tag:blogger.com,1999:blog-78004604593882358782024-02-21T02:39:59.624+07:00Cerita DewasaBlog ini menceritakan tentang cerita dewasa, dan nikmatnya bercinta dengan tante-tante dan janda bohaytantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.comBlogger319125truetag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-20148272124983410042019-02-08T18:42:00.002+07:002019-02-08T18:43:23.859+07:00Kisah Istri Tetanggaku Yang Bahenol<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/02/kisah-istri-tetanggaku-yang-bahenol.html">Kisah Istri Tetanggaku Yang Bahenol</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3xpTe8HEU9gFhwR6D9ftmRwMfZlQR69Ja4aqxAUbBEgw2geGxQXhXpDwbGSYEkwQxZ2xgZ-Q8m6jwq82825WE2csoVUziy-S_5IecZOc3rMF11SgVs-poRK-nbSgtLGhJpUs31Z3vqg/s1600/35412978_890640637773338_5589017612022448128_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Istri Tetanggaku Yang Bahenol" border="0" data-original-height="320" data-original-width="320" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3xpTe8HEU9gFhwR6D9ftmRwMfZlQR69Ja4aqxAUbBEgw2geGxQXhXpDwbGSYEkwQxZ2xgZ-Q8m6jwq82825WE2csoVUziy-S_5IecZOc3rMF11SgVs-poRK-nbSgtLGhJpUs31Z3vqg/s640/35412978_890640637773338_5589017612022448128_n.jpg" title="Kisah Istri Tetanggaku Yang Bahenol" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah duduk di kelas 1 SD.<br />
<br />
Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.<br />
<br />
Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki.<br />
<br />
Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.<br />
<br />
Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.<br />
<br />
Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya dia lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang dia ikuti. Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, dia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga dia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.<br />
<br />
Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanya walaupun dia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.<br />
<br />
Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya.<br />
<br />
“besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.<br />
<br />
Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.<br />
<br />
Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.<br />
<br />
Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya dia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.<br />
<br />
Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian.<br />
<br />
Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku :<br />
<br />
“Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “<br />
“Kenapa gitu ?” tanya istriku padanya.<br />
“Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.<br />
<br />
Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”<br />
<br />
Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.<br />
<br />
Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.<br />
<br />
Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi HP istri tetanggaku ini dari HP-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi<br />
<br />
“Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.<br />
<br />
Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.<br />
<br />
Kira-kira setengah jam kemudian, HP-ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya<br />
<br />
“Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.<br />
“Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.<br />
“Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat<br />
“Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.<br />
“Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.<br />
“Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.<br />
“Saya nggak mau uang…” jawabku<br />
“Lalu apa..?” susulnya<br />
“Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.<br />
“Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”<br />
“Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam<br />
“jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas<br />
“Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.<br />
<br />
Lama dia tidak menjawab…Dan akhirnya…<br />
<br />
“Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah<br />
“Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.<br />
<br />
Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi.<br />
<br />
Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah<br />
<br />
“Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya<br />
“Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya<br />
“Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.<br />
“Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.<br />
“Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.<br />
<br />
Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata<br />
<br />
“Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.<br />
<br />
Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya<br />
<br />
Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata.<br />
<br />
Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.<br />
<br />
Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya.<br />
<br />
“Euh….euh….”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.<br />
<br />
Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.<br />
<br />
Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya. Buah dada sekal dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..<br />
<br />
“Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya<br />
<br />
Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang dia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.<br />
<br />
Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.<br />
<br />
Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.<br />
<br />
“Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.<br />
<br />
Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.<br />
<br />
Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginanya. Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu<br />
<br />
Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.<br />
<br />
Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering<br />
<br />
“Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.<br />
<br />
Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….<br />
<br />
”Aaahh….ohhh”<br />
<br />
Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu<br />
<br />
“Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan<br />
<br />
Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan.<br />
<br />
“Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.<br />
<br />
Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.<br />
<br />
“Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…<br />
<br />
Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya dia menjerit panjang<br />
<br />
“Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa .<br />
<br />
Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.<br />
<br />
Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.<br />
<br />
Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini. Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.<br />
<br />
“Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya<br />
<br />
Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….<br />
<br />
Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik<br />
<br />
“Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.<br />
<br />
Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.<br />
<br />
Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.<br />
<br />
Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..<br />
<br />
“Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.<br />
<br />
Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.<br />
<br />
Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi<br />
<br />
“Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..<br />
<br />
Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…<br />
<br />
“Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.fun/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…<br />
<br />
Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan. Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.<br />
<br />
Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’<br />
<br />
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terlupakan.<br />
<br />
Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.<br />
<br />
Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu<br />
<br />
“ Ouh…hekss….heks…heks…” Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang<br />
“Aaaaaahhhhkkkks……….”<br />
<br />
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…<br />
<br />
”Ouhhhhhh…”<br />
<br />
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.<br />
<br />
“ohh….” Keluhku.<br />
<br />
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku<br />
<br />
Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata<br />
<br />
“Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku.<br />
<br />
Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.<br />
<br />
Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat<br />
<br />
“Ouhhh…ouhh…”<br />
<br />
Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang<br />
<br />
Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya<br />
<br />
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.<br />
<br />
Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu<br />
<br />
“ Ouh…hekss….heks…heks…”<br />
<br />
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang<br />
<br />
“Aaaaaahhhhkkkks……….”<br />
<br />
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…<br />
<br />
”Ouhhhhhh…”<br />
<br />
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.<br />
<br />
“ohh….” Keluhku.<br />
<br />
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.<br />
<br />
Pencapaian orgasme yang dia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.<br />
<br />
Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas<br />
<br />
“Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.<br />
<br />
Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.<br />
<br />
Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya . Dan<br />
<br />
Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.<br />
<br />
Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.<br />
<br />
Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakanku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan<br />
<br />
“Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..<br />
“Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya<br />
<br />
Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan<br />
<br />
Plok…plok…plok…<br />
<br />
Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras<br />
<br />
Plok…plok…plok…Dan akhirnya mulutku mulai meracau..<br />
”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras<br />
“ Ayo.. pak… bareng… bareng…” Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit<br />
“Aaaaahhhh….”<br />
<br />
Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.<br />
<br />
Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.<br />
<br />
Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah<br />
<br />
“Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku.<br />
<br />
Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.<br />
<br />
“Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…<br />
<br />
Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”<br />
<br />
“Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.<br />
<br />
Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik<br />
<br />
“Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”<br />
<br />
Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.<br />
<br />
Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.<br />
<br />
Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.<br />
<br />
Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya<br />
<br />
“Ada Ibu , Pak ?”<br />
“Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.<br />
“Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu<br />
“Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.<br />
“Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.<br />
<br />
Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya<br />
<br />
“Ada perlu apa, ke Ibu ?”<br />
“Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”<br />
“Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”<br />
“Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.<br />
“Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil menghampiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.<br />
<br />
Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata<br />
<br />
“Ihh, nekad..!”<br />
“Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas<br />
“Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.<br />
<br />
“Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.<br />
<br />
Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.<br />
<br />
“Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.<br />
“’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.<br />
<br />
Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehingga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.<br />
<br />
Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.<br />
<br />
Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah. Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.<br />
<br />
Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan<br />
<br />
“Uuhhhhh……”<br />
<br />
Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocong liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..<br />
<br />
”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat. Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.<br />
<br />
Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.<br />
<br />
Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.<br />
<br />
Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya kembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.<br />
<br />
Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan nikmat..”Uhhh…”.<br />
<br />
Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu<br />
<br />
“Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku.<br />
<br />
Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.<br />
<br />
Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.<br />
<br />
Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.<br />
<br />
Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.<br />
<br />
Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.<br />
<br />
Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.<br />
<br />
Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya mendekati selangkanganku, dia raih penisku dan diarahkan ke mulut liang vaginanya yang sangat basah. Lalu….<br />
<br />
Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh. “Uhhh…..”<br />
<br />
Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku. Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku.<br />
<br />
Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju-mundur membua batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.<br />
<br />
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat.<br />
<br />
Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.<br />
<br />
Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.<br />
<br />
Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.<br />
<br />
Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya. Hingga akhirnya dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buah dadanya dari luar baju longgarnya.<br />
