Jumat, 28 Juli 2017

Jadi Istri Kedua Menantuku


Jadi Istri Kedua Menantuku

Tante Lendir - Perkenalkan namaku Sonia aku wanita berusia 32 tahun, kebetulan aku ini seorang janda yang ditinngal mati suamiku. Aku mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Delima. Anak gadisku ini memiliki kecantikan yang menurun dariku, selain cantik Delima juga mempunyai Prestasi di sekolahnya. Keturunan pandai yang dimiliki oleh Delima ini keturunan dari almarhum Ayahnya. Delima dapat menyelesaikan pendidikan SMU-nya pada usia 16 tahun.

Betapa beruntungnya Delima ini, setelah tamat SMU Delima langsung dilamar oleh seorang pengusaha muda yang kaya raya yang bernama Erlang. Erlang ini sebenaranya Masih saudara jauh kami, kami sekeluarga besar sudah menyetujui dan mendukung perjodohan dan pernikahan itu. Dengan alasan keluarga besarku agar meringankan bebanku karena aku single parent, maka Delima-pun menyetujui perjodohan itu.

Sebenarnya pernikahan diusia Delima yang Masih 16 tahun itu, menurutku Masih terlalu dini untuk dia. Namun menurut keluarga besarku, pada usia 16 tahun sudahlah cukup usia untuk menjalani bahtera rumah tangga, aku pun dulu juga menikah pada usia 16 tahun sama seperti usia Delima sekarang. Selisih usia Delima dan Erlang terpaut sangat jauh, delima berusia 16 tahun sedangkan Erlang 34 tahun.

Saya sangat senang dengan sifat Erlang calon menantuku ini, dia seoramg laki-laki yang bijaksana dan sangat mengerti kepada putriku. Karena Delima ingin sekali meneruskan pendidikanya, Erlang mengijinkan istrinya untuk melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi. Singkat cerita setelah Delima melahirkan anak pertamanya yang kebetulan dikaruniai anak putri, menantuku Erlang melarangku untuk bekerja keras.

Hal itu dilakukan Erlang bertujuan agar aku dapat membantu merawat anakku dan putri pertamanya itu. Diusia Delima yang tergolong Masih dini untuk menikah itu, maklum saja jika Delima belum begitu mahir dalam merawat putrinya. Lagian Delima ini juga Masih harus melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas yang kebetulan dia memilih jurusan kedokteran.

Di Masa-Masa ini aku amatlah bahagia, karena kehidupanku berubah menjadi baik, dan lagi aku bisa merawat cucu pertamaku yang bernama Olivia. Singkat cerita cucu pertamaku ini sangat dekat dan sayang sekali padaku, dengan panggilan Bunda dia memanggilku. Selain cucuku yang dekat denganku, menantuku Erlang juga sangat dekat denganku, mungkin karena usia kami tidak selisih jauh.

Dari sinilah awal ceritaku ini, tak jarang Erlang sering menatapku dengan pandangan mata yang kurasa-rasakan sangat aneh. Dia sering menatapku dengan tatapan seperti menatap istrinya, sehingga aku sering merasa janggal jika melihat pandangan mata yang nampak buas. Perhatian Erlang kepadaku bahkan sangat berlebihan, tak jarang Erlang memintaku untuk membantu dia menyiapkan keperluanya.

Hal yang sering diminta oleh erlang yaitu, menyiapkan menu makan, baju ganti, bahkan sampai-sampai aku menyiapkan air untuk mandi dia, hal itu membuatku berkata dalam hati ( aku ini istrinya, atau mertuanya). Tapi yasudahlah aku anggap perhatianya itu layaknya menantu dan mertua. Sebagai balasan kasih sayangku kepada Erlang, aku sering mendapat hadiah dari Erlang melebihi istrinya.


Sebenarnya aku juga risih dengan hal itu, tapi untung saja Delima tidak pernah memperhatikan hal ini karena dia sibuk dengan pendidikannya. Terkadang aku sering menasehati Delima agar lebih memperhatikan suaminya tetapi Delima selalu saja mengabaikan nasehatku itu. Bahkan dia lebih sering bergaul dengan teman-teman kuliahnya dibandingkan dengan anak dan suaminya.
Tak jarang Erlang lebih sering berkeluh kesah kepadaku mengenai segala sesuatu tentang kehidupannya.

