Senin, 28 Agustus 2017

Mahasiswa Kedokteran di Garap Saat Bertugas Berkunjung ke Rumah Pasien


Mahasiswa Kedokteran di Garap Saat Bertugas Berkunjung ke Rumah Pasien

Tante Lendir - Diantara teman yang lainnya Nova adalah cewek mahasiswa yang begitu cerdas dan cantik, terlihat mungil dengan kacamatanya yang kecil, dia memilih jurusan kedokteran dan kadang pula dia sudah bertugas menangani pasien di puskemas atau klinik, waktu ada tugas di desa dia hanya melihat mantra yang kurang memadai.

Suatu ketika saat Nova sedang bertugas di puskesmas, tiba-tiba datang seorang pria setengah baya yang terburu-buru menemuinya. Nova mengenalnya, pria itu adalah Pak Teguh, salah satu kerabat dekat kepala desa.

Pak Teguh walaupun sudah tua, limapuluh tahun tapi terlihat masih kuat dan kekar. Dulunya Pak Teguh adalah jawara desa yang sangat ditakuti. Tampangnya seram, rambutnya yang penuh uban tumbuh tidak teratur seolah tidak pernah tersentuh air, senada dengan kumis dan janggut kambingnya yang juga tidak terawat, tampangnya semakin sangar dengan sebuah bekas luka yang menoreh pipi kirinya, seperti luka bekas bacokan senjata tajam

Pak Teguh… ada apa Pak? Tany Nova dengan tergopoh-gopoh. Pak Teguh yang terengah-engah tidak segera menjawab. Dia masih terbungkuk mencoba mengatur nafasnya, sepertinya dia baru saja berlari mengelilingi desa.

Eh.. tolong Neng Dokter.. ibunya.. anu.. maksud saya.. istri saya.. Pak Teguh berujar terputus-putus di tengah nafasnya yang tidak teratur.

"Istri Bapak kenapa..?
"Tidak tahu Neng Dokter.. tahu-tahu panasnya tinggi dan muntah-muntah.
"Di mana sekarang istri Bapak? Nova bertanya bingung. Kenapa tidak dibawa ke sini..?
"Di rumah Neng.. boro-boro dibawa ke sini, jalan saja susah, kalau bisa Neng Dokter yang ke sana,

Pak Teguh menunjuk ke arah luar, maksudnya mungkin menunjuk ke arah rumahnya.

"Iya Pak.. sebentar saya ambil tas dulu. Nova segera menyambar tas peralatannya, dan tanpa menunggu persetujuan, Pak Teguh menarik tangan Nova, Nova mengikuti dengan langkah terseret.

Aduh.. tunggu Pak.. jangan cepat-cepat, Nova mengeluh, dia memakai sepatu hak tinggi, tentu saja susah kalau diajak jalan cepat.

Kalau tidak cepat nanti keburu hujan Neng, Pak Teguh menunjuk ke atas. Nova ikut menengok, langit terlihat suram karena tertutup mendung tebal. Mereka segera mempercepat jalannya. Tapi perkiraan Pak Teguh tepat, baru setengah perjalanan hujan sudah mulai turun dan makin lama makin deras,

Membuat keduanya basah kuyup. Nova merasakan tetes air sebesar kelereng seperti hempasan peluru yang menghajar tubuhnya. Tubuhnya menggigil kedinginan sementara tidak ada tempat untuk berteduh. Akhirnya mereka terpaksa berjalan di tengah badai.

Sampai di rumah Pak Teguh hujan belum reda sedikitpun, bahkan makin deras. Nova merasa lega akhirnya bisa berteduh, baju yang dipakainya sudah basah kuyup oleh air hujan menciptakan genangan kecil tiap kali dia berhenti. Di teras rumah Pak Teguh ada dua orang pria yang sepertinya juga sedang berteduh menghindari hujan yang kian menggila.

Lho.. Parjo.. Didik.. kalian di sini..? Pak Teguh mengenali mereka, mereka adalah petugas Hansip desa yang sering ronda kalau malam hari.

Eh iya Pak.. tadi barusan dari desa sebelah, baru sampai di tengah prjalanan kehujanan, ujar Parjo, pria bertubuh gemuk dengan rambut botak di bagian depannya, menyeringai. Di sebelahnya, Didik yang bertubuh pendek tapi gempal dengan rambut dipangkas pendek bak tentara, juga menyeringai.

Kok sama Neng Dokter ini Pak..? Parjo bertanya dengan nada tertahan seolah tidak ingin mencampuri urusan pribadi Pak Teguh. Sesekali matanya melirik ke arah Nova. Tatapannya bagaikan srigala lapar yang siap menerkam mangsanya.

Nova mendadak merasa risih ditatap oleh Parjo dan Didik, seolah kedua orang itu mampu melihat menembus pakaiannya.

Istri saya sedang sakit. Pak Teguh menjawab kalem. Parjo dan Didik hanya menjawab dengan O panjang. Pak Teguh lalu menyuruh mereka masuk.

Neng Dokter bajunya basah kan.. nanti pakai saja baju punya anak saya. Kata Pak Teguh. Dia masuk ke salah satu kamar dan tak lama kemudian keluar lagi dengan membawa beberapa lembar pakaian.

Eh.. Nova menatap Pak Teguh. Boleh saya numpang ganti baju Pak?

Oh ya.. di situ saja.. Pak Teguh menunjuk ke arah kamar belakang yang sebagian dindingnya terbuat dari kayu triplek tipis.

Nova yang sudah kedinginan bergegas masuk ke dalam kamar itu dan segera mengunci pintunya. Kamar itu tidak seberapa luas, hanya berukuran dua kali tiga meter dan terkesan kosong, ada sebuah ranjang kayu usang di dekat dinding sebelah kiri pintu dan sebuah lemari kayu yang juga usang. Beberapa poster artis India tertempel di dinding secara acak dan tidak teratur.