<br />
Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.<br />
<br />
Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.<br />
<br />
Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan-kedutan dinding vagina pada penisku.<br />
<br />
Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.<br />
<br />
Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang. “Uuhhhhhhh………”<br />
<br />
Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.<br />
<br />
Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermaku pun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini serasa mau copot.<br />
<br />
Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.<br />
<br />
Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.<br />
<br />
“Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.<br />
“Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….<br />
“Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti<br />
“Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula<br />
“Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi<br />
“Panas sekali udara saat ini, Badan saya sudah basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.<br />
“Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.<br />
<br />
Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata<br />
<br />
“Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.<br />
“Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.<br />
<br />
Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-15254077589381992992019-02-06T17:51:00.002+07:002019-02-06T17:51:35.546+07:00Kisah Seksku Dengan Anak Kost<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/02/kisah-seksku-dengan-anak-kost.html">Kisah Seksku Dengan Anak Kost</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKTchHeMMcdP5qI636_dFikjPtvzvvdlivjtcXlMXNjht3LaCztKv9KDSbGwwX4pykeF5olP1qXPRC_n9Ved-09S1cwTsdX-wB_Ax2ynK3k5bfj4rka87DJE7rKRI4z_Z447b0Hq64f9o/s1600/ENAK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Seksku Dengan Anak Kost" border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKTchHeMMcdP5qI636_dFikjPtvzvvdlivjtcXlMXNjht3LaCztKv9KDSbGwwX4pykeF5olP1qXPRC_n9Ved-09S1cwTsdX-wB_Ax2ynK3k5bfj4rka87DJE7rKRI4z_Z447b0Hq64f9o/s640/ENAK.jpg" title="Kisah Seksku Dengan Anak Kost" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Saya akan bercerita tentang cerita sex dari pengalaman Pribadi saya, Sebut saja nama saya Albert, usiaku saat ini 27 tahun dan saya tingal di Bandung. Di usiaku yang yang masih tergolong muda saya sudah memliki kos-kosanan 8 kamar, dan bisa dibilang kos-kosan ini kos-kosan elit. Kenapa saya berkata begitu, karena harga perkamar di kos-kosan ku itu harga sewa perbulanya rata-rata 1,5- 2,5 juta, itu semua tergantung fasilitas tambahanya.<br />
<br />
Kos-kosan saya ini bisa mencapai harga segitu karena letaknya memang strategis , kosan milik saya ini terletak di jalan Dago dekat dengan pusat tongkrongan, kuliner maupun Factory Outlet. Selain memiliki fasilitas dan interior yang mewah, fasiltas setiap kamar kosan saya sebagai berikut ; AC, TV LED, Water heater, ruang tamu bersofa, dapur dan kamar mandi dalam.<br />
<br />
Kebanyakan yang mengisi kamar kosan saya adalah mahasiswi yang orang tuanya memiliki harta yang berlimpah. Biasanya kosan ku di isi oleh anak-anak pengusaha, atau pejabat, kebetulan kosan ku ini dikhususkan untuk wanita. Karena yang mengisi adalah cewek, maka kosan saya ini terkenal dikalangan para mahasiswa yang kuliah di Bandung.<br />
<br />
Inilah awal mula kisah mesum saya, pada suatu sore datanglah seorang wanita yang bertubuh tinggi, kulit putih khas orang Indonesia, buah dada sedang dan berparas cantik menggoda. Saat itu gadis tersebut menghampiri saya dan memperkenalkan diri dengan nama Felisa. Setelah memperkenalkan diri ternyata dia hendak menyewa salah satu kamar kos saya yang kebetulan saat itu memang ada yang kosong.<br />
<br />
Kemudian saya-pun mengajak Felisa ke dalam dan melihat salah satu kamar yang memang baru saja habis sewanya dan tidak diperpanjang. Beberapa menit Felisa melihat suasana kamar dengan seksama, saat itu dia melihat mulai dari ruang tamu, dapur, kamar mandi dan terakhir dia melihat kamar tidur yang cukup luas dan mewah. Saat itu Ekspresi wajag Felisa cukup puas dengan keadaan kamar kos saya. Dari situ kami-pun mulai negoisasi tentang harga kamar.<br />
<br />
“Bagaimana Mbak, apakah cocok dengan kamarnya ? ”, tanyaku.<br />
“Cocok banget Mas, kamarnya gede, fasilitas oke dan bersih lagi, memangnya berapa perbulan Mas?”, tanya Felisa pada saya.<br />
<br />
Saat itu saya langsung menjawab pertanyaan yang memang saya harapkan dari tadi,<br />
<br />
“1,6 jt perbulan-nya Mbak ”, jawabku. Felisa kaget mendengar harga yang aku tawarkan,<br />
“Wahhh, mahal banget Mas, nggak bisa kurang apa nih Mas ? Aku udah cocok banget nih sama kamarnya?”, ucap Felisa memohon.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Karena saat itu nampaknya dia sangat ingin tinggal disana sayapun menahan harga, karena bisnis adalah bisnis, hhe. Bisnis itu memang tanpa belas kasihan dan tanpa toleransi,hha. Lalu akupun menjawab,<br />
<br />
“Maaf sebelumnya Mbak, harga pas dan tidak bisa kurang ”, ucapku menegaskan.<br />
“Masak nggk bisa sih Mas, Sini aku mau ngomong sama yang punya kosan ini, Brangkali aja nanti bisa kurang ?”, ucapnya kepadaku.<br />
<br />
Saat itu aku hanya tersenyum mendengar perkataaan Felisa. Dia tidak tahu kalau punya kosan ini punya saya, mungkin saat itu dia menyangka saya hanya pembantu yang mengurus kosan ini. Lalu saya menegaskan kepada Felisa,<br />
<br />
“Maaf ya Mbak, yang punya kosan itu saya, hhe”, jawabku dengan sedikit senyuman.<br />
“Upzzz… Maaf ya Mas saya kira Mas anak yang punya kosan ini, habis Mas imut sih kayak anak kecil mukanya, hhe…”, ucap Felisa mengelak dengan raut muka sedikit malu.<br />
<br />
Saat itu aku menawarkan dengan penawaran yang sangat extreme dan berani kepada Felisa,<br />
<br />
“Gini aja deh Mbak, saya kasih Mbak 3 bulan gratis tinggal disini asal kamu mau tidur sama aku (Making Love)”, ucapku tegas penuh spekulasi.<br />
<br />
Gila nggak tuh para pembaca, dengan spontan aku mengeluarkan penawaran tersebut, karena memang dari awal saya melihat Felisa, saya sudah tergoda dengan bodynya yang langsing, gerak geriknya yang sensual gaya bicaranya yang manja, dan yang paling utama sih sebenernya aku lagi pengen Making love, hha. Saat itu Felisa terlihat kaget sekali mendengar penawaranku.<br />
<br />
Saat itu dia terdiam sejenak dan menatapku penuh dengan tanda tanya serius atau tidak tawaran saya tersebut. Namun pada akhirnya dia-pun menjawab,<br />
<br />
“Okey, why not !!! saya terima tawaran kamu Mas”, Felisa menjawab dengan lantangnya.<br />
<br />
Sekarang giliran saya yang kaget mendengar jawaban dari Felisa. Seketika dadaku terasa sesak karena khayalanku yang sejak tadi ada difikiranku akan menjadi kenyataan. Saya tadi berfantasi bila saja aku bisa melihat dan menikmati bentuk tubuh Felisa yang langsing tanpa busana sama sekali. Seketika jantungku berdegup keras, dan adik kejantanku senat-senut dibuatnya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Seakan Kejantananku ini minta dibelai oleh Felisa. Setelah Felisa menjawab dengan entengnya, aku menghampirinya, tanpa basa-basi langsung aku cium bibirnya yang tipis terbalut lipglos menambah kesexsian dalam berbicara. Tanpa ragu aku mencium bibirnya, sebaliknya Felisa-pun mulai menyambut ciumanku tanpa ada kekakuan layaknya pasangan yang sudah lama berhubungan.<br />
<br />
Saat itu kami berciuman saling merangsang, sesekali aku mendengar desahan halus Felisa saat aku meremas buahdada-nya yang kencang dan kenyal itu,<br />
<br />
“Sssss… Aghhhh….”, desah Felisa ketika saya meremas lembut buah dada-nya.<br />
<br />
Kemudian tanpa ragu dan membuang waktu, aku mulai melucuti satu persatu baju yang menempel di tubuh Felisa, demikian sebaliknya, dan kini kami berdua hanya memakai celana dalam saja. Sesuai dugaanku, buah dada Felisa mengelayut indah ditubuhnya, tidak besar dan tidak kecil bentuknya sehingga apabila dilihat secara telanjang pas sekali dengan postur tubuhnya.<br />
<br />
Aku mulai menjilati buah dada Felisa sesekali aku sedot dengan perlahan, desahan Felisa-pun keluar dari bibirnya yang indah itu. Hal itu membuat saya semakin bernafsu untuk terus memainkan lidah ini diatas buah dada-nya yang kencang itu. Setelah aku bosan menjilati susu Felisa, aku mulai menciumi perut Felisa terus dan terus hingga berhenti di selangkangan yang masih tertutup celana dalam seksi.<br />
<br />
Eeummm… baunya khas, aku pelorotkan celana Felisa yang sudah agak lembab. Saat iu entah kenapa aku terdiam ketika melihat Vagina Felisa yang tidak tertutupi bulu satupun itu, nampaknya dia mencukur habis bulu Vagina-nya sehingga terlihat indah bentuknya.<br />
<br />
Felisa tersenyum ketika aku melihat yang heran karena melihat Vagina-nya yang mulus tanpa bulu sedikitpun, lalu,<br />
<br />
“Jilatin dong…”, pinta Felisa dengan mesra.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.fun/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Saat itu saya menuruti permintaaanya. Saya memulai menjilat dari bawah sampai keatas selangkangan dan hingga berhenti di Vagina-nya. Sampai akhirnya sayapun menjilatiVagina-nya, sembari menjilat, aku melihat ekspresi Felisa yang sedang aku jilati dia Vagina-nya. Saat itu dia mendesah, memejamkan mata dan gelonjotan tidak karuan.<br />
<br />
Dan dia juga menggigit bibir bawahnya dan sembari kedua tangannya meremas sprei kasur seperti orang yang sedang menahan sesuatu. Erangannya semakin memburu seiring jilatan saya yang makin liar,<br />
<br />
“Eghhh… Oughhh… Ssss.. Aghhhhhh…”, desah Felisa mengerang keenakan.<br />
<br />
Disatu titik dia melepaskan nafasnya dalam dalam, tak lama kemudian keluarlah cairan putih dari lubang Vagina-nya yang berbau khas, hal itu semakin membuat saya semakin nafsu saja. Kemudian Felisa menarikku keatas kasur dan mulai menjilati kepala kejantananku, rasanya saat itu kepala Penisku seperti kesemutan, beuhhh… enak-enak geli gimana gitu.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Sesekali Felisaa menyedot semua batang kejantananku kedalam mulut-nya. Felisa melakukannya berulang dan berulang, hal itu membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Sungguh permainan oral sex Felisa profesional sekali layaknya pemain film bokep yang sering aku tonton. Setelah Felisa puas memainkan kejantananku yang, aku bangun dan mulai mempersiapkan kejatananku untuk lepas landas.<br />
<br />
Nampaknya kejantananku dari tadi ingin sekali segera merasakan kehangatan Vagina Felisa yang putih mulus dan tanpa satu bulupun. Aku mengelus elus kakinya yang panjang sambil mengegesekan kejantananku dimulut vagina Felisa. Tak lama kemudian tangan halus Felisa menggiring kejantananku keliang Vagina-nya. Kepala kejantananku terasa hangat menyentuh bibir Vagina Felisa.<br />
Pada awalnya terasa keset dan susah dimasukan, pada akhirnya setelah aku gesek-gesekan kepala kejantananku dia klitoris Felisa, pada akhirnya Kejantanaku pun bisa menerobos Vagina Felisa dalam-dalam. Sedikit demi sedikit saya gerakan pinggangku sambil saya arahkan oleh Felisa sehingga kepala kejantananku sudah masuk seluruhnya.<br />
<br />
“Ssss… Aghhhhh… Yeahhh… Oughhh… ”, Desah Felisa mendesah nikmat merasakan kejantananku mulai keluar masuk di liang Vagina-nya.<br />
<br />
Dengan kontan aku melakukan gerakan sex itu kepada Felisa. Sekitar 15 menit dengan posisi sex Felisa Dibawah dan saya diatas, hal itu membuat aku dengan bebas menyodokan kejantananku divagina Felisa. Bosan dengan gaya itu aku meminta Felisa untuk berganti posisi dengan gaya sex Doggy Style. Saat itu Felisa-pun mengiyakan permintaan saya.<br />
<br />
Kini kamipun bercita dengan gaya sex Doggy style, dan saya benamkan lagi kejantanan saya didalam Vagina Felisa,<br />
<br />
“Zlebbbbbbb… Aghhhhhh…”, Masuklah Penis saya didalam Vagina Felisa. Felisa-pun,<br />
“Oughhh… Shit… nikmat sekali sayang, ayo puaskan aku… Aghhhh…” ucap Felisa. Medengar ucapan Felisa, sayapun mulai menggencarkan tusukan Penisku dengan kencangnya,<br />
“Ceplak… Ceplak… Ceplak… Ceplak… ”, suara pahaku bersentuhan dengan pantat lisa.<br />
“Ughhh… Ssss.. Aghhh… enak sekali Memek kamu Felis, Aghhh… ” desahku. Setelah kurang lebih 15 menit aku menyodok Vagina Felisa, kurasakan kejantananku berdenyut-denyut,<br />
“Felis… aku mau keluar nih… Aghhh… ”, ucapku pada Felisa.<br />
“Aku juga Mas… aku sudah nggak tahan lagi Mas, cepetan keluarin Mas… oughhh…”, ucap Felisa. Saat itu saya semakin menggebu-gebu dalam bermain sex, kupercepat gerakan pinggulku,<br />
“Oughhh… Aku mau keluar sayang, keluarin dimana Felis… Ssss… Aghhh…”, tanyaku.<br />
“Diluar Albert sayang… Oughhh… ” jawbnya. Tidak lama setelah itu terasa ada yang akan keluar dari Penisku, dan,<br />
“Crotttttt… Crotttttt… Crotttttt… ”,<br />
“Slurpp… Serrrr… Serrrrrrr ”,<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Pada akhirnya kamipun keluar hampir bersamaan, dan aku lupa mencabut kejantananku dari Vagina Felisa. Lendir kawin Felisa dan Spermaku bercampur menjadi satu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa karena aku bisa menikmati wanita secantik dan sexy felisa. Kemudian,<br />
<br />
“Felis, Maafin aku yah, aku tadi nggk sempet cabut penis aku”, ucapku meminta maaf.<br />
“Yah gimana dong ini, kamu pokoknya harus ganti rugi sama aku”, ucap Felisa.<br />
“Baiklah aku akan kasih kamu apapun untuk ganti rugi buwat kamu”, ucapku merasa bersalah.<br />
“Baiklah kalau begitu, mudah saja ganti ruginya. Aku mau kamu memberi aku Kost gratis selama yang aku inginkan, aku berjanji tidak akan menuntut tanggung jawab dari kamu jika aku sampai hamil” ucapnya.<br />
“Okey, tapi jika aku ingin ML sama kamu kamu harus mau lagi yah, kapanpun saat aku pingin ML sama kamu”, ucapku.<br />
“Okey deal”, jawabnya singkat.<br />
<br />
Singkat cerita semenjak kejadian itu saya memberikan kost gratis kepada Felisa. Dan Felisa-pun tidak mengingkari janjinya untuk melayani kebutuhan sexku kapanpun ketika saya mau. Sungguh menyenangkan sekali kisah sex saya ini. Dan perlu pembaca tahu sebagai pemilik kost, saya tidak hanya melakukan dengan Felisa saja, namun saya melakukan dengan anak kost lainya yang biasanya butuh uang jajan lebih atau yang butuh buwat Shoping.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-35015723054979981142019-02-02T17:58:00.001+07:002019-02-02T17:58:45.538+07:00Kisah Seksku Dengan Adek Kelas Sekaligus Selingkuhan Temanku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/02/kisah-seksku-dengan-adek-kelas.html">Kisah Seksku Dengan Adek Kelas Sekaligus Selingkuhan Temanku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipry6_LsAFb8OoGC_tZLPH5QnVZBk82PX_nJZwvsU7-lGkplm8nOiFYfvhivnxTZfNduj58_pIksA0E5sVVCE6NIslMK6rfW2r8H8TUz0ouRyTUo4rx_zEtZU6Oo5Wn78REFyi4b-qKus/s1600/ayam+kampus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Seksku Dengan Adek Kelas Sekaligus Selingkuhan Temanku" border="0" data-original-height="400" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipry6_LsAFb8OoGC_tZLPH5QnVZBk82PX_nJZwvsU7-lGkplm8nOiFYfvhivnxTZfNduj58_pIksA0E5sVVCE6NIslMK6rfW2r8H8TUz0ouRyTUo4rx_zEtZU6Oo5Wn78REFyi4b-qKus/s640/ayam+kampus.jpg" title="Kisah Seksku Dengan Adek Kelas Sekaligus Selingkuhan Temanku" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku adalah seorang mahasiswa senior di salah satu perguruan tinggi di bogor. Aku dan gank ku sengaja aktif di himpunan mahasiswa jurusan tapi maksud kami adalah.. seperti biasa, nyari barang bagus adik angkatan hehehe.. tapi sial, selama hampir tiga thn aku pun belum mendapatkannya.. namun ada yang aku suka dan selalu aku jadikan bahan onaniku setiap hari… namanya Ninis.. namun sayang dia sudah duluan di embat salah satu teman gank ku yang bernama Rio.. walaupun mereka nggak pacaran karena alasan Ninis nggak mau karena sudah punya pacar.. jadi Ninis dan Rio cuma TTM saja.<br />
