Jumat, 19 Mei 2017

Nikmatnya ML Dengan Tante Wina


Nikmatnya ML Dengan Tante Wina

Tante Lendir kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang remaja yang bernama Tegar. Saat itu tegar yang di mintai bantuan oleh istri pamannya yang bernama Tante Wina, berakhir dengan sex didalam kamar mandi. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Namaku Tegar, kini usiaku baru menginjak 16 tahun. Aku kan menceritakan cerita sex yang bisa dibilang hubungan sedarah dengan istri pamanku. Berawal ketika aku lulus SMP ( sekolah menegah pertama), saat itu aku mendapatkan peringkat baik dan nilai yang bisa dibilang mendekati sempurna. Sebelum aku lulus SMP aku mempunyai cita-cita untuk meneruskan pendidikan SMA ( sekolah menengah akhir) disekolah Favorit di luar kota.

Kebetulan sekolah yang aku idamkan itu letaknya terbilang dekat dengan rumah pamanku, karena jika ditempuh dengan angkutan umum hanya 15 menit dari rumah pamanku. Papa-ku pernah berjanji kepadaku, jika aku lulus dengan nilai baik, maka aku boleh sekolah dimanapun sesuai keinginanku. Pada akhirnya aku pun menagih janji Papa-ku itu. Singkat cerita aku pun diterima disekolah yang aku idamkan itu dan aku selama sekolah dititipkan dirumah pamanku.

Nama pamanku adalah paman Arich, beliau adalah seorang yang mempunyai harta berlebih atau bisa dibilang kaya raya. Seperti yang aku katakan tadi, karena pamanku orang kaya maka rumahnya pun sangat megah dan letak rumahnya pun dengan kota. Dengan bangunan 2 lantai, halaman rumah luas dan tentunya seisi rumahnya pun tentu dipenuhi dengan barang mewah. Paman Arich ini adalah orang yang sangat sibuk dengan usahanya.

Paman Arich ini mempunyai istri yang sangat cantik dan mempunyai tubuh yang ideal dan sexy. Nama istri paman adalah Tante Wina, dari pernikahan Paman dan tante Wina mereka telah dikaruniai anak yang masih berusia 3 tahun. Walau-pun Tante Wina sudah mempunyai 1 orang anak, namun tubuhnya masih terlihat seperti anak ABG saja. Mungkin karena dia orang kaya yah, jadi dia dengan mudahnya mengeluarkan biaya untuk perawatan tubuhnya.

Tubuhnya yang putih mulus dan sexy itu, memang sangat indah dimata para lelaki. Tante Wina ini juga mempunyai pantat yang kencang dan buah dada kira-kira berukuran 34 C. Hal itu sungguh membuatku sangat kagum kepada tante Wina. Oke sekarang lanjut ke alur cerita, kini akupun telah berada dirumah Paman Arich. Sesampainya dirumah Paman Arich, aku-pun disambut oleh Paman Arich dan tante Wina.

Saat itu paman Arich-pun menghampiriku dan aku-pun berjabat tangan dan mencium tangannya, setelah aku selesai berjabat tangan dengan paman Tante Wina-pun menyambutku dengan ciuman dipipi-ku. Sebenarnya aku agak kagok karena aku tidak terbiasa dengan ciuman seorang wanita, meskipun dia adalah istri pamanku sendiri. Namun sudahlah aku anggap saja angin lalu. Setelah itu kemudian pembantu paman, dia pun membawakan tasku dan mengantarkan aku di kamar yang akan aku tempati.

Sesampainya dikamar aku sungguh sangat takjub, aku menempati kamar yang besarnya 3 kali lipat dari kamar tidurku yang ada dirumahku. Setelah itu aku berkeliling rumah, sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku. Disana terdapat washtafel dengan cermin yang besar wc duduk, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan membentuk 1/4 lingkaran. Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.

Waktupun berlalu, pada sore hari-nya, aku-pun duduk ditepi kolam renang, ketika aku sedang bersantai Paman Arich datang menghampiriku dan beliau berkata dia akan pergi keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Saat itu dia berpamitan dan meminta maaf padaku karena dia tidak bisa menemaniku. Sesaat kemudian pamanku pun akan berangkat keluar kota, aku dan tante Wina-pun mengantarkan beliau sampai pagar rumah.

