Sabtu, 30 September 2017

Perkosaan Tak Terduga Dari Keponakan Menjadi Kenikmatan Luar Biasa


CASINO QIUQIU AGEN LIVE CASINO TERBAIK DAN TERPERCAYA

Tante Lendir - Tante lina sedikit panik apa yang dilakukan Hafiz kepada susunya yang montok seperti kesetanan, tante Lina berupaya bangun dan seharusnya dia menegur keponakannya apa yang di perbuatnya, dalam hati tante Lina mungkin dia tahu apa yang aku barusan lakukan dengan penisnya, tapi pikiran itu hanya terlintas sekejap kemudian tante Lina menikmati apa yang dilakukan keponakannya.

Akhirnya dengan pasrah, Tante Lina tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Hafiz pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Hafiz disertai gigitan kecil. Tante Lina pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.

Ssshh, tanpa sadar Tante Lina mendesah penuh kenikmatan saat Hafiz mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.

Hafiz tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Lina sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Lina. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.

Enghh, ahhng, ahh, ngggssssh, Tante Lina mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.

Napas Hafiz mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Lina. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Hafiz semakin bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam selangkangan tante Lina.

Sleep!, Batang Penisnya pun telah masuk ke dalam lubang kemaluan tantenya. Tante Lina merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Hafiz. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.

Aahh, essshh, ahh, Tante Lina mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Hafiz untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Githa pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Hafiz.


Dilihatnya Hafiz dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Lina. Githa pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Hafiz memegangi paha Tante Lina dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Githa mulai terangsang.

Tanpa sadar Githa mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Lina. Tante Lina pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Hafiz sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.

Eng, sssh, nikmat, Ran, desah Githa sambil disela-sela ciumannya dengan Tante Lina. Penis Hafiz terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan Penis Hafiz memasuki liang vagina Tante Lina.

Githa semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Githa kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.

Enghsss, enghh, terusshhin, engshh, Tante Lina semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Hafiz membuat vaginanya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Githa pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi.

Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Hafiz. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Hafiz.

Gerakan maju-mundur Hafiz diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Lina. Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Lina semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Hafiz sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat.

Tiba-tiba tubuh Tante Lina menegang dan vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.

Ran, ganti aku aja, Tante udah lemas tuh, ucap Githa tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.


Hafiz pun menarik penis dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Githa yang telah mengangkang itu. Sleep!, Penisnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.

Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Hafiz menciumi buah dada Githa sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Githa melingkarkan tangannya pada punggung Hafiz.

Enghh terusshh, Ran, masukin terus, enggsshh, desah Githa sambil matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Hafiz menarik tubuh Githa agar duduk di atas pinggang Hafiz. Posisi ini semakin membuat penis Hafiz lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Hafiz memegangi pantat sepupunya itu. Githa juga merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh batang kemaluan Hafiz.

Hafiz semakin merasa penisnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Githa yang berada di atas tubuh Hafiz mulai menggerakkan bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Hafiz semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Githa pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.

Enghh, terus, Enghh enaahkk, mata Githa terpejam dan bibirnya mendesah. Hafiz terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Githa pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya itu.

Lebihh kerashh, enghh lagi, Githa merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang

Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Lina. Saat makan pagi, tante Lina tampak berusaha bersikap santai.Ran, kamu mau kemana hari ini, tanya Tante Lina sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya.

Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru, ucap Hafiz sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Lina mengingat apa yang dilakukannya semalam.

Ia takut kalau sampai Tante Lina lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.Kalau gitu ini buat beli novelnya, ucap Tante Lina sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Hafiz pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran.

Dilihatnya Tante Lina mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.Makasih ya, Tante, ucap Hafiz sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Lina, Merekapun berangkulan erat.Tiba-tiba Tante Lina berbisik, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran.Iya, Tante.

Kemaluan Hafiz terasa mengeras. Terus kalau Hafiz takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya, ucap Tante Lina dengan nada datar. Ia tidak mau Hafiz menangkap keinginannya. Namun bagi Hafiz kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.

Hafiz pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Lina tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Lina.

Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Lina sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Hafiz. Ia tidak mengira Hafiz sudah berani terang-terangan.

Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Hafiz membuka kancing blusnya. Tangan Hafiz segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.

Sudah, Ran. Tante mau ke kantor, ucap Tante Lina sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Hafiz tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Lina dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Lina terlihat. Tangan Hafiz pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

Ash, neghh, udah, Ran, desah Tante Lina. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Lina. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.

Udah, Ran dari belakang aja, ucap Tante Lina sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.

Kesempatan itu tidak disia-siakan Hafiz. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang penisnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya penisnya ke vagina Tante Lina. Sleppp!, Penis Hafiz mulai memasuki lubang kemaluan Tante Lina.

Lututnya seperti hampir copot ketika penis itu masuk ke dalam lubang vagina Tante Lina. Tante Lina juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.

Eenghh, nikmat, terussshh, desah Tante Lina sambil memejamkan mata. Hafiz memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Tante Lina. Penisnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Lina yang ranum menggantung.

Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Lina sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Hafiz menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.Terusshh, Ran, enakkk, desah Tante Lina.

Beberapa saat kemudian Hafiz mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Lina namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Lina.

Ia telah sampai di pucak kenikmatan. Cret.., cret.., cret, sperma Hafiz membasahi lubang kemaluan Tante Lina. Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.

Tante Lina segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan.

Tante Lina pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Hafiz sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.

Udah, ya Tante ke kantor dulu, ucap Tante Lina sambil mendekati Hafiz. Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Lina segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Hafiz pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa.





EmoticonEmoticon