<br />
Ninis ini adalah cewek tipeku banget.. kecil, Ninis, toket nggak terlalu besar, bokong nyembul padat.. mantap deh pokoknya.. Pernah suatu ketika dikampus aku berjejeran dan tak sengaja menyenggol toketnya..<br />
<br />
“Eh Nis.. sory” kataku Dan ternyata dia nggak marah dan cuma bilang,<br />
“Ih bikin kaget aja, iya deh nggak papa” katanya<br />
<br />
Karena temanku yang jadi gebetanya lagi sibuk ngurus skripsi, jadi mereka jarang bertemu..kesempatan ini pun ku manfaatkan.. Makrab kampus tahun ini pun kujadikan waktu buat exe..<br />
<br />
Karena kami panitia, kami pun berangkat lebih awal.. aku tawari dia tuk boncengan denganku, dan ternyata dia pun mau.. selama diperjalanan beberapa kali toketnya menyentuh punggungku.. ohh kenyal terasa.. malamnya ketika acara api unggun.. aku pun memisahkan diri dari acaranya.. akhirnya ke temukan sebuah tempat sepi di semak-semak yang jauh dari sekumpulan teman-teman kampus.. aku coba sms Ninis dengan alasan ada yang ingin aku bicarakan.. dan tak lama kemudian dia pun menyusul.<br />
<br />
“Ada apa mas kok ngajak ketemuan? di tempat serem gini pula.” katanya<br />
“Sini deh” aku coba merangkulnya<br />
“selama ini aku naksir ma kamu tau nggak” kataku. Dia pun menyahut<br />
“Iihh apa-apaan sihh.. Ninis kan dah punya pacar mas”<br />
“Terus si Rio gimana dong? tanyaku<br />
“Ooo mas Rio selingan aja kaleee” katanya<br />
<br />
Aku pun mulai mengancam..<br />
“Hei, aku bisa kok kapan aja ngadu ke pacarmu tentang hubunganmu ma Rio” kataku..<br />
“Ihh jangan dong mas, entar bisa berabe” katanya<br />
<br />
Lalu masih dalam posisi merangkul pundaknya, jariku ke usap-usapkan di toketnya sambil berkata, Ya udah kalau begitu, pilih aku ngadu ke pacaramu atau ijinin aku ngerasain tubuhmu” Sambil sedikit meronta dia berkata..<br />
<br />
“Ihh mas apa-apaan sih Ninis nggak mau ahh” Melihat responya aku pun mendekapnya sambil menutup mulutnya dengan jariku sembari ku ancam..<br />
<br />
“Kalau kamu nggak mau aku entotin, ku kasih tau ke pacarmu tentang hubunganmu dengan Rio.. aku punya copy-an foto kalian di laptopku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Dia pun hanya berkata hmmm.. hmmm karena mulutnya ku bekap.. aku teringat kata Rio kalau Ninis ini mudah terangsang, karena dulu Rio sempat bercerita kalau baru satu kali kissing sambil remas toketnya, Ninis cuman diem sambil mendesah.. tapi sayangnya nggak mau ML kata Rio.. dengan cerita tersebut aku coba praktekan.. ditengah-tengah rontanya aku pun sedikit menggesek-gesekkan penisku ke pantatnya yang padat, sembari tanganku yang satunya menggesek-gesekkan meqinya yang masih tertutup celana jin ketat..<br />
<br />
Benar saja.. sekitar 5 menitan aku mencoba, perlahan-lahan rontaanya melemah.. malah terkadang tanpa dia sadari kudengar lirih rintihnya menahan nikmat..<br />
<br />
“Gimana? masih nggak mau?, mau kuadukan ke pacarmu?, aku juga bisa bikin kamu pingsan lalu ke telanjangi kamu, lalu kusebarkan ke seluruh kampus??? ancamku. Ninis pun menjawab dengan gelengan kepala, karena mulutnya masih ku bekap.. dan perlahan kemudian ku lepaskan..<br />
<br />
“Baik mas, Ninis mau, tapi plisss banget jangan bilang ke pacarku..”<br />
“Nah gitu dong” jawabku<br />
<br />
Segera ku singkapkan kaosnya ke atas dengan sedikit kasar.. terlihat remang-remang toketnya yang mungil.. segera kumainkan.. ku cium, kujilat dan ku hisap..<br />
<br />
“Emmmhhh.. mmhhh.. terdengar desahan Ninis menahan nikmat bercampur takut..<br />
<br />
Setelah aku memainkan toketnya dan putingnya, akupun segera membalikkan tubuhnya sembari melepas kancing celananya dri belakang.. Ninis pun hanya terdiam sambil sedikit membungkuk.. memudahkanku melorotkan celananya hingga sebatas lutut.. terlihat samar-samar CD nya berwarna putih dengan sedikit renda-renda dan berterawang tipis di berapa bagian… kuusap-usapkan jriku..<br />
<br />
“Ohh.. ohhh.. mas pelan-pelan..” katanya<br />
“Emang kamu masih perawan? tanyaku. Dia pun menjawab<br />
“Ninis udah nggak perawan mas.. Ninis dah sering banget ngentot sama pacar Ninis”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Tanpa menunggu lama akupun segera melorotkan CD nya.. dan waow.. emang bener.. memek Ninis sudah keliatan banget kalau sering di entot.. sudah lebar.. bibir meqinya pun sudah menghitam dan melebar kesamping.. tapi aahh tak apalah pikirku.. lalu kujilati meqinya.. terasa aroma amis bercampur hangat memenuhi lidahku..<br />
<br />
“Ohh.. ohh.. ohh Ninis mendesah.. dengan segera aku berdiri dan berbisik padanya,<br />
“Nikmati aja Ninis sayang.. keluarkan semua kata-katamu yang bikin kamu terangsang” lalu kembali aku menuju ke memeknya yang udah basah.. karena kujilati. Kupelorotkan celanaku sampai sedengkul..<br />
“Sini basahi dulu penisku Nis..” pintaku..<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.fun/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Ninis pun segera menurut sembari jongkok… bless.. dimasukkan nya seluruh penisku ku mulutnya.. ohh nikmat sekali.. Ninis memaju mundurkan mulutnya yang penuh dengan penisku, sembari memainkan lidahnya di dalam mulutnya…<br />
<br />
Tiba-tiba hp Ninis berdering.. diangkatnya hp tersebut.. dan ternyata temannya yang menelpon.. khawatir dia ngadu, akupun segera merebut hp nya dan kumatikan<br />
<br />
Lalu kujambak rambutnya agar dia kembali berdiri.. lalu kubalikkan tubuhnya sambil kudorong punggungnya, sehingga kini posisinya membungkuk dengan tangannya berpegangan pada batang pohon didepanya..<br />
<br />
Tanpa ba bi bu,, zhleebbbb.. kumasukkan seluruh penisku ke lubang meqinya.. ohh benar-benar nikmat.. hangat.. walaupun sudah nggak rapat lagi dan terasa longgar..<br />
<br />
“Auuhhh.. mass sakittt.. periiih” katanya<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Lalu ku ku kocokkan penisku dengan pelan.. ternyata benar kata Rio.. Ninis mudah horny.. karena baru beberapa kocokkan saja dia sudah mendesah.. bahkan perlahan dia tidak menyadari kalau pantatnya ikut menggoyang-nggoyangkan penisku.. malah dia sampai meracau tak karuan<br />
<br />
“Ohh nikmat mass.. tadi perih karena punya pacar Ninis nggak sebesar ini.. ohh.. ohh.. teruss massss” pintanya<br />
<br />
Akupun juga penasaran dengan rasa lubang anusnya.. segera kutarik keluar penisku dan mengarahkan ke lubang anusnya..<br />
<br />
“Ehh mas jangan mass.. Ninis nggak mau kalau di situ.. di meqi aja mass.. plisss mass.. jangan…” karena mukanya yang memelas aku pun mengurungkan niatku mengentot lubang anusnya.. Hampir 15 menitan ku kukocok meqinya yang udah banjir.. dan ditengah rintihanya,, Ninis berkata,<br />
<br />
“Mass.. sudah mass.. Ninis sudah keluar 2 kali.. udah perih banget mass” ktanya..<br />
<br />
Waow benar-benar mudah terangsang ni anak pikirku.. diam-diam sudah ngecrot dua kali.. akupun segera menyelesaikan persetubuhan ini..<br />
<br />
“Ohh.. ohhh…” lenguhku<br />
” Ninis sayang.. mass mau kelur nihhh..”<br />
<br />
Mendengar perkataanku.. tiba-tiba Ninis meronta seakan ingin melepas kocokkan penisku di meqinya sembari berkata..<br />
<br />
“Mass.. jangan di dalem.. nanti Ninis hamill,, Ninis nggak mau hamil mass..: akupun merespon<br />
“Cerewet kamu.. ya udah sini di mulutmu aja<br />
“Aaahh.. nggak mau Ninis belum pernah mass.. Ninis jijik” katanya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Tapi karena sudah mau keluar kucabut batang penisku dan memaksanya jongkok.. Ninis pun menggeleng-gelenkan kepalanya sambil menutup mulutnya.. akupun tak kuasa menahan.. sedikit tamparan mendarat di pipinya yang membuat mulutnya terbuka.. langsung saja ke hujamkan di mulutnya.. creeettt.. creettt.. creetttt seluruh pejuhku nyembur di dalam mulutnya.. beberapa tetes mengalir dri sela-sela mulutnya.. segera kucabut penisku.. dan benar saja.. Ninis langsung mual dan muntah..<br />
<br />
Lalu kami pun menaikkan celana kami masing-masing dan berjalan menuju ke acara makrab lagi.. dan sejak kejadian itu, aku sering meminta jatah ke Ninis.. entah itu di tempat kostku, bahkan aku sudah nggak tahan.. di kamar mandi kampus pun jadi.. dengan ancaman yang sama.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-85753059198503904552019-02-02T17:03:00.000+07:002019-02-02T17:03:21.077+07:00Kisah Seks Dengan Tukang Jamu Yang Bahenol<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/02/kisah-seks-dengan-tukang-jamu-yang.html">Kisah Seks Dengan Tukang Jamu Yang Bahenol</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZgZhPspIfvO5uITPsIDtyKX7Z210eTK8jpaXba2-xrmAm-cuKJVdf29qRaUTBzT9tzUlRhSACzXqZT4inTXADt6AbdFmmpW5jrTtYj5xkZKc3lEi5bJtEkIwQFFH2i8rEqDlb54mEyo/s1600/CkV_TY2UgAA14Uw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Seks Dengan Tukang Jamu Yang Bahenol" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="952" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZgZhPspIfvO5uITPsIDtyKX7Z210eTK8jpaXba2-xrmAm-cuKJVdf29qRaUTBzT9tzUlRhSACzXqZT4inTXADt6AbdFmmpW5jrTtYj5xkZKc3lEi5bJtEkIwQFFH2i8rEqDlb54mEyo/s640/CkV_TY2UgAA14Uw.jpg" title="Kisah Seks Dengan Tukang Jamu Yang Bahenol" width="506" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku lama-lama menyukai tempat tinggalku, Meski harga kontraknya naik terus setiapkali kuperpanjang kontraknya. Tempat ku ini sangat strategis di dalam gang hanya ada rumah ku. Meski pengap karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku jadi merasa bebas.<br />
<br />
Setelah Mia meninggalkan diriku, aku jadi jomblo. Mau pacaran aku malas dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang kusenangi sering kubawa ke kamar yang istimewa ini.<br />
<br />
Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku. Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya bahenol betul.<br />
<br />
“Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku membatin.<br />
“Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.<br />
“Mau minum jamu mas ?” tanyanya.<br />
“Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.<br />
Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.<br />
“Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.<br />
“Mbak jamu apa yang bagus”<br />
“Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”<br />
“Kuat apa” tanya ku.<br />
“Ya kuat segalanya” katanya sambil melirik.<br />
“Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.<br />
“Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”<br />
<br />
Tapi terus terang aku kurang mempunyai keberanian untuk menggoda dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.<br />
<br />
“Mas kemarin kemana saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya ketok sampai pegel nggak ada yang buka.”<br />
“Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.<br />
“Mas ini mas jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”<br />
“Mbak suaminya mana ?” tanya ku iseng.<br />
“Udah nggak punya suami mas, kalau ada ngapain jualan jamu berat-berat.”<br />
“Anak punya mbak ?”<br />
“Belum ada mas, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi langganannya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak canggung lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke WC.<br />
<br />
Mbak Wati, begitulah dia mengaku namanya setelah beberapa kali mengantar jamu. Dia kini memasuki usia 27 tahun, asalnya dari daerah Wonogiri. Mbak Wati menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.<br />
<br />
Semula Mbak Wati mengunjungi ku pada sekitar pukul 13.00 Tapi kini dia datang selalu sekitar pukul 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Mbak Wati menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini makin berani.<br />
<br />
Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang hajat kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mi instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.<br />
<br />
Sebetulnya pikiran jorokku sudah menggebu-gebu untuk menikmati tubuh mbak Wati ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar jadi Mbak Wati makin percaya pada diri ku. Padahal wooo ngaceng. Aku hanya berani mengintip jika Mbak Wati mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku makin ngaceng saja kalau menikmati intaian. Tapi bagaimana nih cara mulainya.<br />
<br />
“Mas boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Mbak Wati suatu hari.<br />
“Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya.<br />
“Lha Mbak, tempat tidurnya cuma satu”<br />
“Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Mas yang tidur di kasur.”<br />
“Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.<br />
“Iya nggak apa-apa koq” katanya.<br />
<br />
Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus bahenol walaupun kulitnya tidak putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku.<br />
<br />
Teteknya cukup besar, mungkin ukuran 36, pentilnya kecil dan bulu jembutnya tebal sekali. Mungkin ada hubungannya dengan kumis tipis yang ada di atas bibirnya itu.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan, sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk ngloco.<br />
<br />
“Mas mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.<br />
“Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.<br />
“Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”<br />
<br />
Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.<br />
<br />
“Mas suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.<br />
“Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.<br />
“Sini saya pijetin mas.”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti mbak Wati dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata mbak Wati pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut.<br />
<br />
Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. Celakanya Mbak Wati ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati si dicky. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja.<br />
<br />
“Mas celananya dibuka saja ya biar nggak kena cream.”<br />
“Terserahlah mbak” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.<br />
“Apa mbak nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.<br />
“Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”<br />
“Dia yang ngajari saya mijet.”<br />
<br />
Tegangan ku makin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di hubungkan diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak.<br />
<br />
Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Mbak Wati. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak yaa lain kali mungkin. Tapi aku ingin menikmati dominasi perempuan atas laki-laki.<br />
<br />
Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Mbak Wati memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis si dicky yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri.<br />
<br />
Celakanya si dicky tidak menjadi perhatian Mbak Wati dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai dicky ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi si Dicky pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh.<br />
<br />
“Aduh mbak”<br />
“Kenapa mas” katanya agak manja.<br />
“Aku nggak tahan, ngaceng banget”<br />
“Ah nggak apa-apa tandanya mas normal”<br />
“Udah tengkurep lagi mas istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”<br />
<br />
Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda.<br />
<br />
Kenapa punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Mbak Wati sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.fun/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang lebat itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan dicky yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.<br />
