situ karena semenjak cerai dengan istrinya pak Dirman sampai saat ini tidak mampu mengontrak rumah.
Kemudian pak Dodi mengeluarkan kunci dari saku celananya hendak membukakan pintu ruangan tersebut, kunci tersebut didapatkannya dari pak Dirman pada hari sebelumnya. Mereka berdua masuk dan tidak lupa menguncinya dari dalam. Sebelum mengajaknya ke kasur, pak Dodi sempat menanyakan kepada bu Novi saat dirinya masih dirumahnya. tadi gimana di rumah? Suamimu curiga ga kalo kamu sebenarnya ga ada acara dengan ibu-ibu PKK? tanyanya, baginya aku adalah istri setia, jadi dia percaya aja kalo aku ada acara, akang tenang aja jawabnya. baguslah kalo gitu, kamu hebat sayang pujinya.
Kemudian pa Dodi memangku tubuh bu Novi dan membawanya kemudian membaringkannya di kasur itu. Keduanya tertawa kecil penuh kemenangan, mereka tampak seperti remaja yang sedang memadu kasih, canda-tawa; manja; dan romantis berbaur menghiasi suasana saat itu. Satu demi satu pak Dodi melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan Bra dan CD nya yang berwarna putih serta melepaskan bajunya sendiri namun tidak dengan celana panjangnya. Sambil saling melumat bibirnya masing-masing, pak tangan pak Dodi memburu memeknya bu Novi yang masih terbungkus oleh cd nya itu, di usap-usap serta di gesek-geseknya tangannya di sekitar vaginanya. Dirasakannya gumpalan daging yang tebal itu oleh pak Dodi. Tubuh bu Novi sedikit menggelinjang karena merasa nikmat gesekan tangan pada kemaluannya itu.
Meski sudah beranak empat namun tubuhnya masih tampak segar, kulitnya yang putih dan mulus membuat pak Dodi semakin terangsang. Kini pak Dodi benar-benar melepaskan celana panjangya itu serta cd nya begitu juga dengan bu Novi bra dan cd nya kini sudah dilucuti oleh laki-laki perkasa itu. say, kontolku nih, kamu ituin juga ya suruhnya sambil memasang posisi berbaring. Bu novi tidak menjawabnya hanya tersenyum kecil karena sudah mengerti apa yang diinginkannya.
Kemudian ia meraih kontol itu dengan tangan dan mulai mengulumnya. erang pak dodi sambil matanya terpejam dengan wajah seakan menatap ke langit-langit kamar itu, merasakan nikmatnya kuluman bu novi. Kurang lebih dilakukannya selama 10 menit. Bu novi yang sudah terangsang itu langsung saja menindih tubuh pak dodi dengan posisi kedua paha sedikit dilebarkan mencoba memasukan memeknya ke kontol pa dodi. Setelah masuk, bu novi mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya sesekali menghentikan goyangannya itu dan bibirnya mendekat ke bibirnya pa dodi dan saling berciuman sambil kontol pak dodi masih terus menggenjotnya.
Sementara itu di rumah pak Parno tampak setia menunggu istrinya pulang. Pikirannya merasa cemas karena sampai waktu telah menunjukan jam 5 sore, istrinya belum juga pulang. Kemudian ia mencoba mengubunginya ke ponsel istrinya itu, namun itu tidak berhasil karena rupanya hp nya sedang tidak diaktifkan. Karena khawatir terjadi sesuatu menimpa istrinya ia lantas pergi menyusul hendak meyakinkan keadaan istrinya itu. Sesampainya di sana tak tampak satu batang hidungpun, suasananya sangat sunyi sekali. apa mereka sudah pada bubar gumamnya dalam hati. Namun demikian ia masih penasaran dan segera menuju ruangan demi ruangan.
Usahanya hampir saja sia-sia karena sudah semua ruangan diperiksanya dan masih tidak mendapatkan seseorangpun yang berada di sana. Kemudian ia hendak pergi ke ruangan yang berada di pojok dan berniat menemui pak Dirman untuk menanyakan perihal acara yang baru saja diadakan oleh istri dan ibu-ibu PKK. Setelah dekat sekali dengan ruangan tersebut dan tepat berada di depan pintu ia mendengar samara suara yang aneh di dalam ruangan tersebut.