Nova untuk sesaat hanya berdiri seperti bengong. Dia kemudian meletakkan baju pemberian Pak Teguh di atas ranjang. Kemudian dengan gerakan perlahan dia mulai membuka satu persatu pakaiannya. Mula-mula kausnya yang basah kuyup sehingga tubuh bagian atasnya sekarang hanya berbalut Bra berwarna pink berenda.

Tubuhnya jelas sekali terawat dengan baik. Putih dan mulus. Payudaranya terlihat padat dan ketat di balik mangkuk Branya. Lalu Nova mulai menurunkan celana panjangnya, sepasang kaki yang jenjang dan mulus terlihat begitu elok dipandang, pahanya yang padat dengan pinggul membulat berakhir pada pinggang yang ramping.

Sebuah celana dalam yang juga berwarna pink berenda melekat di bagian segitiga selangkangannya. Pantatnya terlihat begitu padat, dan meskipun masih berada di balik celana dalam, tidak dapat dipungkiri pantat itu sangat bagus, padat dan mulus, semulus bagian tubuh Nova yang lain.

Nova kemudian menyeka seluruh tubuhnya dengan selembar handuk dengan gerakan tenang seolah di rumah sendiri, bahkan Nova terdengar bersenandung kecil. Tanpa disadarinya, ada sesuatu yang bergerak liar di luar mengikuti setiap gerakannya dengan tatapan mata yang liar. Rupanya di luar kamar,

Parjo sedang berkasak-kusuk di dekat tembok kamar tempat Nova berganti baju. Rupanya sejak dari awal Parjo bertemu Nova di rumah Pak Teguh, Parjo mempunyai niat jahat pada Nova. Dia hafal seluk beluk rumah Pak Teguh karena sering sekali menginap di situ. Dia tahu di dinding kamar itu ada celah kecil yang tersembunyi jika diilihat dari dalam, letaknya agak di bawah dekat dengan lemari. Parjo dengan nekat mencoba melebarkan celah itu dengan menggunakan pisau hansip yang saat itu dibawanya.

Celah itu membuka cukup lebar untuk Parjo bisa mengintip ke dalam. Dan Parjo dengan jelas bisa melihat apa yang terjadi di dalam, dan dengan jelas pula dia bisa melihat kemulusan tubuh Nova yang hanya berbalut celana dalam dan Bra.

Parjo meneguk ludahnya menyaksikan kemulusan dan kemolekan tubuh Nova. Tubuhnya panas dingin dan gemetar menahan dorongan seksualnya yang tiba-tiba bangkit saat menyaksikan tubuh yang nyaris telanjang itu.

Apa yang.. Pak Teguh dan Didik yang tahu-tahu sudah ada di dekat Parjo melongo tertegun menatap ulah Parjo. Parjo terkejut sesaat dan beringsut mundur. Ngapain kamu..? Pak Teguh bertanya, tapi dengan suara lirih. Parjo menunjuk ke arah celah yang dibuatnya.

Pak Teguh lalu ikut mengintip ke dalam. Seperti Parjo, diapun meneguk ludah menyaksikan tubuh Nova yang mulus itu. Gairah kelelakiannya bangkit seketika, nafasnya terengah-engah menahan gejolak liar dari dalam tubuhnya.

Mulus banget Pak… Parjo berbisik. Pak Teguh hanya mengangguk tanpa menggeser tubuhnya dari tempat mengintip itu. Dilihatnya Nova sedang menimbang-nimbang apakah perlu melepaskan Bra dan celana dalamnya juga.

Buka… ayo buka.. Pak Teguh bergumam lirih pada dirinya sendiri. Tapi dia kecewa karena Nova memutuskan untuk tetap memakai pakaian dalamnya dalam keadaan basah.

Pak Teguh makin kecewa saat Nova memakai baju pemberiannya, seolah menyesali keputusannya memberikan baju itu pada Nova. Neng sudah tidur. Kata Nova lembut. Dia cuma perlu istirahat.

Terima kasih Neng Dokter, Pak Teguh mengucapkan terima kasihnya sambil menyilakan Nova duduk di ruang tengah. Ada secangkir minuman di tangan Pak Teguh.

Silakan diminum dulu Neng, Pak Teguh menyodorkan cangkir di tangannya sambil tersenyum aneh. Nova menerimanya dengan canggung sambil mengucapkan terima kasih.

Nova perlahan meneguknya sedikit, bukan teh, bukan pula kopi, cairan hangat yang mengalir di dalam tenggorokannya terasa aneh, segar dan membangkitkan sesuatu dari dalam dirinya, seperti kehangatan yang sulit dilukiskan.

Minuman apa ini Pak..? tanya Nova sambil menatap penuh tanda tanya.

Oh.. itu minuman tradisional desa ini Neng, dibuat dari daun teh liar dari hutan sini.. Pak Teguh menjawab ringan. Habiskan Neng.

Nova agak ragu untuk meneguknya lagi, tapi dia merasakan tubuhnya yang tadi kedinginan mendadak menjadi hangat, maka Nova sedikit demi sedikit meneguk minuman itu sampai habis.

Sesaat Nova merasakan tubuhnya hangat dengan kehangatan yang tidak lazim. Seperti ada yang menyalakan api kecil di dalam tubuhnya, kepalanya perlahan seperti berputar dan pandangannya mengabur membuat keadaan di sekelilingnya menjadi berwarna abu-abu.

Nova juga merasakan dorongan aneh di dalam tubuhnya, seperti seekor kuda liar yang berusaha mendesak keluar. Mendadak badannya menjadi terasa gelisah, keringat mulai menetes dari tubuh Nova.

Desakan asing dari dalam tubuhnya membuat Nova seolah ingin secepatnya melepaskan seluruh pakaiannya dan membuatnya seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Dalam keadaan seperti itu Nova merasa tubuhnya seperti diangkat dan dipindahkan dari ruangan tengah dan direbahkan ke sebuah tempat yang lembut dan lebar. Setelah beberapa saat Nova kemudian benar-benar hilang kesadaran.