<br />
“Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku<br />
<br />
Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Mbak Wati ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu si dicky.<br />
<br />
Kadang-kadang si dicky ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak wati mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang si dicky. Pelan-pelan di tuntun kepala si dicky memasuki lubang kemaluannya.<br />
<br />
Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh tubuh si dicky masuk ke dalam lubang vagina mbak waty. Mbak Wati lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga si dicky keluar masuk .<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Kadang-kadang saking hotnya si dicky sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah ngloco dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Wati makin liar dan nafasnya semakin memburu.<br />
<br />
Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke si dicky. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Mbak wati mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat.<br />
<br />
Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas si dicky dari lubang memek mabak wati. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek mbak Wati. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak wati.<br />
<br />
Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan si dicky. Mbak wati mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku.<br />
<br />
Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan si dicky sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kontolku berdenyut-denyut dan vaginanya mbak wati juga berdenyut lama sekali.<br />
<br />
“Mas terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”<br />
“Saya ngantuk sekali mas.”<br />
“Ya sudah lah tidur dulu.”<br />
<br />
Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan si dicky dari mani yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak wati tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan.<br />
<br />
Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka atau kukangkangkan kedua kakinya. Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang lebat itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya.<br />
<br />
Lidahku mencari posisi clitoris mbak wati. Perlahan-lahan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau mbak wati belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.<br />
<br />
“Mas kamu ngapain mas, jijik mas udah, mas” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.<br />
<br />
Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul mbak wati yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.<br />
<br />
Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimak. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya.<br />
<br />
Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Wati kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.<br />
<br />
“Aduh mas ternyata mas pinter sekali.”<br />
“Aku kira mas nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing mas, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.”<br />
“Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama mas.”<br />
“Aku segen mbak, takut dikira kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika diduluin perempuan.”<br />
“Ah mas nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka mas orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”<br />
“Mas tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Mbak Wati.<br />
<br />
Wati mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak wati jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku.<br />
<br />
“Pantes memeknya enak sekali, peret mbak,” kata ku.<br />
“Wong tukang jamu koq, yo terawat toh yo.”<br />
“Sekarang gantian mbak, barang ku mbok jilati po’o. ”<br />
Aku ra iso he mas”<br />
“Nanti tak ajari.”<br />
<br />
Mbak Wati yang bahenol mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang si dicky dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung kontolku. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut si dicky Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang kontol ku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung si dicky menyentuh ujung tenggorokkannya.<br />
<br />
Dia memaju-mundurkan batang di dalam kulumannya. Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.<br />
<br />
“Mas kontol kok enak tenan, keras sampai memek ku rasanya penuh sekali.”<br />
<br />
Kugenjot terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Mbak wati langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh. Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Mbak Wati kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style.<br />
<br />
Rupanya pada posisi ini titik G Mbak wati tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh maniku habis di dalam memek mbak wati.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Dia tertidur lemas, aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Mbak wati memang benar-benar sempurna sangat bahenol, Teteknya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Wati jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.<br />
<br />
“Mas aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”<br />
“Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih.<br />
<br />
Malam itu Mbak wati nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat saya malam itu saya sampai main 7 ronde menikmati tubuh bahenol nya, sehingga badan ku lemas sekali.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-33458994967814353682019-01-31T18:25:00.003+07:002019-01-31T18:25:46.886+07:00Pecah Perawan Demi Bayar Hutang Abah<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/pecah-perawan-demi-bayar-hutang-abah.html">Pecah Perawan Demi Bayar Hutang Abah</a></b></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixjFgnG9AagGjVvR09sggq7BHJTAbi9t0G3aJirIyYdkG9tb34gzXmuk6hqMFx1B5g_Z8_ZhfkcFr1YzMH98NDwJpqCVLQHF7kVBe_Nhk5IVNpYEGFgli60QHeibxUnldL4VJPClMSqFA/s1600/8WsU-GWs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pecah Perawan Demi Bayar Hutang Abah" border="0" data-original-height="512" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixjFgnG9AagGjVvR09sggq7BHJTAbi9t0G3aJirIyYdkG9tb34gzXmuk6hqMFx1B5g_Z8_ZhfkcFr1YzMH98NDwJpqCVLQHF7kVBe_Nhk5IVNpYEGFgli60QHeibxUnldL4VJPClMSqFA/s640/8WsU-GWs.jpg" title="Pecah Perawan Demi Bayar Hutang Abah" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Sepertinya aku harus mengubur dalam-dalam impianku untuk menjadi satu-satunya perempuan dengan gelar MBA di kampung ini. Sia-sia sudah semua jerih payah selama masa kuliah dulu. Semuanya berawal dari datangnya musim kemarau yang berkepanjangan tahun lalu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk mengembangkan usahanya, Abah telah mendapatkan kredit yang lumayan besar dari sebuah bank swasta. Semula, Abah tidak mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya karena hasil yang diperoleh Abah dari perkebunannya yang luas dan modern sangat berlimpah. Karena itulah Abah dapat mengirim aku ke Jawa untuk kuliah di sebuah universitas terkemuka di negeri ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Namun, musim kemarau berkepanjangan tahun lalu telah menghancurkan semuanya. Semua tanaman di ladang dan kebun Abah mati kekeringan. Karena stress, Abah terkena stroke dan aku pun harus membatalkan niatku untuk melanjutkan kuliah di tingkat S2.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semakin hari kondisi Abah tambah menurun. Kami sekeluarga harus menjual barang-barang berharga kami untuk biaya pengobatan dan membayar cicilan kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami sudah tidak punya apa-apa lagi yang dapat kami jual, sementara rumah dan ladang sudah digadaikan Abah ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tidak mungkin kami menjualnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebulan yang lalu, beberapa orang petugas bank datang menagih pembayaran cicilan kredit yang sudah tidak lagi dapat kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah dan ladang apabila kami tidak dapat melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tidak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tidak dapat membantu kami.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia membantu kami. Dia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Abah. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Kusrin. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Kusrin pada hari itu juga. Kami semua sangat senang dan berterima kasih pada Pak Kusrin, karena tanpa dia, kami mungkin harus tinggal di kolong jembatan atau emperan toko.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam itu Pak Kusrin datang ke rumah kami dan aku menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Abah di kamar, Pak Kusrin mengatakan hal yang tidak pernah terlintas di pikiranku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Kamu sadar, kan … Wati, Utang abah kamu besar sekali. Saya harus mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tidak mau itu dianggap amal jariah. Saya harus mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Wati,” kata Pak Kusrin.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Ma …. Mmaa …maksud Pak Kusrin, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Wati … Wati …Kalau saya mengambil kamu sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tidak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kamu persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kamu sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Kusrin sambil menyeringai.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Begitu mendengar keinginan Pak Kusrin, Mak langsung meminta Pak Kusrin pergi dari rumah kami, namun Pak Kusrin membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa dialah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Kusrin benar dan kami tidak punya alasan lain untuk membantahnya. Aku dan Mak menangis sambil berpelukan. Namun aku sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, aku akan dapat menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi. Karena itu, aku mengiyakan permintaan Pak Kusrin.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam itu, Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. Aku merelakan keperawananku untuk membayar utang Abah. Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya aku melayani laki-laki. Pak Kusrin bahkan tidak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Begitu aku mengiyakan niatnya, dia meminta aku bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi. Aku masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Kusrin masuk ke kamarku. Dia langsung menghampiri aku tanpa peduli bahwa dia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar dan kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba dia membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang. Aku terkesiap. Itu adalah kali pertama aku melihat kontol, dan kontol itu ada di depan wajahku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pak Kusrin meminta aku mengulum kontolnya. Dengan tangan gemetar aku memegang kotol Pak Kusrin dan memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, aku yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa harus mengulum kotol laki-laki tua. Pak Kusrin menjambak rambutku dan memaksa aku untuk mengocok kontolnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, aku berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pak Kusrin menikmati layananku sambil mendesah dan mendesis. Setelah beberapa menit berlalu, kotol Pak Kusrin menjadi semakin tegang dan Pak Kusrin memegang kepalaku dengan kedua tangannya sambil mendorong kontolnya ke dalam mulutku. Dia mencapai klimaks dan air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Karena kepalaku tertahan kedua tangan Pak Kusrin, aku terpaksa menelan peju yang keluar agar aku tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Kusrin meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Kusrin menarik keluar kontolnya dan tumpah membasahi bajuku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kemudian Pak Kusrin meminta aku membuka semua pakaian yang aku kenakan. Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang pernah melihat aku telanjang bulat. Dia memandangi tubuh mulusku sejenak dan meminta aku rebah di atas tempat tidur, sementara dia melucuti pakaiannya sendiri. Dia naik ke atas tempat tidur dan kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. Dia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya. Aku terdiam bagaikan patung. Aku berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya pada buah dadaku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku dan membelai lembut memekku. Sementara itu, dia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku. Aku begitu marah pada diriku sendiri karena aku seharusnya tidak menikmati apa yang dia lakukan pada tubuhku, namun aku tidak kuasa menahannya. Pak Kusrin telah memberikan sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat aku melambung ke awing-awang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tanpa sadar aku membuka lebar-lebar kedua pahaku dan mengerak-gerakkan pantatku. Pak Kusrin membuka bibir memekku dan dengan jari-jarinya dia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku sudah di luar kendaliku sendiri karena nafsu birahi telah menguasaiku. Kini aku yang mendesah dan mendesis. Perlahan-lahan kepala Pak Kusrin berpindah dari dadaku, turun ke perutku dan akhirnya dia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah dan bibirnya dia melahap memekku. Habis sudah pertahananku. Aku kini bahkan menyodor-nyodorkan memekku sambil memembelai dan sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah aku rasakan itu begitu indah dan nikmat.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Melihat aku sudah sangat terangsang, Pak Kusrin berhenti dan mengambil posisi di antara kedua pahaku. Kontolnya dia gesek-gesekkan ke itil dan lubang memekku. Aku yang sudah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung kotol Pak Kusrin menyodok masuk ke lubang memekku. Aku tersentak. Sensasi yang aku rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar aku memohon Pak Kusrin untuk cepat-cepat memasukkan kontolnya ke memekku yang sudah basah oleh cairanku sendiri dan liur Pak Kusrin.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Masukin, Pak … Masukin …. Aku sudah gak tahan lagi,” kataku.</div>
<div>
“Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, aku kasih ….” katanya sambil melesakkan kontolnya ke lubang memekku yang masih sempit. “Agak sakit sedikit, kamu tahan ya …”</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh kontol Pak Kusrin kini sudah masuk ke dalam memekku. Dia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. Aku meracau dilanda kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding memekku dengan kontol Pak Kusrin. Tiba-tiba Pak Kusrin mengigit leherku dan menyentak pinggulnya maju sehingga kontolnya masuk semuanya ke memekku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” aku tersentak. Selaput darahku kini sudah tembus di dorong kontol Pak Kusrin. Namun rasa pedih di leher dan rasa kaget karena digigit secara tiba-tiba membuat aku tidak terlalu merasakan pedih yang timbul karena sobeknya selaput darahku. Pak Kusrin cuma terkekeh.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Gimana? Gak terlalu sakit kan memek kamu?”</div>
<div>
“Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri …”</div>