Kemudian ia berhati-hati memasang telinganya dan menempelkannya ke pintu itu, kini suaranya terdengar sangat jelas, itu adalah suara ritihan seorang perempuan namun ia tidak bisa mengenali suara siapa itu. siapa perempuan itu, dan sedang bersama siapa di dalam sana bathinnya. apa itu perempuan bawaan pak Dirman, kalo iya kenapa pak Dirman berbuat seperti itu hatinya berkecamuk menimbulkan banyak sekali pertanyaan. apa itu istrinya pak Dirman.. bukan kan ia sudah bercerai dengan istrinya bathinnya lagi. setelah agak lama telinganya ditempelkan ke pintu, ia tidak lagi mendengar suara-suara seperti tadi di dalam sana. Mungkin mereka menyudahinya, pikirnya. Kemudian dengan langkah hati-hati ia pergi dari tempat itu dan menyembunyikan diri untuk mengintip siapa yang akan keluar dari ruangan tersebut.
Rupanya dugaan pak Parno benar, karena di dalam sana bu Novi dan pak Dodi sudah tidak melakukannya lagi dan terlihat tengah memasangkan pakaiannya masing-masing dan merapikannya. Ketika pintu dibukakan, bukan main kagetnya pak Parno, ternyata yang keluar itu adalah istrinya sendiri bersama anak buahnya sendiri pak Dodi.
Dikecupnya pipi bu noci oleh pak dodi dengan mesranya say, kamu masih hebat tadi, kapan-kapan kita main lagi ya pujinya. pasti dong say, kamu juga masih hebat, masih seperti dulu membalas pujian. Namun mereka berdua terhentak kaget mendengar teriakan yang suaranya tak jauh dari tempat mereka. hey... biadab kalian!! teriak pak parno. Kemudian mereka berdua menoleh kearah suara itu dan mereka lebih dikagetkan lagi karena ternyata itu adalah pak Parno suami bu novi sendiri.
Bu novi yang melihat itu adalah suaminya langsung merangkul kakinya seraya meminta maaf pak, maafin saya, saya menyesal pintanya. hah minggir kamu sambil tangannya mendorong tubuh bu novi sehingga terjatuh dan terus berjalan agak cepat menuju pak Dodi. Sementara itu pak dodi yang curiga pak parno akan melakukan sesuatu terhadapnya langsung berlari pergi meninggalkan mereka berdua. eh bangsat, kembali kamu!! teriaknya sambil mencoba mengejarnya. Namun usahanya tidak berhasil karena kakinya ditahan olah kedua tangan bu novi.
Kembali tubuh bu novi didorong sehingga terjatuh lagi, kali ini pak parno meninggalkannya sendirian tanpa bicara sedikit pun. Sesampainya di rumah bu novi tampak sedang di interogasi oleh suaminya itu dengan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan. Namun dari sekian jawaban, yang membuat pak parno lebih kaget sekaligus marah dan kecewa sekali dengan istrinya itu adalah ternyata bahwa mereka melakukan perselingkuhan ini sudah dilakukannya setelah satu tahun anak pertama mereka lahir. Kini anak pertamanya sudah berumur 16 tahun. Jadi sudah kurang lebih 15 tahun istrinya diam-diam berselingkuh dengan pak Dodi.
Meskipun demikian pak Parno yang sangat mencintai istrinya itu tidak melakukan penganiayaan malah ia banyak memberikan banyak nasihat kepada istrinya itu agar nanti ketika ia hidup bersama dengan orang lain agar tidak mengulangi perbuatannya itu, ia juga tidak melarangnya untuk suatu waktu ingin menemui ke-empat anaknya. Akhirnya pak parno menceraikan istrinya dan mengembalikan kepada kedua orang tuanya.
Setelah kejadian itu pak Dodi tidak pernah terlihat lagi di Kantor. Setelah enam bulan sejak ia resmi bercerai dengan istrinya, diketehui bahwa istrinya itu tidak dinikahi pak dodi yang sudah pindah ke luar kota bersama keluarganya.
EmoticonEmoticon