Beberapa saat kemudian Nova terbangun dari tidurnya. Untuk beberapa saat Nova merasakan keanehan yang terjadi pada dirinya, Dia sekarang berada di sebuah kamar sempit dan terbaring di atas sebuah ranjang lebar berbau melati. Samar-samar dilihatnya ada tiga orang yang berdiri di dekatnya mengelilingi tubuhnya.

Pak Teguh.. Nova mengejapkan matanya untuk melihat lebih jelas, perlahan bayangan samar yang dilihatnya mulai menampakkan bentuk aslinya, Pak Teguh, Parjo dan Didik berdiri mengelilinginya di pinggir ranjang. Ketiganya hanya memakai celana kolor.

Nova berusaha bangun, tapi tubuhnya lemas sekali, pengaruh minunam yang diminumnya membuat sekujur badannya lemas.

Sudah bangun Neng.. Pak Teguh berujar sambil tersenyum dengan tatapan matanya memelototi Nova. Parjo dan Didik bahkan menatap Nova tanpa berkedip sedikitpun sambil sesekali menguk ludahnya. Nova merasa ada yang salah dengan tubuhnya melihat ketiga orang itu menatapnya.

Dan beberapa detik kemudian Nova baru sadar kalau dirinya terbaring di atas ranjang dalam keadaan telanjang bulat, tanpa selembar benangpun menutupi tubuhnya.

Apa yang kalian lakukan pada saya..? Nova menjerit, tapi suaranya terdengar terlalu lemah, dia berusaha mundur dan bangkit, tapi tubuhnya tidak bertenaga, dia hanya mampu menutupi payudaranya yang telanjang sambil berusaha merapatkan kakinya.

Hehehehe.. Pak Teguh tertawa pelan. Belum ada sih Neng, soalnya kami baru saja selesai menelanjangi Neng Dokter.

Jangan Pak.. jangan.. jangan sakiti saya.. Nova mulai menangis sambil berusaha berontak, meskipun dia terlalu lemah untuk itu, yang dilakukannya hanya mengejang-ngejang di atas ranjang yang justru membuat gerakan erotis karena dirinya dalam keadaan bugil.

Oh.. tentu tidak Neng, Bapak hanya ingin senang-senang sedikit saja, kata Pak Teguh sambil menoleh ke arah Parjo dan Didik yang menyeringai liar.

Tidak apa-apa Neng.. Bapak hanya minta Neng melayani Bapak sebentar saja, Bapak sudah lama tidak mendapat jatah dari istri Bapak. Kata Pak Teguh

Jangan Pak.. jangan.. saya tidak mau.. Nova menangis sesenggukan sambil menggeleng ketakutan.

Jangan nangis Neng, Bapak janji bakal muasin Neng Dokter juga, malah mungkin Non yang ntar ketagihan katanya setengah berbisik, hembusan nafasnya terasa di telinganya.

Nova merinding mendengar usapan itu, sama sekali tidak disangkanya Pak Teguh tega melakukan hal ini padanya, Nova memang sudah tidak perawan, tapi dia tidak mau dijadikan pelampiasan nasu seorang tua bangka seperti Pak Teguh.

Neng Dokter cantik sekali.. Pak Teguh menyeka air mata yang membasahi pipi Nova lalu mengalihkan wajah cantik itu berhadapan dengan wajah buruknya, dilumatnya bibirnya yang mungil itu dengan kasar, sementara tangan kanannya meremas-remas payudaranya.

Nova memejamkan mata dan meronta berusaha melepaskan diri, namun tenaganya terlalu lemah untuk melawan Pak Teguh, malah rontaan itu membuat Pak Teguh makin bernafsu mengerjainya. Ketika tangan Pak Teguh mulai merogoh bagian kewanitaannya, dia tersentak dan mulutnya sedikit membuka, saat itulah lidah Pak Teguh menerobos masuk ke mulutnya dan melumatnya habis-habisan, lidah Pak Teguh menyapu telak rongga mulutnya.

Nova merapatkan pahanya untuk mencegah tangan Pak Teguh masuk lebih jauh, namun dengan begitu Pak Teguh malah senang bisa sekalian membelai paha mulusnya sambil tangannya makin menuju ke selangkangan. Sekali lagi tubuhnya tersentak seperti kesetrum karena jari Pak Teguh telah berhasil mengelus belahan vaginanya.

Desahan tertahan terdengar dari mulutnya. Tangan Pak Teguh menyusup menyentuh permukaan kemaluan Nova yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Nova mengejang sesaat ketika tangan itu menyentuh kemaluannya, campuran antara sensasi yang ditimbulkan sentuhan tangan itu dan pengaruh minuman yang tadi diminumnya membuat tubuhnya menegang sesaat. Nova mulai merasakan getaran-getaran yang mengenai syaraf seksualnya, tanpa sadar Nova mendesah.

Ahhhhhh… ehsssss…. ohhhkkkhhhh… Nova merintih dan bergerak liar merespon sentuhan Pak Teguh. Pak Teguh melihat reaksi itu semakin bersemangat. Pak Teguh lalu berusaha membuka kedua belah paha Nova lebar-lebar sambil terus menerus menciumi bibir Nova.

Nafas gadis itu semakin memburu dan wajahnya yang putih merona merah karena rangsangan-rangsangan gencar Pak Teguh. Tangan Pak Teguh akhirnya berhasil membuka paha Nova membuat vagina Nova sekarang terbuka lebar, vagina itu terlihat bagus dengan ditumbuhi rambut halus dan rapi.

Parjo dan Didik yang melihat aksi Pak Teguh mengerjai Nova hanya bisa meneguk ludah sambil mengocok penis mereka sendiri.

Ohh.. jangan lama-lama Pak.. kami juga kebelet.. Parjo mengerang pelan sambil meneguk ludah.