<div>
Kemudian Pak Kusrin mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan dan kemudian semakin cepat.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Ahhhhh Watiiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Kusrin.</div>
<div>
Aku tidak menjawabnya. Aku terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu dan sesekali aku mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan kontol Pak Kusrin di memekku. Aku merangkul dan membelai-belai punggung Pak Kusrin. Aku sudah memperlakukan Pak Kusrin seperti seorang suami. Pak Kusrin mempercepat gerakannya dan aku pun semakin melambung ke angkasa. Aku merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat aku seperti mengejan. Seluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Memekku berdenyut-denyut.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” aku menjerit keras ketika aku mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula aku lakukan karena terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku. Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu aku capai. Aku terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang aku rasakan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Pak Kusrin yang belum mencapai klimaks tidak terlalu suka dengan kondisi memekku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan berganti posisi. Dia menempatkan kontolnya di antara kedua buah dadaku. Dia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga kontolnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu. Lalu dia menggerakkan pinggulnya dan memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang dia lakukan pada memekku. Aku yang masih lemas karena orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala kontol Pak Kusrin yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah beberapa menit Pak Kusrin mempercepat gerakkannya dan akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher dan payudaraku. Dia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya. </div>
<div>
“Mulai hari ini sampai batas waktu yang aku tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kamu harus siap kapan pun saya ingin menyelipkan kontol ini di memek kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan aku yang terbujur lemas di atas tempat tidur.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Begitu aku sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. Aku tidak menyesali pengorbananku, namun aku menyesali mengapa aku begitu menikmati persetubuhan itu. Aku merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi aku tidak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang aku dapat dari persetubuhan itu memang begitu indah. Aku bahkan tidak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Kusrin yang bercampur air mataku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Kusrin dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar dan menghampiriku “Watiiii …… Maafkan Mak dan Abah ya nak. Karena kami kau harus melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher dan dadaku dari air mani Pak Kusrin dengan sapu tangan yang diambilnya dari meja riasku. (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Kusrin itu dan sesekali aku menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). Aku hanya diam mematung di atas tempat tidurku, tak mampu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut dan menyuruh aku untuk tidur. Aku pun terlelap sampai pagi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Kusrin sempat menaruh beberapa lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. Aku pergunakan uang itu untuk biaya pengobatan Abah dan makan sehari-hari. Sejak saat itu, aku telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Kusrin untuk waktu yang aku pun tidak tahu berapa lama.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pagi tadi, ketika aku kembali dari pasar, aku bertemu Pak Kusrin di tengah jalan. Dia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Kusrin sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tidak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Kusrin bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Kusrin menyapaku dan meminta aku untuk berhenti sebentar.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Kusrin.</div>
<div>
“Ya, Pak … Untuk makan siang dan makan malam Abah dan Mak nanti,” jawabku.</div>
<div>
“Sini kamu. Aku kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Menyadari posisiku yang lemah, aku tidak berani melawan. Begitu aku berdiri di sampingnya, Pak Kusrin membuka retsleting celananya dan aku mengerti apa yang dia mau. Aku berjongkok dan mulai mengulum kontolnya. Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Kusrin menikmati “sarapan pagi” yang sedang aku berikan. Aku pegang kontolnya dan aku gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala kontolnya keluar masuk dari mulutku. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sesekali aku jilati ujung kontolnya sambil beristirahat. Pak Kusrin begitu menikmatinya sehingga dia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tidak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma beberapa kepala saja.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kontol Pak Kusrin sudah begitu tegang dan keras. Dia meminta aku berdiri dan melepas celana dalamku. Semula aku menolak. </div>
<div>
“Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku.</div>
<div>
“Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok kontolnya dengan tangannya sendiri.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.online/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Aku angkat rokku dan aku copot celana dalamku dengan hati-hati agar memekku tidak terlihat oleh orang-orang di ladang atau Pak Jono yang berdiri tidak jauh dari kami, setelah itu aku lipat dan taruh di keranjang belanjaanku. Pak Kusrin meminta aku berdiri di samping mobil dan menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Kusrin kemudian berdiri di belakangku dan menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. Aku malu sekali karena pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang. Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka dan disaksikan orang banyak membuat aku agak terangsang. Pak Kusrin sempat tersenyum begitu dia menyentuh memekku dari belakang, karena memekku ternyata sudah cukup basah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Wah sudah basah nih, sudah kepingin ya?” katanya. </div>
<div>
“Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya. Aku mengikuti keinginannya. Badanku aku bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Akhirnya, hal itu pun terjadilah. kontol Pak Kusrin masuk ke dalam memekku yang masih sempit ini. Pak Kusrin masih agak kesulitan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya kontol Pak Kusrin akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu aku merasakan gesekan kontol Pak Kusrin pada dinding-dinding dalam memekku. Perlahan-lahan Pak Kusrin mulai menggenjot kontolnya keluar masuk memekku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. Aku menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genjotan Pak Kusrin. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” aku terus mendesah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Nikmat sekali … Goyang terus, Wati … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Kusrin. Tangan Pak Kusrin memegangi pinggangku setiap kali dia mendorong kontolnya masuk ke memekku. Sesekali dia meremas buah dadaku dari balik baju.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan beberapa orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. Aku merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. Aku sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar aku mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis dan bahkan berteriak. Kenikmatan itu sudah mengambil alih kendali atas tubuhku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. Aku sudah mau keluar …” Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Kontolnya bergerak lebih cepat keluar masuk memekku. Aku merasa sudah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang dan melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Kusrin.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aku mau keluar Pak …. Aku mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” Aku berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku. Orang yang lewat dan para tukang yang sedang bekerja di ladang membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. Aku sudah tidak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Kusrin mencabut kontolnya dari memekku dan meminta aku melakukan oral lagi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hanya beberapa menit saja aku mengulum, mengenyot dan menjilari kotol Pak Kusrin hingga akhirnya kotol itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku dan rambutku. Lalu aku menjilati sisa air mani dari kontol Pak Kusrin hingga bersih.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Setelah itu aku membenahi rok dan bajuku dan minta ijin Pak Kusrin untuk pulang. Celana dalam sengaja tidak aku pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada beberapa orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. Aku terus bejalan tanpa mempedulikan mereka. Sesampai di rumah aku memberikan belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi dia tidak banyak tanya. Selitas aku melihat air matanya berlinang. Aku pun tidak peduli. Kalau memng aku harus menjadi budak seks Pak Kusrin untuk menolong orangtuaku, mengapa tidak sekalian saja aku menikmati setiap persetubuhan yang aku lakukan. Bagaimanapun, aku toh harus melakukannya ….</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hari ini aku kembali membawa Abah ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Abah sudah banyak kemajuan. Aku menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. Aku minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku. Semula dokter menganjurkan aku untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan dia pun bersedia melakukannya. Aku katakan pada dokter itu bahwa aku sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah aku dapat ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, aku tidak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Kusrin berakhir dengan kehamilan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah beberapa hari tidak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Kusrin bertandang ke rumah. Aku tahu apa maksud kedatangannya dan aku pun sudah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat aku menjadi bergairah. Aku sambut Pak Kusrin di pintu depan dan menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir teh, aku menemani Pak Kusrin berbicang-bincang sebentar.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Wati, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Kusrin.</div>
<div>
“Sudah lama kan kita gak ngewek.”</div>
<div>
“Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pak Kusrin bangkit dari kursi tamu dan menarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tidak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi. Di taman itu, ada beberapa buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias dan bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja aku sudah terangsang. Tanpa disentuh pun, memekku sudah basah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pak Kusrin meminta aku menanggalkan semua pakaianku. Dia agak kaget melihat ternyata aku sudah tidak memakai celana dalam. Setelah tidak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Kusrin meminta aku duduk di pinggir meja batu besar. Dia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. Dia berjongkok di hadapanku dan mengangkat kedua kakiku. Ternyata dia ingin menciumi dan menjilati memek dan itilku. “Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak ……… Itilnya ………… Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah memekku benar-benar basah, Pak Kusrin duduk di salah satu kursi batu dan meminta aku duduk di pangkuannya. Dengan mudah kontolnya masuk ke memekku ketika aku menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Kusrin aku bergerak naik turun sehingga kontol Pak Kusrin bergerak bebas keluar masuk memekku. Sebentar saja aku sudah tenggelam dalam kenikmatan birahi. Aku terus mendesah dan mendesis. Ternyata Pak Kusrin sangat menyukai tingkahku setiap kali dia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering dia setubuhi biasanya hanya diam saja menerima segala perlakuan Pak Kusrin. Desahan dan teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Kusrin yang kasar setiap kali aku bergerak turun.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah bermain dengan posisi duduk selama beberapa puluh menit, Pak Kusrin meminta aku rebah di meja batu besar dan dia pun menyodokkan kontolnya ke memekku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas dan ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, memekku menjadi menyembul ke atas dan lebih keras menjepit kontol Pak Kusrin. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Kusrin sambil terus menggenjot pinggulnya. “Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan kontol Pak Kusrin di lubang memekku, aku menggosok-gosok dan memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi aku pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu. </div>
<div>
“Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Kusrin menyodokkan kontolnya. </div>
<div>
“Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. Aku sudah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-sudah Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Dia menarik dan mendorong kontolnya lebih cepat. gesekan kontol Pak Kusrin dan memekku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami sudah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa aku pun mencapai orgasme. “AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kakiku kaku menjulur ke atas dan pahaku mengatup. kontol Pak Kusrin tak bisa lagi bergerak. kontol itu berdenyut-denyut di dalam memekku dan akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku. “AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Kusrin pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “WATIIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pak Kusrin tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Kusrin sepertinya sengaja tidak mencabut kontolnya dari memekku. Bahkan dia beberapa kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika kontolnya sudah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Kusrin mencabutnya dan rebah disampingku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Wati, kamu tadi menjepit kontol saya sehingga saya tidak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam memek kamu. Apa kamu sengaja agar kamu hamil?” tanya Pak Kusrin. </div>
<div>
“Tenang Pak. Aku sudah pasang spiral . Kecil kemungkinannya aku hamil,” jawabku. </div>
<div>
