Sabtu, 30 September 2017

Nikmatnya Jadi Simpanan Tante Eni


CASINO QIUQIU AGEN LIVE CASINO TERBAIK DAN TERPERCAYA

Tante Lendir - Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu sudah mau ngerasain yang enak-enak.

Yah itu semua karena temen mama ku kali yah, Soalnya temen mama Aku yang namanya Tante Erni (biasa ku panggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

Tante Erni ini tinggal dekat rumah ku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluarga ku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah ku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik.

Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).

Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai panas dingin rasanya tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.

Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mama ku ngajak Aku, pikir ku pasti Tante Erni ikut juga, wah asyik lah nih pikir ku.


Waktu hari ke-2 malam, malam hari sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut.

Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Erni ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

“Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.

Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantung ku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hati ku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni.

“Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Erni.
“Ah enggak apa-apa Tante”, jawab ku.
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni.
“Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanya ku.

Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

“Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mama mu”, kata Tante Erni.

Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tangan ku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkan ku memegang-megang vaginanya.

“Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain di kirain kita ngapain lagi”.
“Iyah Tante”, jawab ku.

Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.

Esoknya semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut mungkin karena Aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai-sampai aku panas dingin dan badan ku gak enak.

“Lex, kamu enggak ikut?” tanya mama ku.
“Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kata ku.
“Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata mama.
“Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata mama pada Tante Erni.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Erni.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

“Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tante kepala ku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kata ku.

Tante Erni begitu perhatian pada ku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum di karuniai seorang buah hati pun.

“Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” canda Tante Erni pada ku.
Aku bingung awalnya, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawab ku polos.
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Erni sambil memegang si kecil ku.
“Ah... hhaaha itu kepala bawah, bisa saja, Tante” kata ku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” tebaknya.
Aku pun hanya diam saja.

Selesai sarapan badan ku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celana ku, ku bilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celana ku dan CD ku.

Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
“Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”.
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kata ku polos.
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Erni.

Lalu di genggamnya batang penis ku dan di elusnya langsung spontan saat itu juga penis ku berdiri tegak. Di kocoknya pelan-pelan sampai-sampai aku di buat melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.


“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa ku sadari tangan ku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kata ku.
“Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.

Aku bingung campur heran melihat penis ku di kulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener” kata ku sambil meremas vagina Tante Erni yang ku rasakan berdenyut-denyut.
Tante Erni pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras.

“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air mani ku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan ku rasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah.

“Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante”.

Tanpa ku sadari tangan ku masih memegang vagina Tante Erni.

“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah.
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya pada ku.
“Tante boleh enggak Alex lihat dan pegang itu Tante lagi” pinta ku pada Tante Erni.

Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, ku lihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa.

“Tante kencing yah?” tanya ku.
“Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.

Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handuk ku. Lalu Tante Erni duduk di samping ku.

“Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya.

Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Erni.
Dia mulai memegang penis ku lagi, “Lex Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
Aku bingung atas permintaan Tante Erni.
“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante, kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa Tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Erni pada ku.

Mulailah tangannya mengelus penis ku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

“Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya.
“Tante, Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”.
“Coba saja Lex”.

Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penis ku.

“Achh.. hgghhghh.. Tante”

Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika ku cium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah).

Tante Erni melepaskan baju nya dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Erni pun masih asyik mengulum penis ku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadap ku. Tante Erni langsung mencium bibir ku dengan penuh nafsu dan menderu.

“Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leher ku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke puting ku, di kulumnya di jilatnya, lalu ke perut ku, terus turun ke selangkangan ku dan penis ku pun mulai kembali mengeras.

Di jilatinya paha sebelah dalam ku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat.

Tante Erni pun langsung menjilati penis ku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap biji ku dan juga terus sampai-sampai lubang pantat ku pun dijilatinya sampai aku merasakan anus ku basah.

Ku lihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betis ku dan kembali ke bibir ku di kulumnya sambil tangannya mengocok penis ku, tangan ku pun ikut meremas payudara Tante Erni.

Dan entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni ku baringkan dan aku bangun, langsung ku jilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.

“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isepin juga Lex” kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan oleh ku.

“Lex masukin donk Tante enggak tahan nih”.
“Tante gimana caranya?”.

Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. 10 menit jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.

“Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni.

Aku pun di suruhnya untuk menaik turunkan pantat ku dan tak lama ku rasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni.

Hmm sungguh pengalaman pertama ku dan juga ku rasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penis ku dan juga menyedotnya. Ku rasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkannya di dalam vaginanya.

“Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni pada ku.

Aku mengiyakannya saja tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Erni pun langsung mengocok penis ku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kata ku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
“Tante Alex kayanya mau kencing niih”.

Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penis ku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan mani ku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penis ku untuk menyedot habis mani ku dan aku pun langsung lemas tapi di sertai kenikmatan yang alang kepalang.

Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi.

Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kami pun cape sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di samping ku, tapi tangan ku ku selipkan di dalam celana dalam Tante Erni.

Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

“Lex kamu sudah baikan?” tanya mama.
“Sudah ma, aku sudah baikan kok” kata ku.
“Makasih ya, Ni, udah jagain anak ku, ini titipan mu” kata mama sama Tante Erni.
“Ohh.. iaa,, Gpp kok.. Makasih juga yah titipannya” kata Tante Erni.

Esoknya kami pun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil dengan ku. Mama yang menyopir di temani Ibu Mega di depan. Di dalam mobil pun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumah ku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni.

Sekali waktu aku pernah mengeluarkan sperma ku di dalam sampai 3 kali. Dan kini Tante Erni juga sudah di karunia 2 orang anak yang cantik.

Baru ku ketahui bahwa suami Tante Erni ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

Yah, begitulah kisah ku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante Erni dan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dari ku.

Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat memuaskan hasrat seksualnya, maka Aku pun memenuhi hasrat kenalan Tante Erni tersebut juga.





EmoticonEmoticon