Sabtu, 16 Desember 2017

Gairah Seks Nenek Muda Hingga Multi Orgasme


CASINO QIUQIU AGEN LIVE CASINO TERBAIK DAN TERPERCAYA

Tante Lendir - Hey para pembaca perkenalkan nama saya Tito (nama samaran), Saya akan menceritakan skandal sexsku dengan teman nenek yaitu Tante Eni, diusianya yang sudah 37 tahun dia masih nampak cantik dan sexy layaknya ABG. Sebelum aku menceritakan tentang skandalku dengan Tante Eni, sebelumnyaa aku juga melakukan skandal dengan nenekku sendiri, walaupun beliau saya panggil dengan panggilan nenek mega, sebenarnya beliau masih terhitung nenek muda. Kakekku dan nenekku ini usianya tergolong beda jauh, karena kakekku berusia 65 tahun dan nenekku baru berusia 38 tahun.

Sejak tinggal dirumah nenekku, saya benar-benar dimanja soal sex dan soal materi. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu yaitu teman nenek, namanya Tante Eni. kata nenek Tante Eni tinggal di sebuah kampung di Medan, walaupun Tante Eni berasal dari sebuah perkampungan tapi Mimik wajahnya tidak menampakan wajah kampungannya. Wajah yang manis, tidak berbeda jauh dengan Nenek Mega, postur tubuh yang semampai di ikuti dengan kulit putih bersih, hal ini membuat orang tidak mengira kalau Tante Eni adalah wanita kampung. Satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau Tante Eni berasal dari kampung adalah logat bahasanya yang bener-bener medok saat berbicara.

Dengan cepatnya sayapun akrab dengan Tante Eni karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan saya sering mencandai dia karena logat bicaranya yang medok itu. Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 165 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari Nenek Mega, dan yang bikin pikiran kacau adalah payudaranya yang lumayan besar kutaksir kira-kira berukuran 34 B.

Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah Tante Eni haus sex seperti Nenek Mega Kalau Nenek Mega mau kenapa temanya tidak dicoba ? hhe… ini akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo saya bisa mencumbunya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi saya sering tidur dengan nenekku, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 33 tahun kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan. LIVE CASINO

Dirumah, Nenek Mega sudah beberapa kali wanti-wanti pada saya jangan sampe saya perlakukan Tante Eni sama sepertinya, rupanya Nenek Mega cemburu karena melihat kemungkinan itu ada. Sampai suatu ketika nenek sedang pergi dengan kakek ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat saya sempat melampiaskan birahiku bersama Nenek Mega di sebuah motel deket rumah, biar aman. Disana sekali lagi Nenek Mega wanti-wanti. Saya mengiyakan, saya berusaha meyakinkan.

Setelah nenek dan kakek berangkat saya mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal saya, Tante Eni dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Bebeapa kali saya menggoda Tante Eni dengan cerita-cerita menjurus porno tapi Tante tidak bergeming. Saking tidak tahan birahi ingin menyetubuhi Tante Eni, malamnya saya coba mengintip saat dia mandi. Dibelakang kamar mandi saya meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi.


Hari mulai malam ketika Tante Eni masuk kamar mandi, saya memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita manis didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Eni menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Eni tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam-idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Eni membasuh wajahnya. Sejenak dia bengong dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama.

Perlahan tangan itu mulai merambah payudaranya yang besar. Saya berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Eni menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Eni bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Penisku juga sudah menggeliat-geliat, saya menuntaskan birahiku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Tidak sadar saya juga mengerang dan sperma saya terbang jauh melayang.

Dalam beberapa detik saya memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah manis Tante Eni sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat saya bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Eni memanggilku lirih.

“ Tito, tidak baik mengintip, ” kata Tante Eni.
“ Ma ma maaf ya Tante, ” jawabku gagap.
“ Tidak apa-apa, dari pada disitu mendingan kesini., ” kata Tante Eni lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.