“Ohhhh … syukurlah. Aku agak kaget tadi,” kata Pak Kusrin lega dan untuk pertama kalinya dia mencium keningku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah merenggut keperawananku dan menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Kusrin menciumku. Aku memegang wajahnya dan membelainya. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut dan tidak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu dan bergelut di dalam mulutku. Karena ciuman itu Pak Kusrin dan aku kembali terangsang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tangan Pak Kusrin kembali beraksi meremas payudaraku dan memainkan itilku secara bergantian. Sementara aku membelai dan mengocok kontol Pak Kusrin agar tegang kembali. Begitu kontolnya kembali tegang, aku mendorong Pak Kusrin agar rebah di atas meja batu dan aku naik ke atas tubuhnya. Dengan sekali sentakan, kontol Pak Kusrin kembali masuk ke memekku yang masih basah oleh air maninya tadi. Dan kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan dan teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sore itu, dua kali Pak Kusrin menumpahkan air maninya di dalam memekku dan dua kali pula aku menguyur kontol Pak Kusrin dengan cairan memekku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Kusrin kembali berpakaian dan pamit pulang. Tak lupa dia menyelipkan beberapa lembar uang ratusan ribu di tanganku. Aku menerimanya. Aku butuh untuk pengobatan Abah, membayar listrik dan makan sehari-hari.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Kusrin menetes keluar dari memekku. Mungkin aku sempat terlelap di atas meja batu itu, karena begitu aku tersadar tubuhku sudah tertutup kain batik. Mungkin Mak yang menyellimuti aku tadi. Aku pun bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku dan keringat Pak Kusrin. Setelah itu, aku masuk ke kamar dan rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. Aku mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku. Nikmat sekali …. Sejenak aku bisa melupakan semua kesulitan dan masalah yang membelit keluargaku. … Terima kasih, Tuhan…</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku mendapat kabar dari Pak Jono tadi siang ketika dia membawakan satu kardus penuh berisi jamu-jamuan untuk wanita bahwa Pak Kusrin dan istrinya bertengkar hebat karena ada yang melaporkan “kegiatan” kami berdua di pinggir jalan tempo hari. Istri Pak Kusrin mengancam untuk mengajukan gugatan cerai, tapi Pak Kusrin cuma tersenyum saja mendengar ancaman itu. Aku sempat bingung ketika Pak Jono bilang terima kasih kepadaku. Ternyata setelah pertengkaran itu, istri Pak Kusrin sudah beberapa kali mengajak Pak Jono bersebadan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Saya sebenarnya berharap bisa ngewek sama Neng Wati, tapi itu kan gak mungkin. Tapi, dapat sering-sering ngewek sama Ibu saja saya sudah senang … Hehehehe … Buat selingan, Neng. Bosan juga sama yang di rumah,” kata Pak Jono.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tadi sore Pak Kusrin datang berkunjung untuk mendapatkan pelayanan seperti biasa. Kali ini dia tidak pakai basa-basi lagi. Begitu aku duduk di sampingnya di sofa, dia langsung menyergap aku dan kami pun berciuman. Selama beberapa puluh menit bibir dan lidah kami bertautan. Sementara itu tangan Pak Kusrin terus bergerilya di setiap bagian tubuhku. Baju kami pun satu per satu lepas dari badan kami, sehingga kami berdua benar-benar telanjang seperti bayi yang baru lahir.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Di sana, di atas sofa di ruang tamu, ketika sinar matahari sore masih menerangi ruangan itu, aku dan Pak Kusrin kembali terhanyut dalam panasnya gelora birahi. Tanpa mempedulikan bahwa kami dapat menjadi tontonan orang yang lewat di jalan depan rumah, kami terus bergelut di atas sofa yang kini mulai basah dengan keringat kami.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pak Kusrin mendorong tubuhku hingga rebah di sofa. Kedua kakiku diangkatnya, lalu disangga dengan bahunya. Perlahan-lahan dia mengarahkan kontolnya ke memekku. Aku membantu membimbing ujung kontol Pak Kusrin agar tepat sasaran. Sekali dorong, kontol Pak Kusrin pun menerobos masuk liang sanggamaku. Sambil memegang kedua betisku, Pak Kusrin mulai melakukan gerakan maju mundur sehingga kontolnya timbul tenggelam dalam memekku. Buah dadaku berguncang-guncang seirama dengan setiap sodokan kontol Pak Kusrin ke dalam memekku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku meraih sebuah bantal sandaran sofa untuk menyangga kepalaku. Dengan posisi begitu, aku bisa melihat gerakan kontol Pak Kusrin yang keluar masuk memekku. Setiap kali Pak Kusrin mendorong masuk kontolnya, memekku menjadi agak kempot dan ketika kontol itu ditarik keluar, memekku menjadi agak gembung. Aku sangat terkesan dengan apa yang aku lihat di selangkanganku. Semua itu membuat aku semakin terangsang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Kamu suka melihatnya, Wati?” tanya Pak Kusrin sambil terus bergoyang. </div>
<div>
“Ahhhhhh ……Iya, Ahhhhhhhhh …….. tapi aku lebih suka rasanya. Ahhhhhh …. Yeahhhhh …. Sssssshhhh …. Yeahhhhh …. Ahhhhhhh ….” Jawabku di sela-sela desahan kenikmatan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah sekitar sepuluh menit, kakiku terasa pegal. Pak Kusrin menekuk lututku sehingga sekarang pahaku bertumpu pada perut dan dadaku. Namun baru lima menit disodok dengan posisi seperti itu, gantian Pak Kusrin yang merasa pegal dan dia minta ganti posisi. Aku menyuruhnya berbaring di sofa dengan kedua kaki lurus di atas sofa. Aku naik ke atas tubuhnya dan menancapkan kontolnya kembali ke memekku. Aku merasa seperti seorang koboi yang sedang menunggang kuda.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Oooooohh … yeahhhhhhh …. Hussss …. Hussssss,” kakatu sambil bergaya seperti koboi. </div>
<div>
“Ya … Goyang terus, Wati …. Enak sekali …. Teruuuuuss ….” Ujar Pak Kusrin sambil menggapai buah dadaku dan meremasnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku terus menggerakkan pantatku naik turun sehingga kontol Pak Kusrin bisa terus bergesekan dengan dinding-dinding dalam memekku. Setiap gesekan memberi kami sensasi yang luar biasa dan tidak terbayang nikmatnya. Keringat semakin deras mengucur dari tubuh kami. Aku mempercepat gerakkanku karena kau merasa sudah hampir mencapai klimaks. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
“Ahhhhh …. Ahhhhhh … Ahhhhhh ….. Aku sudah mau sampai, Pak …. Aahhhhh …. Ahhhh …” kataku. </div>
<div>
“Saya juga ..” kata Pak Kusrin sambil menggerakkan pantatnya sehingga gesekan antara memekku dan kontolnya semakin cepat. Tak lama kemudian puncak itu pun tercapai.</div>
<div>
“YEEAAAAHHHHH…. AAAAAHHHHHHHHH …….AHHHHHHHHHHH,” kami pun berteriak bersamaan melepas semua rasa. Badanku mengejang dan menekuk ke belakang sehingga aku harus bertumpu pada kedua kaki Pak Kusrin yang juga menjadi kaku. Tubuhku bergetar hebat dan akhirnya aku tumbang dan rebah di atas dada Pak Kusrin. Nafas kami memburu cepat, secepat detakan jatung kami.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Kami berpelukan dan kembali berciuman selama beberapa menit. Tangan Pak Kusrin mengelus-elus punggungku sementara aku terus berbaring di atas badannya. Aku biarkan kontol Pak Kusrin tetap di dalam memekku walaupun kontol itu sudah tidak lagi tegang. Aku ingin lebih lama merasakan kehadiran kontol itu di memekku. Ketika akhirnya aku bangkit berdiri, air mani Pak Kusrin yang bercampur cairan dari memekku sendiri merembes keluar dan mengalir di sisi dalam kedua pahaku. Aku duduk di sofa dan aku biarkan cairan kami itu membasahi sofa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah berpakaian kembali, Pak Kusrin menghampiriku yang masih terduduk lemas di sofa dan telanjang bulat. Pak Kusrin mengecup keningku dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari tubuhku. Sebelum melangkah keluar, Pak Kusrin seperti biasa mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompetnya. Kali ini uang itu dia gulung dan diselipkannya ke dalam memekku yang masih saja mengucurkan sisa-sia air maninya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah hilang lemasku, aku raih pakaianku yang terserak di lantai dan berjalan masuk menuju kamarku sambil tetap telanjang. Setelah melempar pakaianku ke atas tempat tidur, aku ambil selembar handuk. Aku keluar kamar dengan handuk di tangan menuju ke kamar mandi. Di ruang makan, aku bertemu Mak. Aku berikan uang pemberian Pak Kusrin yang telah basah terkena air mani dan cairan memekku tadi ke Mak. Hari ini, uang yang kami butuhkan untuk makan itu benar-benar keluar dari memekku.</div>
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-36868799431691035762019-01-31T17:00:00.002+07:002019-01-31T17:00:33.585+07:00Kisah Seks Dengan Kakak Iparku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/kisah-seks-dengan-kakak-iparku.html">Kisah Seks Dengan Kakak Iparku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtd2m0DQSkvyUO5PEgtO0b1rUL-hAbis56KF1K6W7LqnvBl4t84ZkEu7qtF3BoWNI58_VDrEtXyud0cnNWaC8V8xWC9kMu2aEYtG13NZI0njnqRn1Ozxkj34wNZmWtb2ygup__rdhKxyY/s1600/19151498_0_a56f58f002ce01363b0ee9927a0be966.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Seks Dengan Kakak Iparku" border="0" data-original-height="300" data-original-width="400" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtd2m0DQSkvyUO5PEgtO0b1rUL-hAbis56KF1K6W7LqnvBl4t84ZkEu7qtF3BoWNI58_VDrEtXyud0cnNWaC8V8xWC9kMu2aEYtG13NZI0njnqRn1Ozxkj34wNZmWtb2ygup__rdhKxyY/s640/19151498_0_a56f58f002ce01363b0ee9927a0be966.jpg" title="Kisah Seks Dengan Kakak Iparku" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Sebut namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Deni dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal bersama mereka, karena kampusku dekat dengan rumah mereka, daripada aku kost. Usiaku dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dariku.<br />
<br />
Karena Kak Deni bertugas di kapal, dia sering jarang di rumah. Sering kulihat Dina kelihatan kesepian karena ditinggal kakakku. Kuhibur dia dan akhirnya kami sering bercanda. Lama-lama Terkesan kalau Dina lebih dekat ke aku dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang pulang akhirnya kami sering keluar jalan-jalan. Dan terkadang kami nonton bioskop berdua untuk menghilangkan rasa sepi Dina.<br />
<br />
Sering Dina dikira pacarku, tentu aku jadi bangga jalan dengannya. Seluk beluk di dirinya membuat mata terpikat dan tak lepas melirik. Keesokan harinya sepulang kuliah kulihat rumah sepi. Sesaat aku bingung ada apa dan kemana Dina. Sesaat kulihat di celah pintu kamarnya ada cahaya TV. Segera kucek apa dia ada di kamar. Kubuka pintunya, sesaat kuterdiam, terlihat di TV kamarnya adegan yang merangsang, sekilas kulihat Dina sedang terlentang dan dia kaget akan kehadiranku.<br />
<br />
“Maaf Mbak!” sahutku dengan tidak enak.<br />
<br />
Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat yang kulihat tadi. Dina sedang asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat beberapa lama di dalam kamar. Rasanya kuingin menonton yang Dina tonton tadi. Lalu kusetel CD simpanan di kamarku. Tampaknya birahiku muncul melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan kumainkan. Sesaat aku kaget, Dina masuk ke kamarku. Rupanya aku lupa mengunci pintu. Dia terlihat terdiam melihat milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat kami sama-sama terdiam dan bingung.<br />
<br />
“Ma.. maaf, ganggu ya,” tanya Dina dengan matanya yang menatap milikku.<br />
“Eh.. enggak Mbak, a.. ada apa Mbak,” sahutku dengan tanganku yang masih memegang milikku.<br />
“Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?” tanya Dina dengan bingung karena kejadian ini.<br />
“Oh itu, sangkain aku rumah kosong, aku nyari Mbak,” sahutku sambil kumasukkan milikku lagi.<br />
“Kamu nonton apa?” tanya Dina lalu melihat film yang kusetel.<br />
“I.. itu.. sama yang tadi,” sahutku dengan isyarat yang ditonton Dina di kamarnya.<br />
Dina terdiam sesaat sambil melihat film.<br />
“Maaf Mbak, boleh pinjem yang tadi nggak?” tanyaku dengan malu.<br />
“Boleh, kenapa enggak?” jawab Dina.<br />
“Mau minjem Mbak.. apa mau nonton di sini?” tawarku kepada Dina.<br />
“Sekalian aja deh, biar rame,” jawabnya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Adegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa kali kami mengganti film. Kami juga berbincang dan mengobrol tentang yang berhubungan di film. Mungkin karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke hati akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Kami tidak canggung lagi. Rasanya kami sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina milik kakakku. Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film kami tonton bersama. Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan mata. Sesaat saat film berputar tanpa kami sadari, tatapan mata kami membuat bibir kami bersentuhan. Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa dibendung dan kami tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi. Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus berebutan air liur.<br />
<br />
Beberapa lama kami nikmati kejadian ini, kemudian kami tersadar dan berhenti. Kami hanya bisa diam dalam pelukan. Mata kami tak sanggup bertatapan. Rasanya bingung. Cukup lama kami berpelukan sampai akhirnya kami duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan sikap Dina memancing birahiku. Beberapa lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai rambut panjang Dina.<br />
<br />
Tampaknya dia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus pundaknya. Sesaat kami bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan cantik, kurasakan wajah yang mengharapkan sentuhan dan kehangatan. Kurasakan isyarat dari Dina untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi kulahap bibirnya, ahh nikmat rasanya. Bibirnya terasa lembut di bibirku. Lalu dada kami saling berhadapan. Sekilas kulihat buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Dina dengan maksud ingin menyentuh dan merasakan miliknya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.online/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Sesaat kurasakan miliknya di dadaku, besar, empuk dan besar. Perlahan tanganku mengelus-elus pahanya yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan kuelus selangkangannya, tampaknya dia menikmatinya. Kurasakan tanganku dia elus sebagai tanda dia menyukainya. Tanpa menunggu aku segera meraba-raba daerah sensitifnya. Sesaat tanganku dia raih dan dia giring ke dadanya. Ahh, akhirnya kurasakan buah dada yang besar di dekapan tanganku. Sesaat kurasakan milikku didekap tangan Dina, ahh rasanya aku menikmatinya.<br />
<br />
Perlahan tangannya memainkan, nikmat rasanya. Perlahan kulepaskan tangan Dina dari milikku. Kubuka sebagian celanaku sehingga milikku menghunus tegap. Kuraih tangannya dan kuarahkan ke milikku. Sesaat tangannya mendekap milikku, dia mainkan lalu beberapa lama kemudian wajahnya menuju ke milikku dan dia hisap. Ah, lembutnya mulut Dina. Rupanya dia suka menghisap milikku. milikku keluar masuk di mulutnya secara perlahan seiring tangannya yang mengayun-ayun milikku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Perlahan kuangkat kaosnya sehingga terlihat buah dada yang tertutup bra. Kuraih kaitannya dan kulepas. Perlahan tanganku menyusup di branya lalu meraba dan meremas buah dadanya yang besar, halus dan lembut. Kurasakan putingnya yang kenyal mengeras, dadanya pun mengeras. Lalu tanganku menuju celana pendeknya dan kubuka bersama celana dalamnya. Ahh, indah tubuhnya bila tanpa pakaian dan sangat merangsang. Pinggangnya yang ramping dan pinggul yang lumayan, kulitnya putih bersih dan mulus. Kuelus-elus bokongnya yang halus dan lembut. Pahanya kuraba lalu bulunya dan tonjolan sensitifnya. Seiring hisapannya kumainkan bibir vagina yang sudah basah perlahan jariku masuk ke liang vaginanya. Kurasakan lembut di jemariku, nikmat rasanya.<br />
<br />
”Dede.. oouuhh..” ucapnya seiring jariku yang tertancap di liangnya. Sesaat kemudian kurasakan gerakan mulut dan nafasnya tambah cepat. Kurasakan air liur Dina membasahi milikku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Cukup lama mulutnya bermain sampai ku tak tahan menahan maniku. “Mmmhh..” ucap Dina seiring semburanku di dalam mulutnya. Kurasakan mulutnya tetap menghisap milikku, lalu maniku dan terus sampai beberapa lama. Kemudian bibirnya selesai bermain. “Udah De?” sahutnya dengan isyarat apakah aku puas. Aku tersenyum melihat wajah cantiknya yang memucat dan merangsang. Rasanya milikku belum puas masuk di mulutnya. Kemudian dia terbaring dengan jariku yang masih masuk di liangnya.<br />