Setelah kepergian Paman saat itu kami-pun kembali masuk kedalam rumah. Aku-pun saat itu kembali duduk dan menikmati suasana sekeliling Rumah dan Kolam renang itu. Ketika aku sedang bersantai, tiba tiba dari belakangku muncul sesosok yang cantik dan menggairahkan, Rupanya yang datang adalah Tante Wina dengan baju kimono kemudian tante Wina-pun menghampiriku,

“ Hemmm… Gar kamu suka nggak sama rumah pamanmu ini ? ”,
“ Iya dong Tante, siapa sih yang nggk suka tinggal dirumah semewah ini, kayak aku bakalan betah deh tante tinggal disini, apalagi aku bisa berenang sesukaku dan kapanku aku mau, hhe.., ”
“ Syukur deh kalau gitu Gar, Emmm… ngomong-ngomong kamu suka renang yah, yok kita renang bareng Gar, pas banget soalnya di cuaca panas gini kalau buat berenang, ”
“ Ayok tente, kebetulan aku juga suka berenang, ”
Sungguh kesempatan bagus nih karena aku bisa berenang dengan tante sebohay ini, hhe. Ketika pertama kali bertemu aku hanya bisa membayangkan bentuk tubuhnya saja, dan sekarang aku bakalan bisa melihat tanteku dengan baju renang, mantap cuy. Kini tante Wina-pun berdiri dan mulai membuka kimono-nya. Saat itu terasa dag dig dug sekali jantungku ketika melihat Tante Wina yang kini hanya memakai baju renang.

Saat itu Tante Wina memakai baju renang yang terdiri dari bikini dan celana renang yang seperti G-string terpampang di depan kedua mataku,

“ Wah… aku kira Tante tadi bakalan telanjang, wkwkwk, ” ucapku dengan polosnya.
“ Hemmm… ntar keenakan kamu kalau Tante telanjang, hhe, ” ucapnya bercanda.
“ Tante nggak malu apa pakai baju renang gitu dilihatin sama satpam ?, ”
“ Udah biasa kali Gar Tante pake bikini kayak gini, malahan kadang ada sekitar rumah Tante kampung ngintip Tante, ”
“ Benar Tante… Tapi sayang aku lupa bawa celana renang, ”
“ Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli buat kamu, yuk nyebur.., ” segera Tante menyeburkan dirinya.

Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia mendekatiku,
“ Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu, ”
Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian buah dadanya. Dia hanya tersenyum. Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala Penis-ku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante.

Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku.

Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Spontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan, ketika dia membuka sedikit tempatku aku kaget dan segera menghadap ke belakang,
“ Ehh… Maaf ya Gar aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih, ”

Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya,
“ Maaf… Juga Tante… Ini salahku, ” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan.
Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya buah dada Tante,
“ Tante tutup dong tirainya, akukan malu, ”

Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan SEOlah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak buah dadanya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan Penis-ku yang langsung keras.

Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar buah dadanya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambil dia memejamkan mata.
Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya,
“ Crotttt… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

Sperma-ku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan Celana dalamnya dengan perlahan lahan dan melemparkan Celana dalamnya kekeranjang dan masuk ke shower.

Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku,
“ Gar koklama banget mandinya ? Hayo ngapain didalam, ”
Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali,
“ Tegar malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?, ”
“ Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar, ”
“ Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu, ”

Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yang tadi Penis-ku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi Penis-ku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup kejantananku Tante Wina sudah masuk lagi.
Namun Tante Wina saat itu masih dengan posisi telanjang dan hanya mengenakan g-string saja,

“ Ada apa Tante, Kok masih telanjang, ” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika Penis-ku berdiri lagi.
“ Sudah nggak malu ya…, anu Gar aku mau minta tolong, ”
“ Tolong apa Tante kok serius banget, Tapi maaf ya Tante adik Tegar berdiri, ”
Saat itu dia malah tertawa,
“ Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang, ” jawab Tante.
“ Begini aku minta Tegar meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang, ”

Perasaanku bagaikan disambar petir di siang bolong, jujur saja aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. kini pucuk dicinta ulam-pun tiba,
“ Mau nggak…?
“ Ma… ma… mau Tante, ” jawabku dengan sedikit gugup.