Semenjak Delima menikah tanpa sadar birahi seksku mulai bangkit lagi. Dulu sepeninggal suamiku aku sempat menjadi dingin terhadap laki-laki. Sampai suatu malam, ketika malam pertama Delima aku sempat iri terhadap putriku karena aku mendengar desah nikmat persetubuhan Delima dengan Erlang.

Aku sering kesepian dikamar bahkan aku sering membayangkan kegagahan Erlang. Aku sering mimpi aku disetubuhi oleh Erlang. Tetapi setelah kelahiran Olivia kulihat Erlang sering menampakkan kecewaannya setelah bersetubuh dengan Delima bahkan karena saking kesalnya, Erlang sering mengadukan hal ini padaku. Bahkan secara tersirat bahkan Erlang mau bersetubuh denganku.

Aku tetap menasehati Erlang agar tetap sabar dan menolak kemauannya karena itu akan menyebabkan keaiban keluarga. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Suatu hari Delima mengalami kecelakaan sewaktu bepergian dengan teman-temannya. Ketika itu mereka dalam keadaan mabuk sewaktu mengendarai mobil, sehingga itu menyebabkan Delima terperosok kedalam jurang.
Hal itu menyebabkan Delima dan semua penumpang yang berada didalam mobil tidak ada yang selamat.

Dengan keadaan itu Erlang sangat berduka dan malu karena kejadian itu, aku pun sangat malu dengan kelakuan Delima. Aku minta maaf atas kelakuan putriku kepada Erlang. Akupun berinisiatif mengambil seorang suster yang muda dan cantik bernama Melani untuk merawat Olivia.

Hal itu bertujuan agar Erlang tertarik kepada Melani, aku rela Erlang menikahi Melani untuk menggantikan Delima. Tetapi Erlang sama sekali tidak tertarik pada Melani, bahkan Erlang sering memperhatikan dan aku merasakan hal ini. Sebulan setelah kematian Delima, Erlang mengajakku untuk menemui keluarga besar kami dan dia dengan nekad mengajukan usul untuk menikahiku.

Hal itu dilakukan erlang dengan alasan aku harus bertanggung jawab atas kelakuan Delima putriku. Erlang bahkan mengancamku bila aku tidak mau menjadi pengganti Delima putriku, dia akan pindah kekota lain dengan membawa Olivia pergi dan aku tak boleh mendekati Olivia lagi. Saat itu Aku menjadi kebingungan, disatu sisi memang aku dapat mencapai impianku melayani Erlang seutuhnya.

Namun dalam hatiku di sisi lain mengatakan hal ini akan melanggar norma-norma umum. Tetapi pada akhirnya setan memberikan jalan agar rencana ini dapat terkabul bahkan keluar besar menyetujui bahkan mendorong aku untuk permintaan itu dengan alasan agar keluarga kami dapat utuh kembali bahkan aku tetap kaya raya. Rencana pernikahan kami pun ini berjalan dengan mulus karena Erlang orang terpandang.

Mulai dari Penghulu, kantor agama dan hal yang menyangkut tentang pernikhan kami pun dapat diatur dengan baik sehingga pernikahan kami berjalan dengan mulus.Waktu akad nikah aku didandani oleh salon terkenal yang dipilih Erlang sehingga sewaktu melihat dicermin aku tak mengenali diriku lagi, yang kulihat adalah seorang gadis muda yang siap memberikan pelayanan yang komplit kepada suaminya.

Semua keluarga terMasuk Erlang kagum melihat kecantikanku itu. Bahkan Erlang mengatakan kepadaku agar tidak berganti pakaian sewaktu melayaninya. Pesta pernikahan berjalan lancar. Disore hari kami sudah sampai rumah untuk melakukan ritual malam pertama kami. Olivia dan susternya Melani kami titipkan dirumah keluarga kami agar tidak mengganggu malam pertama kami.