<br />
“Mbak yang ini belom,” sahutku dengan isyarat jariku yang keluar masuk di liangnya.<br />
”Emang kenapa?” tanyanya dengan isyarat wajah yang menanyakan apa keinginanku. Kemudian kubuat posisi bersetubuh. Kaki Dina mengangkang lebar dan terangkat seakan siap bermain. Bibir vagina yang agak merah terlihat jelas olehku. Milikku yang terhunus akhirnya menyentuh bibir vaginanya yang lembut yang sudah basah. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang tertelan di liang Dina yang lembut.<br />
<br />
“Mmhh..” desah Dina dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk pinggulku. Milikku keluar-masuk diliangnya dan dada Dina membusung seakan tidak kuat merasakan kenikmatan sentuhanku. “Ooouuhh.. oouuhh..” berulang desahan itu Dina keluarkan. Beberapa lama kurasakan nikmatnya tubuh Dina. Perlahan kurasakan pinggul Dina bergerak sehingga mempercepat gesekan penis dan liangnya. Sessat dia dekap tubuhku. Tubuhnya menegang. “Dede..” ucapnya dengan getaran kenikmatan. Aahh Kurasakan penisku didekap kuat liang Dina. “Ooouuhh,” desah nikmat Dina. Kulihat Dina mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat milikku keluar masuk dengan cepat. Ahh, puncakku disaat penisku masih di dalam liang Dina. Aku tak dapat menahan semburanku karena nikmatnya tubuh Dina.<br />
<br />
“Ooouuhh..” desah Dina mengiringi setiap semburanku. Milikku kubiarkan tertancap terus. Tampaknya Dina tak menolaknya. Tubuhku belum puas menikmati tubuhnya. Terkadang tanganku menikmati dada dan putingnya. Dan beberapa kali kami berciuman lagi. Aku tak peduli walaupun bibirnya bekas milik dan maniku karena benar-benar nikmat.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Sampai tenaga kami pulih, kurasakan dekapan liang Dina yang agak mengering basah lagi. Lalu kami bermain lagi. Ini terus kami lakukan sampai kami tak kuat dan tidur kelelahan.<br />
<br />
Esoknya kami tersadar dan kami mandi bersama. Tampaknya kami menyukai kejadian kemarin. Rasa bersalah hilang karena Kami rasakan kecocokan, dan kami teruskan hubungan ini. Karena kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia kami berdua seterusnya. sampai aku memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak kami terus berhubungan.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-36363413116067286932019-01-30T17:31:00.000+07:002019-01-30T17:31:04.397+07:00Kisah Seks Dengan Tante Imel Dan Anaknya<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/kisah-seks-dengan-tante-imel-dan-anaknya.html">Kisah Seks Dengan Tante Imel Dan Anaknya</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmW0Vb8hWbWlEzxgunJdMbrsBTvEdmAIGDFMWcCfO2UNArwPbY4sTe_Dv5GhWxa8lcjJ3VCA38bfEm8pdLS77vWLc_PjajBM0ty8HdG0nDEt70VGqv_QKMmWJV1xnKbl3o5IiVtTGx2bc/s1600/7f7d0c1d68e53bb031f6d46bb1550651.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Seks Dengan Tante Imel Dan Anaknya" border="0" data-original-height="825" data-original-width="660" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmW0Vb8hWbWlEzxgunJdMbrsBTvEdmAIGDFMWcCfO2UNArwPbY4sTe_Dv5GhWxa8lcjJ3VCA38bfEm8pdLS77vWLc_PjajBM0ty8HdG0nDEt70VGqv_QKMmWJV1xnKbl3o5IiVtTGx2bc/s640/7f7d0c1d68e53bb031f6d46bb1550651.jpg" title="Kisah Seks Dengan Tante Imel Dan Anaknya" width="512" /></a></div>
<br />
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Masih ingat sama saya? Nama saya Vito, 35 tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan kakak beradik Mirna dan Rere. Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu mereka lagi, karena sehubungan dengan Andre -suami Mirna- yang dipindah tugaskan ke Jawa Timur, beserta keluarganya. Tentu saja, kepindahan Mirna, sekitar 2 bulan lalu itu, membawa dampak yang kurang baik bagi saya.<br />
<br />
Bagaimana Tidak? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya mendapatkan pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat. Sekarang ? Ya,… saya terpaksa?bertugas? lagi dengan Jenny, istri saya.<br />
Tapi, saya punya pengalaman unik lagi. Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. Ceritanya begini,…<br />
<br />
Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya boleh dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.<br />
<br />
Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang ”Om, mau main bola sama Grisa gak ??”<br />
”Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ??” tanya saya gugup.<br />
”Iya,… itu kakak” katanya sambil menunjuk kakaknya.<br />
<br />
Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP.<br />
<br />
”Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ??” tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.<br />
”Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!?” kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club.<br />
”Ooo,… sama maminya, toh?” kata saya,<br />
”Papi kamu ndak ikut Rev ??”<br />
”Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener” katanya lucu. Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya,<br />
”Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??”<br />
”Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.” katanya<br />
”O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa, ?Boleh,… Om boleh ikut,….”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 34 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.<br />
<br />
Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.<br />
”Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??,” tanya saya.<br />
”Anu mas,… dia kontraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,?” jawab Imel ogah-ogahan.<br />
”Iya Om, jangan nanya-nanya Papi. Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,?” timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.<br />
<br />
Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget,<br />
”Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.<br />
”Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…?” kata saya sambil tersenyum.<br />
”Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ??” tanya Imel sembari bangkit dari sofa,<br />
”Kopi mau ?”<br />
”Eh,… iya deh boleh,… ?” jawab saya. Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi.<br />
”Ini kopinya,…?” katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata,<br />
”Om, malem ini nginep di sini mau ya ?”<br />
”bolehkan mam ??” Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup,<br />
”Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ??” Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya,<br />
”Yah,… mau sih,… ?”<br />
<br />
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata,<br />
”Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ??”<br />
”Eh, iya,… ?” jawab saya,<br />
”kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ???”<br />
”Mmh, belom ngantuk,… ?” jawabnya lucu.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.<br />
<br />
”Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.?”<br />
”Gak papa Rev?, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,?” kata Imel sambil tersenyum ke arah saya,<br />
”Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ??” Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.<br />
<br />
”Rev? kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!?” kata Imel. Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong,<br />
”Iya, Rev? besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.?” Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur,<br />
”Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…?” tapi dia masuk juga ke kamarnya.<br />
<br />
Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer.<br />
”Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain ?”<br />
”Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,” kata Imel dengan mimik muka sedih.<br />
”Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,” kata saya bercanda.<br />
”Dan lagi kamu punya ?itu? mengkel banget,…” Si Imel menatap saya dengan wajah lugu,<br />
”Itu apa mas ??”<br />
”Mmh, boleh aku jujur tidak ??”<br />
”Boleh,… ngomong aja”<br />
”Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ?anu?mu pasti seukuran satu sendok makan” kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.<br />
”Ooo,… ini,?” kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri,<br />
”Mas Vito mau ? terus apaku yang seukuran…?” Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya,<br />
”Ini,.. mu,… buka dong bajumu !?” kata saya asal.<br />
<br />
Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.<br />
<br />
”Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…?” kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.<br />
<br />
Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, Veggynya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya :<br />
<br />
”Mel, aku mau keluar,… dimana nih ?” Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya,<br />
”Di dalam aja mas ! biar lengkap ?” Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.<br />
<br />
Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati Mr. Penis saya. Hisapan Imel tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala Mr. Penis saya. Sekitar 5 menit, Imel menikmati si sperma, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.<br />
<br />
”Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,?” katanya,<br />
”Aku mau nyuci ?ini? dulu,?” sambil dia mengelus vaginanya sendiri.<br />
”Ya,… jangan lama-lama,… ? kata saya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.online/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.<br />
”Loh, Rev… kamu belum tidur ??” tanya saya setengah panik.<br />
”Belum.” Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi Mr. Penis saya dengan bantal sofa.<br />
”Om, tadi ngapain sama mami ??” tanyanya lagi.<br />
”Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ?” belum selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata,<br />
<br />
”Rev kamu ngapain, kok belum tidur ??” Revi berpaling menghadap Maminya,<br />
”Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??”Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.<br />
”Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,?” kata saya sambil melirik Imel yang terlihat sudah agak santai.<br />
”Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.” Revi terlihat sedikit bingung,<br />
”Hal itu hal apa Om ??” Di sini, Imel mencoba menjelaskan, <br />
”Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ??” Revi tersenyum,<br />
”Iya lah, mi. Revi saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ??” Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar,<br />
”Om Vito sama Mami lagi making love. Kamu tahu artinya kan ??”<br />
”Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,” jawab Revi. Wah,… kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti.<br />
”Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ??” tanya Imel. Revi menjawab dengan polos,<br />
”Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa”. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh,<br />
<br />
”Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.”<br />
”Revi merajuk, merayu Maminya,”<br />
”Mi, boleh ya ??” Imel ragu-ragu menjawab,<br />
”Kamu lihat aja dulu deh ya ?!? Sambil tersenyum Revi menjawab,<br />
”Iya deh,…,” senang sekali dia.<br />
<br />
Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya memamerkan batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya.<br />
<br />
”Lihat Rev, Mami seneng banget kan ??” kata saya. Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati Mr. Penis saya.<br />
”Revi sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya.<br />
”Belum Om.”<br />
”Mau Om ajarin ndak ??” tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.<br />
”Mau ” jawabnya singkat.<br />
”Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya ” Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.<br />
<br />
Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda.<br />
<br />
”Revi menurut aja ya sama Om Vito ” kata Imel. Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang Mr. Penis saya.<br />
”Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ” kata Imel,<br />
”Kamu hisap Mr. Penisnya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas,” Imel tersenyum sayang kepada Revi,<br />
”Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??” tanya Imel<br />
”Bisa, mam” Revi menjawab singkat. Saya mengarahkan si adik ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam.<br />
”Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !” Revi tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan instruksi.<br />
<br />
Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja Veggy muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel langsung menduduki Mr. Penis saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai Mr. Penis saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki si ”adik”, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi Veggynya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke Veggynya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.<br />
<br />
Saya mulai serius menanggapi Imel. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas sperma, Revi saya suruh menjilatinya.<br />
<br />
”Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ??” protes Revi. Imel sambil terengah-engah menjawab,<br />
”Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan?”<br />
”Mami bagi dong” Saya senyum-senyum saja melihat ibu dan anak itu berebut menjilati Mr. Penis saya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan Mr. Penis dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.<br />
<br />
Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Imel sedang ”perang alat kelamin” di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang ”sibuk”)<br />
<br />
”Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ??” katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi untuk menjilatinya).<br />
<br />
Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan teman kantor saya, tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-69413445318837987012019-01-24T18:45:00.001+07:002019-01-24T18:45:21.379+07:00Rani Ketagihan Ngentot Denganku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/rani-ketagihan-ngentot-denganku.html">Rani Ketagihan Ngentot Denganku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-qdEzJoygg5r1NjX7k6vrJfgnbZk1KKQJvFcSz4pbx-RG49mTDYgegq7XlMnpayqhXhAemIt9vaKe8zdtDISM_rk_Dfh5yxdzOm3854EwQNjuMu3NGs-ybu4H8vIp4KY1j8_ltbVrihI/s1600/ntNmsho9_400x400.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Rani Ketagihan Ngentot Denganku" border="0" data-original-height="392" data-original-width="392" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-qdEzJoygg5r1NjX7k6vrJfgnbZk1KKQJvFcSz4pbx-RG49mTDYgegq7XlMnpayqhXhAemIt9vaKe8zdtDISM_rk_Dfh5yxdzOm3854EwQNjuMu3NGs-ybu4H8vIp4KY1j8_ltbVrihI/s640/ntNmsho9_400x400.jpg" title="Rani Ketagihan Ngentot Denganku" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku lihat sekali lagi catatanku. Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Andri, kerabat jauh ayahku. Kuhampiri pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian dari balik pintu muncul muka yang sangat cantik.<br />
<br />
“Cari siapa Mas?” tanyanya.<br />
“Apa betul ini rumah Om Andri? nama saya Dodi.”<br />
“Oh.. sebentar ya, Pa.. ini Dodinya sudah datang”, teriaknya ke dalam rumah.<br />
<br />