Kemudian Tante Wina-pun bergegas berbaring dengan posisi tengkurap. Kini aku-pun memulai melumuri punggung Tante dengan lulur dan aku ratakan di semua bagian tubuhnya. Tanpa sengaja tiba-tiba handukku terlepas, hal itu membuat kejantanaku-pun menonjol tanpa ada terhalangi apapun. Kemudian aku-pun secara spontan langsung menutupi kejantananku dengan tanganku,
“ Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan, ”

Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai,
“ Tubuh Tante bagus banget, Walaupun sudah punya anak tetap buah dada Tante besar lagi kenceng, ”
Aku berbicara waktu aku tahu buah dadanya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya,

“ Gar berhenti sebentar, ”
Akupun berhenti lalu dia mencopot celana dalamnya. Otomatis Penis-ku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu,
“ Tegar anu kamu lagi tegang tuh, masukin ke Anu tante Mau ???, ”
“ Hahhhhh… tante yang bener aja. Jangan bercanda gitu ah tante, ” ucapku.
“ Serius Tante Gar, kamu mau nggak ??? buruan masukin Titit kamu ke Vagina Tante !!!, ”
“ I… Iya tante, ” ucapku dengan sedikit gugup.

Tanpa berfikir panjang aku-pun mulai beraksi dengan berbekal sedikit pengalaman ketika aku menonton film porno dulu,
“ Aku masukin ya Tante ???, ” ucapku memastikan lagi.

Saat itu Tante Wina-pun hanya mengangguk dan aku-pun mulai membasahi kejantananku dengan ludahku dan mulai aku benamkan dan,
“ Blessssssssssss…, ”
Masuklah kejantananku kedalam Vagian Tante Wina. Saat itu aku yang baru pertama kali bersenggama aku-pun mengenjot Vagina Tante Wina dengan liarnya. Terus menerus aku menngenjot Vagina Tante Wina dengan cepat dan liarnya,

“ Oughhh… Ssssssss…. Enak tante … Aghhhh…, ”
“ Ughhhh… kamu liar sekali gar… Aghhh…. Terus Gar, kalau udah nggak kuat keluarin aja didalem Gar… Aghhhh, ”
Dengan penuh semangat aku terus menggenjot Vagina Tante Wina dengan penuh nafsu. Ditengah genjotan kejantanan pada Vagina-nya dia meminta aku mengolesi lulur pada buah dadanya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Masih dengan mengenjot liang senggama-nya sesekali aku menyenggol putingnya dan aku sentil.

Saat itu Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan,
“ Iya seperti itu Gar, terus remas… Ssssss… Aghhh… terus genjot dan remas yang kuat Gar, Oughhh…, ”

Karena aku baru pemula dalam hal sex, setelah kira-kira 10 menit aku-pun merasa ada yang mendesak dari kejantanaku,
“ Tante kayaknya akau mau keluar nih… Oughhhh, ”
“ Tante juga Gar, udah keluarin didalem aja… Sssssssss… Aghhhhhhhh, ”
Selang berapa detik pada akhirnya kejantananku menyemburkan lahar panasnya,
“ Crotttttttttt…. Crottt… Crottt… Crottt…, ”
“ Oughhhhhh… enak sekali tante rasanya, lega sekali tante, ”
“ Wah puas ya kamu, sekrang kamu harus puasin tante, sekarang gosok-gosok itil tante ya gar , yang ini yah digosok terus!!!, ” ucapnya dengan wajah yang agak kecewa.
tanpa menjawab aka-pun mulai menyentuh Clitoris/itil-nya, ketika aku menyentuh clitoris Tante Wina, Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya,
“ Oughhhh… Gar enak sekali, terus Gar jangan berhenti, Aghhhh…, ”
Setelah kira-kira 5 menit aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang dan,
“ Syurrrrr… Syurrrrr… Syurrrrr…,”

Aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas,
“ Makasih ya atas lulur plus-plusnya ya Gar, Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya, ”
“ Hehehe, iya dong Tante, pokonya kalau hal kayak gini aku bisa andalkan deh Tante, ”
Setelah itu, Tante Wina-pun pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam lemari,

“ Den, Tegar, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang, ” sebelum aku jawab.
Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.

“ Sudah ganti sana CD ada didalam lemari itu tapi kayaknya anunya den Tegar masih amatir, ” dia menggodaku.
Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Wina yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakak kandungku.


EmoticonEmoticon