Saya paham maksudnya, dia meminta saya masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga saya langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah, dengan cepatnya saya sudah stand by di depan pintu kamar mandi. Saya sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan saya bergegas masuk. Kulihat Tante Eni melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan. CASINO ONLINE

“ Kamu pake ngitip saya segala, ” ujar Tante Eni.
“ Saya kan tidak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa saya di tampar, hahaha, ” balasku.

Tante Eni memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadsaya tidak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini tidak ada rasa kalo Tante Eni tuh orang kampung. Ternyata keahlian nge-sex itu tak memandang kampung atau kota ya.

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Eni membungkuk dan melahap Penis yang sudah tegak kembali. Lama saya dihisapnya, nikmat sekali rasanya. Tante Eni lebih buas dari Nenek Mega. Atau mungkin disinilah letak kampungannya, liar dan buas. Beberapa detik kemudian setelah puas mengisapku, Tante Eni mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Eni menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Eni.

“ Tito kamu hebat, pantesan si Nenek Mega puas selalu, ” cerocos Tante Eni.
“ Emangnya Tante Eni tau? ” jawabku disela aktifitas menjilat.
“ Ya nenekmu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia wanti-wanti jangan menggoda saya, dia cemburu tuh, ” balas Tante Eni.

Ups, rupanya rahasisaya sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Eni.

“ Sedari awal saya sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih saya belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi Tito, sekarang masukin yuk, saya bener-bener tidak tahan mau keluar, ” kata Tante Eni lagi.

Saya sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi. Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi, kuarahkan Penis ke memeknya. Tante Eni mengerang dan merem melek setiap kuenjot dengan batang penisku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam.

CERITA DEWASASetelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan Penis ke memeknya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan memeknya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Penis masih tetep aktif keluar masuk.

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, Tante Eni menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan penisku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Penis seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Eni mendesis-desis seperti kepekampungn. Lama kami mengeksplorasi gaya ini.

Dalam beberapa menit kemudian Tante Eni meminta saya untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulayani juga maunya, tapi saya tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu saya disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang Penis, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke memek yang sudah membengkak.

Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Eni sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat. Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan puting payudaranya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba Mimik wajahnya berubah rona. Dia meringis, mengerang dan berteriak.

“ Tito, saya mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya, ” erangnya.
Tangannya meraih tubuhku dan saya dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.
“ Ohh, ” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.

Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak saya dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut Penis dari memeknya. Dan perlahan mulai kugenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh Tante Eni memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai.

“ Tante saya mau keluarin ya ”, kata saya menahan gejolak, bergetar suara saya.
“ Sama-sama ya Tito, saya mau lagi nih, ayo, yuk keluarin, yuk , ahh ”.

Dibalik erangannya, sayapun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau tidak, emangnya gue pikirin. Kayaknya saya tertidur sejenak dan ketika sadar saya segera mengangkat tubuh Tante Eni dan kamipun mandi bersama.

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Eni yang keluar duluan, setelah aman saya menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Eni langsung menyusul ke kamarku setelah mengenakan daster. Saya yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. LIVE BACCARAT

Malam itu kami habiskan dengan penuh birahi membara. Kuhitung ada sekitar 7 kali kami keluar bersama. Saya sendiri heran kenapa saya bisa orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir sperma saya sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.

Selama 3 hari Nenek Mega di Surabaya, saya puas-puaskan nafsuku dengan Tante Eni. Sejak kejadian itu masih ada sebulan Tante Eni tinggal dirumah Nenek Mega. Selama itu pula saya kucing-kucingan bermain cinta. Saya harus melayani Nenek Mega dan juga bermain cinta dengan Tante Eni. Semua pengalaman itu nyata kualami. Saya tidak merasa capek harus melayani dua wanita yang dua-duanya punya birahi tinggi karena saya juga menikmatinya.



EmoticonEmoticon