Olivia merengek minta ikut pulang tapi setelah kuhibur bahwa Bunda harus melayani ayahnya secara total, akhirnya dia mau mengerti. Hatiku berdebar-debar membayangkan aku berduaan bermesraan bersama suamiku, aku membayangkan dimana aku disetubuhi pertama kali oleh almarhum suamiku 10 tahun yang lalu. Aku membayangkan kesakitan pertama kali aku diperawani dulu.

Pada waktu aku bersetubuh dulu aku hanya tidur terlentang dan suamiku langsung memasukan kemaluannya ke maluanku tanpa prolog sama sekali bahkan bajuku nyaris tidak dibuka tidak seperti cerita teman-temanku. Sesampai dirumah aku minta ijin suamiku aku menyiapkan jamu kuat sex untuk suamiku tetapi suamiku menolak dengan alasan ia sanggup memuaskanku sampai 10 ronde sekalipun.

Bahkan sambil bercanda dia kasihan nanti aku tidak kuat melayani nafsunya. Akupun minta ijin Masuk kekamar pengantin lebih dulu untuk mempersiapkan diri terlebih dulu suamiku mempersilahkan aku Masuk dan berkata setengah jam kemudian dia akan menyusul. Suamiku lalu pergi mengunci pintu –pintu rumah karena sepanjang malam nanti dia akan menyetubuhiku.

Sesampai dikamar aku merapihkan pakaianku mencuci kewanitaanku dan menyemprotkan parfum kebagian penting diriku. Wangi parfum bercampur keringatku menambah sexy bau diriku sehingga akan merangsang lawan jenisku. Setelah itu aku duduk ditempat tidur sambil berdebar-debar menunggu persetubuhan kami yang pertama. Tak lama kudengar ketukan lembut suamiku dan Erlang kupersilahkan Masuk.

Erlang pun Masuk setelah Masuk dan mengunci pintu dan Erlang bergegas ke kamar mandi. Dia akan menggosok gigi dan pipis. dan tak sangka setelah selesai dia menyabun dan mengeringkan kemaluannya. Rasanya hal yang jarang dilakukan laki-laki. Setelah itu dia duduk disebelahku,

“ Sonia, kamu sudah tahu apa yang akan kita laku kan? ”, katanya lirih di telingaku.
Saat itu terasa merinding aku mendengarnya, dan aku hanya menganguk.
“ Ya aku tahu... ”, jawabku.

Belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Dengan tubuhnya bergeser merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut. Ternyata dicium laki-laki bibir tebal itu nikmat sekali, aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sensasi nikmat yang belum pernah kudapat.

Ketika sedang kunikmati lidah Erlang yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangan besarnya meremas lembut buah dadaku. Oughhh..., buah dadaku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak birahiku, padahal baru awal pemanasan. Kututup mataku dan kubalas dengan agresif ciumam suamiku.

Lama sekali kami berciuman lidah kami saling membelit dan ludah kamipun bercampur menjadi satu. Pertamakali ini aku berciuman dengan seorang laki-laki. Almarhum suamiku dulu orangnya kolot dan tidak pernah mau berciuman. Bagi almarhum berhubungan sex hanya untuk menambah keturunan dan bukan untuk kenikmatan. Nafsuku mulai naik maka tak segan-segan aku merintuh kenikmatan.

Tiba-tiba Erlang melepaskan ciumannya, sehingga aku gelagepan dan kecewa atas perlakuannya itu karena nafsu sexku sudah naik. Erlang menatapku dengan tajam dan akupun menantang dengan membalas menatapnya dengan tajam. Erlang menanyakan sekali lagi apakah aku rela menyerahkan tubuhku untuk disetubuhi ? lalu aku langsung menjawab bahwa aku rela melayaninya malam ini karena aku istrinya.

Karena malam ini aku adalah istri sahnya dan dengan jengkel kubalas kenapa dia berulang kali Masih meragukanku dan dijawab oleh Erlang , dia takut aku terpaksa melayaninya karena dari dulu dia sebenarnya lebih suka denganku daripada dengan Delima. Untuk membuktikan ucapanku, aku langsung mulai menanggalkan pakaianku hingga aku telanjang bulat.