Hehehe.. giliran kalian nanti ya.. Kata Pak Teguh. Kemudian Pak Teguh mulai memainkan jari-jarinya di vagina Nova sambil terus menciumi dan mengulum bibir Nova Lidah Nova yang berusaha menolak lidahnya justru semakin membuatnya bernafsu mencumbunya.

Beberapa saat lamanya Pak Teguh terus menciumi bibirnya dan mengelus-elus bibir vaginanya. Jari-jari Pak Teguh yang ditusuk-tusukkan ke vaginanya sadar atau tidak telah membangkitkan libidonya. Menyadari perlawanan korbannya melemah,

Pak Teguh menyerang daerah lainnya, payudara Nova yang telanjang perlahan mulai diremas oleh Pak Teguh. Nova berusaha menepis tangan Pak Teguh dan menutupi dadanya dengan menyilangkan tangan, namun Pak Teguh mencengkeram kedua pergelangan tangannya dan melebarkannya ke samping badan. Dia memejamkan mata dan menangis, seorang bertampang buruk dan seusia ayahnya meremas, menjilati dan mengenyot payudaranya.

Gadis itu menggeliat-geliat dengan suara-suara memelas minta dilepaskan yang hanya ibarat menambah minyak dalam api birahi pemerkosanya.

Cukup lama Pak Teguh menyedoti payudara Nova sehingga meninggalkan bekas cupangan memerah pada kulit putihnya dan jejak basah karena ludah. Jilatannya menurun ke perutnya yang rata sambil tangannya terus memainkan payudara Nova.

Tidakjangan Pak, jangan ! ucap Nova memelas sambil merapatkan kedua belah paha ketika Pak Teguh mau menjilati vaginanya.

Pak Teguh hanya menyeringai lalu membuka paha Nova dengan setengah paksa lalu membenamkan wajahnya pada vagina gadis itu. Tubuh Nova menggelinjang begitu lidah Nova yang panas dan kasar itu menyapu bibir kemaluannya, bagi Nova lidah itu adalah lidah pertama yang pernah menyentuh daerah itu, tubuhnya menggelinjang dan darahnya berdesir merasakan sensasinya.

Pak Teguh berlutut di ranjang dan menaikkan kedua paha Nova ke bahu kanan dan kirinya sehingga badan gadis itu setengah terangkat dari ranjang, dengan begitu dia melumat vaginanya seperti sedang makan semangka.

Sudahhh Pakahhaahh ! desah Nova memelas saat lidah Pak Teguh masuk mengaduk-aduk bagian dalam vaginanya.

Sekalipun hatinya menolak, tubuhnya tidak bisa menolak rangsangan yang datangnya bertubi-tubi itu. Harga diri dan perasaan ngerinya bercampur baur dengan birahi dan naluri seksual.

Sekitar seperempat jam Pak Teguh menikmati vagina Nova demikian rupa, dengan lihainya dia menyedot dan menjilati klitoris gadis itu menghanyutkannya dalam permainan liar ini.

Eenngghhaaahh ! Nova pun akhirnya mendesah panjang dengan tubuh mengejang. dia menyedoti bibir vagina Nova sehingga tubuhnya makin menggelinjang. Orgasme pertama begitu dahsyat baginya sehingga membuatnya takluk pada pria itu. Parjo dan Didik yang melihat Nova orgasme tertawa senang.

Hehehehe.. ternyata konak juga, tadi nolak-nolak tuh.. dasar pelacur, dimana-mana sama saja.. Parjo berujar datar.

Iya nih… tadi berlagak nggak mau, ternyata nyampe juga.. timpal Didik yang juga masih mengocok-ngocok penisnya sendiri.

Nah.. kalau begitu Neng dokter sudah siap ya.. kata Pak Teguh. Nova tahu maksud siap yang dilontarkan Pak Teguh. Dirinya memang terangsang hebat oleh perlakuan Pak Teguh, meskipun pikirannya menolak, tapi tubuhnya tidak bisa berbohong. Nova yang sudah mulai kehilangan akal sehatnya hanya terdiam.

Diamnya Nova itu bagi Pak Teguh dan kawan-kawannya dianggap sebagai lampu hijau dari Nova untuk menidurinya. Perlahan Pak Teguh mulai menarik kedua belah kaki jenjang Nova ke arah luar sehingga terpentang lebar membuat vaginanya terkuak. Lalu perlahan Pak Teguh mulai menindih tubuh mulus Nova yang telanjang bulat. Pak Teguh merasakan kenyalnya payudara Nova menekan dadanya dengan lembut.

Perlahan-lahan, Pak Teguh lalu menaikkan kedua kaki Nova yang masih mengangkang sehingga melingkari pinggulnya yang kekar. kedua pahanya kini melingkari bagian perut Pak Teguh. Kemudian Pak Teguh menggosok-gosokkan batang penisnya ke kemaluan Nova.membuatnya kegelian merasakan kemaluan Pak Teguh yang menyentuh kemaluannya.

Setelah penis Pak Teguh mengeras sepenuhnya dan siap dipakai, dia lalu mengarahkan kemaluannya yang panjang dan hitam legam itu ke arah bibir kemaluan Nova. Siap untuk dibenamkan ke dalamnya. Merasa batang penisnya telah siap lalu Pak Teguh mendorong pinggangnya maju mendesak pinggul Nova membuat penisnya masuk ke dalam vagina Nova.

Saat penis Pak Teguh melesak ke dalam kemaluan Nova, spontan Novapun mengejang. Jeritan tertahan di tenggorokannya. Sebentar kemudian, ia pun meringis…. kedua matanya terpejam menahan nyeri dan sakit pada rahimnya. Tak terasa air matanya pun menetes…

“Aduuuh…….. Paak…!! Ampuuun…” jeritnya halus mengiba. Pak Teguh masih mendorong penisnya untuk masuk terus hingga dasar kemaluan Nova. Nova pun terus menangis dan air matanya menetes membasahi pipinya yang putih saat itu. Tubuhnya pun terguncang-guncang di bawah tubuh kekar Pak Teguh.

