Senin, 04 September 2017

Kenikmatan Tiada Tara Mengambil Keperawanan Mahasiswi Baru


Kenikmatan Tiada Tara Mengambil Keperawanan Mahasiswi Baru

Tante Lendir - Sungguh nikmat Kemaluan Karina yang Masih Perawan. Waktu itu aku masuk sebuah sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua mahasiswi-mahasiswi di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat aku mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di jurusan aku (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal.

Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya aku dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin.

Aku benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Karina. Aku yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat wanita-wanita di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi aku hanya punya pikiran dan perasaan sama si Karina ini, mungkin banyak laki-laki lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi aku tidak PD, dan aku itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, aku ini punya wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.

Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih aku mulai akrab dengan Karina ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi aku lupa waktu itu dia semester berapa, yang aku ingat waktu itu aku berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.

Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi aku suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan aku berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti wanita bule).

Dan memang wanita ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama aku saja. Padahal kan banyak teman wanita di kampus itu ataupun laki-laki yang lain. Yaa.. tapi aku pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Karina, Dia pun sering mengajak aku main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin aku tidak biasa main ke rumah wanita. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah aku, waduh aku juga bingung karena aku juga belum pernah kedatangan teman wanita apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa aku.

Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Karina memaksa aku untuk main ke rumah aku, katanya ingin tahu tempat tinggal aku dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah aku itu hanya ada saudara aku (karena aku tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek aku. Oleh karena itu kehidupan aku bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.

Kami pun berdua pergi ke rumah aku. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Karina aku persilakan masuk ke kamar aku dan ternyata aku tidak grogi atas kedatangan wanita cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini.

“Iya nih!” sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali.
“Ted.. boleh nggak aku buka baju, kamu jangan malu Ted, aku masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh..”
Waduh memang aku merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
“Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku?” bantahku.

Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian aku keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika aku memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, aku sangat grogi waktu itu dan aku pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan aku pun berereksi dan aliran darah aku pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.

“Ayo sekarang kamu mau curhat lagi?” kataku.
“Nggak sih Ted, aku udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus. Ya udah.. abis gimana lagi,” katanya.

Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan aku pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho kemaluanku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku.

Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat,

Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.

“Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu?” tanyaku.
“Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh.”. kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.

Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi aku belum berani untuk menjilat kemaluannya, aku hanya mengesekkan tangan aku ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku,

“Aaakshh.. hsstt oks!” dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya.
“Waduuhh.. enak sekalii akkhhss..” aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian..
“Ted, kamu punya kemaluan gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, aku sangat suka kamu punya kemaluan,” katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.

Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil.

“wuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth”, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi aku memberanikan untuk bicara.

“Karin, kamu masih perawan nggak?”
“Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs”, katanya. Ternyata dugaanku benar.
“Tapi sama pacar kamu itu?”
“Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja,” kata Karina.
“Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang..” dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
“Okh.. ookh.. okh.. sstt..” dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan..
“Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset”, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
“Ted, ternyata pedih juga, aahh” katanya.
“Tapi teruskan saja Ted…”

Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan,
“Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya,” kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.

“Ssstt.. sstt..” desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onKarina, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga.
“Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt”, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Karina ini kedengaran.

“Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih.. aakss ssttss..” katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku. Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang aku waktu itu sudah nggak kuat,

“ ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja,” sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan..
“Creett.. cret.. cret.. crret” dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Karina, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.

Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah aku selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan.

Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Karina tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah aku. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti aku. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Karina. Dan kami berdua pulang ke rumah aku dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.

sejak saat itulah kami resmi berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan nikmat seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.





EmoticonEmoticon