Erlang ternganga melihat kondisi tubuhku yang terawat baik, bak seorang wanita remaja dan tidak kalah dengan tubuh Delima. Setelah aku telanjang bulat akupun langsung sungkem mencium kaki dihadapannya tanda aku benar-benar pasrah sebagai seorang istri dan siap disetubuhi. Akupun ditarik bangun dan Erlang minta aku membuka pakaiannya agar sama-sama telanjang.

Langsung kutelanjangi tubuhnya dan tak lama kemudian berdiri seorang lelaki yang sangat macho. Sehingga akupun amat bangga menjadi istrinya. Setelah kami berdua telanjang bulat tanpa ragu-ragu aku dibimbing Erlang ketempat tidur dan kemudian aku direbahkan sambil Erlang menelungkup disampingku. Aku menutup mataku kembali pasrahkan tubuhku dijamah oleh Erlang.

Pelan-pelan bibirku dicium Erlang. Kuluman itu langsung kusambut dan tak lama kemudian tangan Erlang mulai mengelus rambutku kemudian turun membelai punggungku terus turun merabah pantatku. Pantatkupun direMas-reMasnya nafsuku langsung naik sehingga akupun menggigil tanpa sadar pahaku membuka dan akupun siap menerima penetrasi Erlang Tetapi Erlang nakal dia Masih menjelajahi tubuhku.

Akupun bagai cacing kepanasan menerima perlakuan itu. Ciumannya dibibirku langsung turun kebawah dan berhenti dibuah dadaku. Buah dadaku disedot-sedot bergantian Rangsangan seperti ini belum pernah kudapat sampai usiaku setua ini. Aku membayangkan Delima kelojotan menerima rangsangan dari suaminya Sehingga terbersit pikiran jahatku alangkah beruntungnya akhirnya aku yang menjadi istri Erlang menggantikan anakku.

Perlahan-lahan ciuman itu merambat kepusarku dan tangannya mulai merabahi pahaku. Ketika ciuman itu terus merambat turun kekakiku aku menolak karena menurutku sangat tidak pantas seorang suami menciumi telapak kaki istrinyanya tetapi Erlang bersikeras karena menurut dia kakiku sangat terawat dan mulus dan salah satu sebab dia memilihku sehingga aku akhirnya mengalah.

Akupun merasakan sensasi aneh ketika suamiku menciumi telapak kakiku. Kemudian ciumannya merambat lagi naik menuju kewanitaanku. Kali ini diciumnya bulu tipis kemaluanku dan aku rasakan bibir kemaluanku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali kemaluanku dibuat mainan oleh bibir Erlang, kadang bibirnya dihisap, kadang klitorisku.

Tetapi hal yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya Masuk di antara kedua bibir kemaluanku sambil menghisap kllitoris. Erlang benar benar mahir memainkan kemaluanku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan. Dan aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan kllitorisku dengan mulutnya.

Kemudian kureMas-reMas kepalanya yang botak, untuk kedua kalinya aku Klimaks hanya dengan bibir dan lidah Erlang. Erlang terus mencumbu kemaluanku, rasanya belum puas dia memainkan kemaluanku hingga kembali bangkit birahiku dengan cepat.

“ Mas... , setubuhi aku sekarang aku sudah tak kuat lagi ... ”, kataku memohon sambil merintih dan kubuka pahaku lebih lebar.

Aku sudah terangsang hebat sehingga aku tak kuat menahan gejolak nafsuku sehingga akhirnya Klimaks untuk pertama kali. Lendir Kawinku disedot habis oleh suamiku. Dan dengan berdebar menunggu dengan semakin berharap. Sepintas kulihat, kemaluan Erlang sudah maksimal, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat Erlang pelan-pelan kembali menindihku, aku membuka pahaku makin lebar.

Sungguh serasa tidak sabar kewanitaanku menunggu Masuknya kemaluan raksasa itu. Aku pejamkan mata. Cukup lama kemaluan suamiku Masuk kekewanitaanku karena selain kemaluan Erlang yang besar kewanitaanku juga belum pernah diMasukin selama 12 tahun sehingga seperti perawan saja dan itu juga karena Delima dilahirkan lewat operasi.