Mengetahui tangisan Nova saat menerima penisnya masuk, Pak Teguh lalu memeluk Nova dengan ketat dengan posisi tetap di atas tubuh putih Nova. Ia peluk Nova dan diciuminya bibir Nova seakan tidak ingin terpisahkan. Pak Teguh ingin bibir mereka juga menyatu sama seperti tubuh mereka yang telah menyatu saat itu.

Nova meronta mencoba mendorong tubuh Pak Teguh yang menindihnya tapi dirinya terlalu lemah, rontaan Nova bukannya membuat Pak Teguh bergeser justru membuatnya semakin bernafsu, sensasi yang didapatnya saat vagina Nova mencengkeram penisnya benar-benar membuatnya merasa nikmat. Pak Teguh tetap mendiamkan penisnya yang panjang dan besar itu di dalam kemaluan Nova.

Ia ingin mereguk kehangatan tubuh gadis cantik itu dengan sempurna. Khususnya kehangatan yang berasal dari cengkeraman vaginanya. Apalagi dinding-dinding kemaluan Nova terasa berdenyut-denyut. meremas penis Pak Teguh yang keras. Ia pun menikmati semua itu sambil terus mengulum bibir Nova dan menjilati bagian belakang telinganya yang basah oleh keringat.

Dari tengkuk Nova jilatannya terus berpindah kearah bahu yang putih bersih hingga menampakkan aliran merah darah dari urat-urat Nova. Nafsu Pak Teguh terus terpacu karena wangi tubuh Nova yang juga masih tercium aroma minyak wangi mahal yang telah bercampur dengan keringatnya saat itu.

Setelah puas di bahu, lalu ia turun ke arah payudara Nova yang bernomer 34B itu. Mulut Pak Teguh terus bermain-main dengan puting dan belahan Payudara Nova. Jejak cupangan merah mulai banyak menghiasi kedua payudara yang putih dan mulus itu.

Diperlakukan sebegitu rupa, pelan-pelan bertahanan Nova jebol, tubuhnya sudah tidak mematuhi perintah otaknya yang menolak cumbuan Pak Teguh, desakan luar biasa sebagai akibat pengaruh minuman yang diberikan Pak Teguh benar-benar bagaikan kuda binal yang menghentak-hentak di setiap ujung syaraf kenikmatan seksual Nova.

Cengkeraman Nova pada bahu Pak Teguh makin mengers dan tubuh Nova akhirnya mengejang keras seperti dialiri listrik yang membuatnya terhentak. Wajah Nova merah padam seperti menahan sesuatu yang inginn dilepaskan. Akhirnya diiringi desahan lirih, Nova mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya.

Pak Teguh menyadari Nova kembali dilanda orgasme, karena vagina Nova dirasakan mencengkeram penisnye dengan kuat seperti cengkeraman tangan baja. Pak Hsan kemudian mulai mengerakkan pantatnya maju mundur untuk menggenjot kemaluannya ke dalam liang vagina Nova. Sedang kedua tangannya memegangi pinggang Nova agar tetap di tempatnya.

Nova perlahan-lahan menikmati genjotan Pak Teguh yang kasar itu. sementara kedua tangannya tergeletak ke samping sambil meremas-remas seprei yang sudah tak jelas warnanya itu. itu yang terdengar hanya dengus nafas dan erangan kedua orang yang sedang bersetubuh itu.

Selama setengah jam lamanya Pak Teguh menyetubuhi Nova, ditonton oleh Parjo dan Didik yang sudah blingsatan setengah mati menahan gejolak yang menggebu. Sungguh sebuah ketahanan yang luar biasa, terutama mengingat umur Pak Hsan yang sdah tua,

Sementara Nova semakin lama makin menikmati persetubuhan itu. Tanpa sadar dia mulai mengimbangi gerakan Pak Teguh, bahkan saat Pak Teguh berhenti menggenjot vaginanya, Nova spontan menggerakkan pantatnya sendiri maju mundur.

Respon yang diberikan Nova membuat Pak Teguh makin bersemangat. Kemudian Pak Teguh membuat gerakan memutar-mutarkan pantatnya sehingga penisnya seperti mengaduk vagina Nova. Nova merasakan batang penisnya menyentuh seluruh rongga vaginanya, terasa berputar putar, terasa sangat penuh, sampai akhirnya Nova merasakan penis Pak Teguh berdenyut denyut di dalam rongga vaginanya dan Nova sendiri sudah akan mencapai orgasme yang ketiga kalinya. Tubuh Nova kembali mengejang, tanpa sadar Nova memeluk badan Pak Teguh dan mencakari punggungnya dengan garukan keras.

AHHKKHHH… Nova mengerang kuat, seluruh enersinya tumpah keluar saat orgasme untuk ketiga kalinya, pada saat itulah Pak Teguh mencapai puncaknya.

AARRRGGHHH .. Pak Teguh berteriak kuat-kuat sambil menjambak rambut Nova, badannya melengkung ke atas sambil wajahnya menunjukkan ekspresi puas luar biasa dan kemudian spermanya menyembur bagitu banyak di dalam rongga rahim Nova. Akhirnya tubuh kedua insan yang baru saja melakukan persenggamaan itu melemas kembali.

Pak Teguh selama beberapa menit membiarkan tubuhnya menindih tubuh putih mulus Nova, mencoba merasakan sebanyak mungkin kenikmatan dari tubuh gadis cantik dan terpelajar itu sepuas-puasnya sambil sesekali mulutnya mencium dan mengulum bibir Nova.

Nova kembali meneteskan air matanya, tapi dia tidak dapat memungkiri kalau dirinya baru saja menerima pengalaman seksual yang sangat luar biasa sehingga di dalam hatinya dia ingin lagi dan lagi disetubuhi oleh mereka.

Pak Teguh akhirnya melepaskan penisnya dari jepitan vagina Nova. Dia sendiri kemudian terkapar lemas di samping Nova sambil mengelus rambut Nova.

Sekarang giliran saya Pak.. suara Parjo yang bergetar membuat Pak Teguh tersadar. Dia lalu berdiri dan menjauh.

Nah.. giliranmu sekarang Jo.. kata Pak Teguh. Parjo hanya tersenyum liar sambil memandangi tubuh Nova yang basah oleh keringat. Parjo tipe orang yang tidak sabaran, apalagi dia memang sudah sejak tadi terangsang hebat melihat adegan persetubuhan Nova dengan Pak Teguh, Parjo segera menarik tubuh bugil Nova yang tergolek lemas di atas ranjang lalu dibalikkannya tubuh Nova sampai menelungkup.

Saya mau nyoba gaya anjing boleh ya Neng.. Parjo berlagak sopan. Lalu dengan kasar ditariknya pantat Nova sampai menungging membuat Nova sekarang dalam posisi pantat lebih tinggi dari kepalanya.

Parjo kemudian berlutut tepat di belakang Nova sambil segera melepaskan celananya, dan sebatang penis sepanjang 20 cm dengan diameter sekitar 4 cm segera mengacung keras. Parjo mengarahkan penisnya ke bibir vagina Nova yang sudah basah oleh cairan lendir dan sperma Pak Teguh kemudian Parjo segera menekankan penisnya ke dalam vagina Nova, Nova menjerit kecil sambil mendongak, meskipun penis itu masuk tanpa perlawanan akibat vaginanya yang sudah licin, tapi karena ukurannya yang besar membuat Nova merasa kesakitan.

Oookkkhhh…. Nova meringis menahan sakit pada vaginanya. Air matanya sampai meleleh kembali di pipinya yang mulus. Sementara Parjo memejamkan matanya merasakan sensasi jepitan vagina Nova pada penisnya.

Kemudian Parjo pelan-pelan mulai menggoyangkan pantatnya membuat penisnya mendesak lebih dalam di dalam vagina Nova. Sentakan itu membuat Nova mengejang sambil merintih.

Akkhh… sakiit Paak.. aduuuhhh.. sakiit.. Nova merintih sambil menghiba.

Sakit ya? Tenang saja Neng, sebentar lagi juga enak, tadi kan Neng dokter seneng banget waktu digenjot sama Pak Teguh.. Parjo mengejek. Sambil memegangi pantat Nova, Parjo mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan frekuensi genjotan makin naik. Setiap pria itu menyentakkan pinggulnya,

Nova mendesah keras sampai suaranya terdengar keluar, dia merasa perihpada vaginanya, namun juga ada rasa nikmat bercampur di dalamnya, penis yang menyesaki liang kemaluan itu menggesek-gesek klitorisnya yang tentu saja merangsang gairahnya.

Parjo melenguh-lenguh menikmati penisnya menggesek-gesek dinding vagina Nova yang masih ketat. Nova sendiri mulai bangkit kembali gairah seksualnya. Dia lama-lama bisa mengimbangi gerakan kasar Parjo. Pinggul Nova kini malah ikut bergoyang mengimbangi sentakan-sentakan Parjo. Lama-lama Nova pun tidak tahan lagi, tubuhnya menggelinjang karena klimaks.

Ooohhhhhh… desahan panjang terdengar dari mulutnya, dia merasakan mengeluarkan cairan dari vaginanya meleleh keluar dari selangkangannya. Selama klimaksnya, Parjo tidak sedikitpun berhenti maupun memperlambat genjotannya, sebaliknya dia semakin bersemangat melihat gadis cantik itu telah takluk.

Setelah selama sekitar limabelas menit menggagahi Nova dengan gaya anjing, rupanya Parjo kurang puas, dengan gerakan kasar dia mendorong tubuh Nova membuat penisnya yang masih menancap di vagina Nova terlepas dari jepitan vagina itu.

Lalu Dipaksanya Nova duduk berhadap-hadapan dengannya. Ditatapnya wajah Nova yang cantik itu, wajah itu terlihat sangat memelaskan tapi menjilati puting payudara Nova. Selama beberapa menit berikutnya yang terdengan hanyalah gesekan penis Parjo di dalam vagina Nova diiringi dengan desahan erotis dari bibr Nova yang mungil, sementara Parjo tanpa henti terus mengaduk-aduk vagina Nova membuat Nova makin merasa nikmat, pelan-pelan birahi Nova kembali meninggi dan akhirnya Nova bersedia mengimbangi setiap gerakan Parjo, membuat mereka bisa berpadu dengan serasi dalam mencapai puncak kenikmatan seksual.

Selang beberapa menit, Parjo perlahan merebahkan kembali tubuh mulus Nova yang sekarang kembali basah oleh keringat membuat posisinya kembali tertindih tubuh Parjo, tapi dengan kedua kaki masih melingkari pinggul Parjo.

Parjo tanpa berhenti terus menggenjotkan penisnya di dalam vagina Nova, hal itu membuat Nova makin terhanyut, desahannya makin menjadi-jadi, tubuhnya makin lama makin menegang, tangannya mencngkeram kasur dengan sangat erat dan beberapa menit kemudian Nova akhirnya tidak tahan lagi, orgasmenya meledak.

OOHHH… Nova mengerang kuat-kuat sambil badannnya melengkung membuat payudaranya mencuat menekan dada Parjo dengan lembut. Parjo merasakan vagina Nova berdenyut-denyut, seolah menyempit dan meremas penisnya dengan kekuatan cengkeraman tangan, sensasi itu membuat Parjo megap-megap, dia tidak tahan lagi, sensasi dahsyat menghantam sekujur tubuhnya seolah cakar harimau yang merobek tubuhnya dari dalam.

AHHHHHKKHHHH… Parjo tidak tahan lagi, dengan erangan keras dia menyentakkan penisnya dengan keras ke dalam vagina Nova, lalu saat itu juga spermanya menyembur dengan deras membanjiri rahim Nova.