Aku berbisik pada Erlang agar pelan-pelan karena aku sudah lama tidak disetubuhi. Aku berteriak kesakitan seperti diperawani ketika kemaluan Erlang mulai menerobos Masuk. Dan Erlang mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku lagi, kurasakan di antara bibir kemaluanku mulai tersentuh ujung kejantanan raksasa. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir kemaluanku terdesak menyamping. Terdesak benda besar itu. Oughhh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang kemaluanku diMasuki kejantanan suamiku itu. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus Masuk kemaluannya.

Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus... Terus... Akhirnya ujung kejantanan itu menyentuh bagian dalam kemaluanku, maka secara refleks kurapatkan pahaku, tapi betapa aku terkejut. Ternyata sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Erlang terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas buah dadaku.
Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada kejantanan besar yang mulai beraksi dipompakan halus dan pelan. Mungkin Erlang menyadarinya, supaya aku tidak kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah kualami. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kejantanan besar itu.

Kenikmatan, keanehan, tidak bisa kutuliskan, maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan Erlang tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan reMasan tangannya makin kuat. Dengan tusukan kemaluan Erlang yang agak kuat dan dipepetnya kllitoris-ku, ditambah dengan goyanganya yang liar, hal itu membuat aku menggelepar.

Mulailah tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. Kewanitaanku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah kualami senikmat seperti sekarang. Oughhh, aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan.

“ Oughhhhh.... enaknya… Ssss… Aghhh… aku keluuuuuar lagi Mas... Aghhh… ” ucap puasku merasakan klimaksku lagi.

Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Oh, setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, leMas. Setelah dua kali aku Klimaks dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Erlang membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Erlang tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya buah dadaku diremas-remas pelan.

Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya mereMas-remas buah dadaku lebih kuat. Birahiku naik lagi dengan cepat, saat kembali Erlang memompakan kejantanannya semakin cepat. Uuhh, sekali lagi aku mencapai Klimaks, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi.

Erlang terus memompakan rudalnya dan kali ini Erlang ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan buah dadaku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan sperma yang kuat di dalam kewanitaanku, menyembur berulang kali, seperti yang pernah kulihat.

Oughhh…, terasa banyak sekali cairan kental dan hangat menyembur dan memenuhi kewanitaanku, hangat sekali dan terasa sekali cairan yang keluar seolah menyembur seperi air yang memancar kuat. Setelah selesai, Erlang memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap mereMas lembut buah dadaku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.

“ Sonia, kamu luar biasa, kewanitaanmu nikmat sekali, Masih sempit dan tetapi kuat sekali cengkramanya”, pujinya sambil membelai dadaku.
“ Kamu juga. Kamu hebat. Bisa membuat aku Klimaks beberapa kali, dan baru kali ini aku bisa Klimaks beberapa kali dan merasakan kejantanan raksasa. ... ” ucapku balik memujinya.
“ Emmm… Jadi kamu suka dengan punyaku? ”, godanya sambil menggerakkan kejantanannya dan membelai belai wajahku.
“ Iya suamiku… Erlang, kamu punya kejantanan yang besar , keras dan tahan lama tak seperti almarhum suamiku dulu ”, jawabku jujur pada Erlang.

Memang sebelumnya aku hanya penasaran dan hanya bisa membayangkannya, tapi ternyata memang luar biasa. Erlang memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tidak langsung mencabut kejantanannya, tapi malah mengajak mengobrol sembari kejantanannya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai buah dadaku.

Aku merasakan cairan sperma yang bercampur cairanku mengalir keluar. Aku berharap hamil dan mendapat seorang anak dari Erlang. Benar juga bila aku tadi memaksa Erlang minum jamu aku yang akan kuwalahan tidak minum jamu saja badanku seakan rontok mengimbangi permainannya. Singkat cerita hubungan kamipun berjalan dengan langgeng dan damai. Sungguh hal yang tak terduga, aku bisa menjadi istri dari almarhum putriku sendiri.


EmoticonEmoticon