Tubuh Parjo menegang sesaat sebelum melemas lagi. Parjo ambruk setelah mendapat orgasme yang luar biasa. Belum pernah Parjo melakukan hubungan seks senikmat ini, kenikmatan yang diperolehnya daripara pelacur yang pernah digaulinya jelas tidak ada seujung kuku jika dibandingkan dengan kenikmatan yang didapatkannya saat menggauli tubuh gadis secantik Nova.

Ohhh… gila, enak banget memeknya Neng dokter.. kata Parjo lirih di telinga Nova. Nova hanya diam saja meskipun air matanya meleleh membasahi pipinya. Tapi meskipun sedih, Nova juga merasakan kenikmatan yang tiada taranya saat digauli oleh Parjo.

Pacarnya sekalipun belum pernah memberikan kenikmatan begitu dahsyat seperti yang baru saja dialaminya bersama Parjo dan Pak Teguh. Karena itu Nova diam saja ketika dilihatnya Didik naik ke ranjang menggantikan posisi Parjo.

Sekarang giliran saya Neng.. ujar Didik sambil cengar-cengir. Nova hanya menatapnya dengan tatapan sayu. Didik untuk beberapa saat hanya mengagumi tubuh telanjang Nova yang terlentang di hadapannya.

“Astaganaga, gila bodinya Neng dokter mantap banget nih, wah beruntung banget nih kita”, kata Didik, ” Lalu tanpa ba bi bu lagi tubuh Nova langsung diterkamnya.

“Hmmphhh ungghhh pak hmmph,” Nova merasa sangat sesak sekali, karena selain tubuh Didik yang gempal itu, nafas dan bau badannya sangat mengganggu, tapi Didik tidak mempedulikannya, Mulut Nova langsung dijilatnya tanpa menghiraukan rintihan Nova, lidahnya mulai berhasil menembus mulut Nova, dan selama beberapa saat keduanya saling bergulat bibir dengan ganas.

Tibatiba tanpa peringatan Didik langsung menjambak rambut Nova membuat Nova kesakitan.

“AAhhh sakit pak.” Nova merintih, Didik justru menyeringai.

Keluarin lidahnya Neng dokter… Didik memberi perintah, dan dalam keadaan seperti itu Nova hanya pasrah, dijulurkannya lidahnya yang berwarna pink. Didik tanpa pikir panjang langsung mengulum lidah Nova tanpa merasa jijik sedikitpun. Lidah Nova bahkan di permainkan di mulutnya

Kemudian Didik mulai meremas remas payudara Nova, ia mainkan puting susu Nova seperti orang ingin mencari gelombang radio, Didik juga menjilat-jilati puting susu Nova dan dimainkan terus sehingga puting susu Nova mengeras dan mengacung dengan indahnya, Nova kembali menegang, birahinya seperti dibakar kembali, dan tanpa sadar Nova kembali hanyut dalam permainan yang kali ini dilakukan oleh Didik. Nova hanya mampu mengerang menahan gejolaknya yang kembali menggebu.

Melihat Nova yang sudah kembali terangsang, Didik segera melepaskan celana kolornya, dan penisnya yang hitam legampun mengegang keras siap untuk dihujamkan ke dalam vagina Nova. Didik kemudian mengatur posisi kaki Nova supaya mengangkang lebar membuat vaginanya yang sudah basah itu membuka lalu Maan mngatur posisi tubuhnya tepat di depan celah kemaluan itu.

Kemudian dengan gerakan pelan Didik menggesek-gesekkan ujung kemaluannya di bibir vagina Nova, hal itu membuat Nova mengerang lirih. Didik kemudian mendorong pantatnya maju dengan gerakan pelan, membuat penisnya sdikit demi sedikit mendesak masuk ke dalam liang vagina Nova. Nova merasakan vaginanya seperti melebar ketika menerima penis Didik yang lebih besar dari penis Parjo, membuatnya meringis kesakitan.

Ahhh… sakiiitt.. sakit Pak… Nova merintih lirih. Air matanya kembali meleleh, dia berusaha melebarkan kakinya agar vaginanya bisa menanpung penis Didik.

Sakit ya Neng..? Bentar lagi juga enak.. tahan ya Neng.. Didik berujar santai sambil menindih tubuh mulus Nova lalu mendekapnya dengan kedua tangannya yang kekar. Kemudian dengan gerakan pelan Didik menarik penisnya, membuat Nova sedikit bisa bernafas lega. Tapi sedetik kemudian Didik kembali menusukkan penisnya ke dalam vagina Nova, kali ini dengan sentakan kasar.

Ahhhkk….!! Nova merintih sambil menggeliat, membuat tubuhnya melengkung dan tulang rusuknya seperti menjiplak di kulitnya. Tanpa sadar Nova mencengkeram punggung Didik dengan kuat membuat goresan kecil dengan kuku-kukunya.

Tapi Didik tidak merasakan goresan kecil itu, konsentrasinya sepenuhnya berpusat pada kemaluannya yang sudah bersatu dengan kemaluan Nova. Sensasi luar biasa mengalir ke dalam setiap pembuluh darahnya membuat darahnya seperti menggelegak. Didik lalu mengulangi aksinya, meanirk penisnya pelan dan menghunjamkannya ke dalam vagina Nova dengan kasar.

Kembali Nova menjerit lirih menerima perlakuan itu. Didik lalu mengulanginya lagi, membuat Nova kembali menjerit. Dan selama sepuluh menit kemudian yang terdengar di kamar itu adalah jeritan-jeritan lirih Bela ketika vaginanya digenjot oleh Didik dengan kasar. Rupanya jeritan Nova yang sensual itu menjadi sensasi tersendiri yang menambah kenikmatan Didik dalam melakukan persenggamaan dengan Nova.

Nova sendiri meskipun merasa tersiksa, tapi mulai bisa menikmati sensasi yang dihasilkan dari persetubuhannya dengan Didik. Pelan-pelan rintihannya berubah dari rintihan kesakitan menjadi rintihan kenikmatan. Nova perlahan juga mulai mengimbangi gerakan-gerakan Didik yang kasar dengan gerakan pinggulnya.

Sensasi yang dibuat oleh Didik pada diri Nova membuat Nova tak berkutik lagi, lenguhan dari bibirnya yang mungil makin menjadi-jadi seolah meracau. Karena itu Nova tidak menolak ketika Didik memintanya berganti posisi.

Didik yang masih mendekap tubuh Nova yang mulus berguling sehingga sekarang posisinya terbalik, tubuh mulus Nova yang telanjang sekarang berada di atas Didik. Didik lalu meminta Nova untuk menggerakkan pantat sehingga penis Didik yang masih mendekam di dalam vagina Nova kembali terkocok oleh jepitan vaginanya.

Nova melakukannya sambil terengah-engah, Didik meresponnya dengan melumat bibir Nova yang megap-megap dengan rakus seolah berusaha menelan bibir itu mentah-mentah. Selama sepuluh menit keduanya berada dalam posisi berdekapan dan saling berpagutan bibir.

Masih tidak puas dengan gaya itu, Didik lalu bangkit dalam posisi duduk tanpa melepaskan pelukannya dari tubuh Nova sehingga sekarang keduanya saling menempel dalam posisi duduk di ranjang.

Kaki Nova sekarang melingkari pinggul Didik, lalu keduanya bergantian menggerakkan pinggulnya membuat kemaluan mereka yang bersatu kembali terbenam dalam sensasi seksual yang menggebu. Nova mendesah penuh kenikmatan diperlakukan sedemikian rupa. Dan Didik membalas aksi Nova dengan memagut bibirnya kemudian menelusuri leher dan belahan payudara Nova dengan ciuman-ciuman, meninggalkan bekas kemerahan di bagian yang diciuminya.

Setelah bebarapa menit Didik kembali kepada posisinya semula, direbahkannya tubuh Nova dan ditindihnya kembali tubuh mulus itu. Didik kemudian menggenjotkan penisnya lagi, kali ini gerakannya teratur, membuat Nova serasa melayang ke angkasa oleh sensasi yang dihasilkan genjotan Didik.

Menit demi menit berlalu, Didik masih bersemangat menggenjot Nova. Sementara Nova sendiri sudah mulai kehilangan kendali diri, dia kini sudah tidak terlihat sebagai seseorang yang sedang diperkosa lagi, melainkan nampak hanyut menikmati ulah Didik.

Nova merasakan ingin selamanya disetubuhi seperti ini, Nova tanpa sadar memeluk Didik dan memberikan ciuman di mulutnya. Mereka berpagutan sampai Nova mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkeram erat-erat lengan kokoh Didik.

Aaaaaahhooooohh ! desah Nova sambil memeluk Didik dengan kuat saat penis Didik melesak ke dalam vaginanya, cairan yang sudah membanjir dari vagina Nova menimbulkan bunyi berdecak setiap kali penis itu menghujam.

Suara desahan Nova membuatnya semakin bernafsu sehingga dia meraih payudara Clara dan meremasnya kuat-kuat membuat Nova meringis kesakitan bercampur nikmat. Nova merasa dirinya seperti mau meledak. Tubuhnya bergetar dan kemudian mengejang kuat sekali.

AHHKHHH… OHHHHH… Lolongan kuat meluncur begitu saja dari bibir mungil Nova, untuk kesekian kalinya Nova mengalami orgasme gila-gilaan. Didik akhirnya menyerah, diapun kemudian melepaskan sensasi yang sedari tadi ingin dilepaskannya.

Ahhhhh… Didik melenguh penuh kepuasan saat spermanya menyembur mengisi rahim Nova.

Minggir Mad! Terdengar suara Pak Teguh dan Parjo, Didik yang masih dikuasasi sensasi orgasme gelagapan, dia menyingkir dan melihat Pak Teguh dan Parjo tiba-tiba naik ke atas ranjang sambil berlutut tepat di atas wajah Nova sambil mengocok penisnya. Lalu.

Crttcrtcrt.., sperma kedua orang itu muncrat membasahi wajah Nova. Rupanya selama mereka melihat Nova disetubuhi oleh Didik, mereka kembali naik birahinya dan melakukan onani. Setelah puas menyemprotkan spermanya di wajah Nova mereka terkapar di ranjang dengan nafas terengah-engah.

Dibiarkannya Nova ranjang itu, wajahnya tampak sedih dan basah oleh keringat, air mata dan cairan sperma yang sangat banyak melumuri wajahnya, dalam hatinya berkecamuk antara kepuasan yang dialaminya dan rasa benci pada ketiga orang yang baru saja memperkosanya.

Selama sehari semalam penuh, ketiga orang itu kembali menikmati kemulusan tubuh Nova dengan berbagai macam cara. Nova dipaksa untuk melakukan oral seks sambil mengocok penis yang lain, lalu dipaksa pula untuk melayani tiga orang sekaligus.

Ketiganya melakukan hal itu secara bergantian membuat Nova berkali-kali orgasme. Nova juga dipaksa untuk menari dalam keadaan telanjang bulat, lalu mereka menyuruhnya untuk menjilati penis mereka satu-persatu sambil kemudian menyemprotkan spermanya di wajah dan tubuh Nova.

Baru keesokan paginya setelah semalam suntuk menggarap tubuh Nova habis-habisan mereka mengantar Nova pulang ke pondokan sambil disertai ancaman akan melakukan sesuatu yang buruk jika Nova berani buka mulut tentang perlakuan mereka semalam. Sementara Pak Teguh tidak lupa untuk berpesan agar Nova setiap saat siap jika mereka ingin menikmati tubuhnya lagi.





EmoticonEmoticon