Kemudian aku dipersilakan masuk, dan setelah Om Andri keluar dan menyambutku dia pun berkata dengan ramah,<br />
<br />
“Dodi, papimu barusan nelpon, nanyain apa kamu sudah datang. Ini kenalin, anak Om, namanya Rani, terus anterin Dodi ke kamarnya, kan dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.” Aku datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan oleh papi aku disuruh tinggal dirumah Om Andri. Rani ternyata baru kelas 1 SMA. Dia anak tunggal. Badannya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165 cm, tapi mukanya sangat lucu, dengan bibir yang agak penuh. Di sini aku diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dengan kamar Rani.<br />
<br />
Aku sudah 3 bulan tinggal di rumah Om Andri, dan karena semuanya ramah, aku jadi betah. Lebih lagi Rani. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya soal pelajaran sekolah, dan aku berusaha membantu. Aku sering mencuri-curi untuk memperhatikan Rani.<br />
<br />
Kalau di rumah, dia sering memakai daster yang pendek hingga pahanya yang putih mulus menarik perhatianku. Selain itu buah dadanya yang baru mekar juga sering bergoyang-goyang di balik dasternya. Aku jadi sering membayangkan betapa indahnya badan Sepupuku Rani seandainya sudah tidak memakai apa-apa lagi.<br />
<br />
Suatu hari pulang kuliah sesampainya di rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata Rani sedang belajar sambil tiduran di atas karpet.<br />
<br />
“Sepi sekali, sedang belajar yah? Tante kemana?” tanyaku.<br />
“Eh.. Dodi, iya nih, aku minggu depan ujian, nanti kamu bantuin belajar yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”<br />
“Iya deh, aku ganti baju dulu.”<br />
<br />
Kemudian aku masuk ke kamarku, ganti dengan celana pendek dan kaos oblong. Terus aku tidur-tiduran sebentar sambil baca majalah yang baru kubeli. Tidak lama kemudian aku keluar kamar, lapar, jadi aku ke meja makan. Terus aku teriak memanggil Rani mengajak makan bareng. Tapi tidak ada sahutan. Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Rani sudah tidur telungkup di atas buku yang sedang dia baca, mungkin sudah kecapaian belajar, pikirku. Nafasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yang putih. Bentuk pantatnya juga bagus.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Memperhatikan Rani Sepupuku tidur membuatku terangsang. Aku merasa kemaluanku mulai tegak di balik celana pendek yang kupakai. Tapi karena takut ketahuan, aku segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku sudah hilang, maka itu aku cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Rani.. Kemaluanku juga semakin berdenyut. Akhirnya aku tidak tahan, dan kembali ke ruang keluarga.<br />
<br />
Ternyata posisi tidur Rani sudah berubah, dan dia sekarang telentang, dengan kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap sekali, dan celana dalam bagian bawahnya kelihatan.<br />
<br />
Celana dalamnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga bulu-bulunya membayang di bawahnya. Aku sampai tertegun melihatnya. Kemaluanku tegak sekali di balik celana pendekku. Buah dadanya naik turun teratur sesuai dengan nafasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut.<br />
<br />
Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aku dengar suara mobil masuk ke halaman. Ternyata Om Andri sudah pulang. Aku pun cepat-cepat naik kekamarku, pura-pura tidur.<br />
<br />
Dan aku memang ketiduran sampai agak sore, dan aku baru ingat kalau belum makan. Aku segera ke ruang makan dan makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om dan Tante sedang tidur. Setelah makan aku naik lagi ke atas, dan membaca majalah yang baru kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yang mengetuk, dan ternyata Rani.<br />
<br />
“Dodi, aku baru dibeliin kalkulator nih, entar aku diajarin yah cara makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sambil menunjukkan kalkulator barunya.<br />
<br />
“Wah, ini kalkulator yang aku juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh, aku baca dulu manualnya. Entar aku ajarin deh, kayaknya sih tidak terlalu beda dengan komputer”, sahutku.<br />
<br />
“Ya sudah, dibaca dulu deh. Rani juga mau mandi dulu sih”, katanya sambil berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aku masih berdiri di pintu kamarku dan mengikuti Rani dengan pandanganku. Ketika mengambil handuk, badan Rani terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aku melihat bayangan badannya dengan jelas di balik dasternya. Aku jadi teringat pemandangan siang tadi waktu dia tidur.<br />
<br />
Kemudian sewaktu Rani berjalan melewatiku ke kamar mandi, aku pura-pura sedang membaca manual kalkulator itu. Tidak lama kemudian aku mulai mendengar suara Rani yang sedang mandi sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Kembali imajinasiku mulai membayangkan Rani yang sedang mandi, dan hal itu membuat kemaluanku agak tegang. Karena tidak tahan sendiri, aku segera mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aku menemukannya.<br />
<br />
Aku mengambil kursi dan naik di atasnya untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi. Pelan-pelan aku mendekatkan mukaku ke celah itu, dan ya Tuhan… aku! Melihat Rani yang sedang menyabuni badannya, mengusap-usap dan meratakan sabun ke seluruh lekuk tubuhnya. Badannya sangat indah, jauh lebih indah dari yang kubayangkan.<br />
<br />
Lehernya yang putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yang kecoklatan, perutnya yang rata, pantatnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya, semuanya sangat indah. Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang.Tapi aku tidak berlama-lama mengintipnya, karena selain takut ketahuan, juga aku merasa tidak enak mengintip orang mandi. Aku segera ke kamarku dan berusaha menenangkan perasaanku yang tidak karuan.<br />
<br />
Malamnya sehabis makan, aku dan Om Andri sedang mengobrol sambil nonton TV, dan Om Andri bilang kalau besok mau keluar kota dengan istrinya seminggu. Dia pesan supaya aku membantu Rani kalau butuh bantuan. Tentu saja aku bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tidak lama kemudian Rani mendekati kita.<br />
<br />
“Dodi, tolongin aku dong, ajarin soal-soal yang buat ujian, ayo!” katanya sambil menarik-narik tanganku. Aku mana bisa menolak. Aku pun mengikuti Rani berjalan ke kamarnya dengan diiringi Om Andri yang senyum-senyum melihat Rani yang manja. Beberapa menit kemudian kita sudah terlibat dengan soal-soal yang memang butuh konsentrasi.<br />
<br />
Rani duduk sedangkan aku berdiri di sampingnya. Aku bersemangat sekali mengajarinya, karena kalau aku menunduk pasti belahan dada Rani kelihatan dari dasternya yang longgar. Aku lihat Rani tidak pakai beha. Kemaluanku berdenyut-denyut, tegak di balik celana dan kelihatan menonjol.<br />
<br />
Aku merasa bahwa Rani tahu kalau aku suka curi melihat buah dadanya, tapi dia tidak berusaha merapikan dasternya yang semakin terbuka sampai aku bisa melihat putingnya. Karena sudah tidak tahan, sambil pura-pura menjelaskan soal aku merapatkan badanku sampai kemaluanku menempel ke punggungnya. Rani pasti juga bisa merasakan kemaluanku yang tegak. Rani sekarang cuma diam saja dengan muka menunduk.<br />
<br />
“Rani, kamu cantik sekali..” kataku dengan suara yang sudah bergetar, tapi Rani diam saja dengan muka semakin menunduk. Kemudian aku meletakkan tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aku jadi makin berani mengusap-usap pundaknya yang terbuka, karena tali dasternya sangat kecil. Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku pun semakin turun ke arah dadanya.<br />
<br />
Aku merasa nafas Rani sudah memburu seperti suara nafasku juga. Aku jadi semakin nekad. Dan ketika tanganku sudah sampai kepinggiran buah dada, tiba-tiba tangan Rani mencengkeram dan menahan tanganku. Mukanya mendongak kearahku.<br />
<br />
“Dodi aku mau diapain..” Rintihnya dengan suara yang sudah bergetar. Melihat mulutnya yang setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aku jadi tidak tahan lagi. Aku tundukkan muka, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya.<br />
<br />
Ketika bibir kita bersentuhan, aku merasakan bibirnya yang sangat hangat, kenyal, dan basah. Aku pun melumat bibirnya dengan penuh perasaan, dan Rani membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dengan pelan-pelan badan Rani aku bimbing, aku angkat agar berdiri berhadapan denganku. Dan masih sambil saling melumat bibir, aku peluk badannya dengan gemas. Buah dadanya keras menekan dadaku, dan kemaluanku juga menekan perutnya .<br />
<br />
Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalam mulutnya, dan mengait-ngait lidahnya, membuat nafas Rani semakin memburu, dan tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tidak tinggal diam, mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dengan gemas mulai meremas-remas pantatnya. Pantatnya sangat empuk. Aku remas-remas terus dan aku semakin rapatkan kebadanku hingga kemaluanku terjepit perutnya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Tidak lama kemudian tanganku mulai ke atas pundaknya. Dengan gemetar tali dasternya kuturunkan dan dasternya turun ke bawah dan teronggok di kakinya. Kini Rani tinggal memakai celana dalam saja. Aku memeluknya semakin gemas, dan ciumanku semakin turun. Aku mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Rani mulai mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaku.<br />
<br />
Tiba-tiba aku berhenti menciuminya. Aku renggangkan pelukanku. Aku pandangi badannya yang setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dengan puting yang tegak bergetar seperti menantangku. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika mulutku menyentuh buah dadanya, Aku ciumi susunya dengan ganas, putingnya aku mainkan dengan lidahku, dan susunya yang sebelah aku mainkan dengan tanganku.<br />
<br />
“Aduuhh.. aahh.. aahh”, Rani semakin merintih-rintih ketika dengan gemas putingnya aku gigit-gigit sedikit.<br />
<br />
Badannya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus mencumbunya. Tangan Rani kemudian menelusup kebalik bajuku dan mengusap kulit punggungku.<br />
<br />
“Dodiii.. aahh.. baju kamu dibuka dong.. aahh..” Akupun mengikuti keinginannya. Tapi selain baju, celana juga kulepas, hingga aku juga cuma pakai celana dalam. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan susunya.<br />
<br />
Penisku semakin keras karena Rani menggesek-gesekkan pinggulnya sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalamnya. Bulu kemaluannya aku usap-usap, dan kadang aku garuk-garuk. Aku merasa vaginanya sudah basah ketika jariku sampai ke mulut vaginanya. Dan ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin liar. Mulutnya mengisap mulutku dengan keras.<br />
<br />
Clitorisnya kuusap, kuputar-putar, makin lama semakin kencang, dan semakin kencang. Pantat Rani ikut bergoyang, dan semakin rapat menekan, sehingga penisku semakin berdenyut. Sementara clitorisnya masih aku putar-putar, jariku yang lain juga mengusap bibir vaginanya. Rani menggelinjang semakin keras, dan pada saat tanganku mengusap semakin kencang, tiba-tiba tanganku dijepit dengan pahanya,dan badan Rani tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.<br />
<br />
“aahh aahh Dodiii.. adduuuhh aahh aahh aahh”,<br />
<br />
Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dengan pelan.<br />
<br />
“Dod.. aku boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku. Aku yang masih tegang sekali merasa senang sekali.<br />
<br />
“Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana dalamku.<br />
<br />
“Aahh…” Akupun mengerang ketika tangannya menyentuh penisku. Terasa nikmat sekali. Rani juga terangsang lagi, karena sambil mengusap-usap kepala penisku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya kucium lagi dengan ganas. Dan penisku mulai di genggam dengan dua tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yang keluar diratakan keseluruh batangku.<br />
<br />
Badanku semakin menegang. Kemudian penisku mulai dikocok-kocok, semakin lama semakin kencang, dan pantatnya juga ikut digesekkan kebadanku. Tidak lama kemudian aku merasa badanku bergetar, terasa ada aliran hangat di seluruh tubuhku, aku merasa aku sudah hampir orgasme.<br />
<br />
“Raannniii.. aku hampir keluar..” bisikku yang membuat genggamannya semakin erat dan kocokannya makin kencang.<br />
<br />
“Aahh.. Ranniii.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari penisku memancar cairan yang menyembur kemana-mana. Badanku tersentak-sentak.<br />
<br />
Sementara penisku masih mengeluarkan cairan, tangan Rani tidak berhenti mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku sudah diperas habis oleh tangannya. Aku merasa sperma yang mengalir dari sela-sela jarinya membuat Rani semakin gemas. Spermaku masih keluar untuk beberapa saat lagi sampai aku merasa lemas sekali.<br />
<br />
Akhirnya kita berdua jatuh terduduk di lantai. Dan tangan Rani berlumuran spermaku ketika dikeluarkan dari celana dalamku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali kukecup, sedangkan tangannya aku bersihkan pakai tissue. Dan secara kebetulan aku melihat ke arah jam.<br />
<br />
“Astaga, sekarang sudah jam 11! Wah, sudah malam sekali nih, aku ke kamarku dulu yah, takut Om curiga nanti..” kataku sembari berharap mudah-mudahan suara desahan kita tidak sampai ke kuping orang tuanya. Setelah Rani mengangguk, aku bergegas menyelinap ke kamarku. Malam itu aku tidur nyenyak sekali.<br />
<br />
Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Aku pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku tidak bisa konsentrasi sedikit pun, yang kupikirkan cuma Rani. Aku pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.<br />
<br />
“Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”<br />
“Eh.. apa? Iya, iya aku tidak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, aku pun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kita pergi dengan mobilnya. Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia pakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku tidak bisa lepas melirik kepahanya.<br />
<br />
Sesampainya di bioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang menonton tidak begitu banyak, dan di sekeliling kita tidak ditempati.<br />
<br />
Kami segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian kudekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut.<br />
<br />
Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan susunya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung dihisap dengan kuat oleh Rani. Tanganku pun semakin gemas meremas susunya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.<br />
<br />
Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi kupingku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah.<br />
<br />
Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dengan penuh perasaan, kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badannya tersentak-sentak beberapa saat.<br />
<br />
“Dodi.. aduuuhh.. aku tidak tahan sekali.. berhenti dulu yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aku pun segera mencabut tanganku dari selangkangan.<br />
“Dodi.. sekarang aku mainin punya kamu yaahh..” katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol.<br />
<br />
Kubantu dia dengan kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.<br />
<br />
“Dodi.. ini sudah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan.<br />
<br />
Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.<br />
<br />
“Rani.. teruskan sayang..” kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi.<br />
<br />
Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.<br />
<br />
“Rani.. aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataku dengan suara yang tidak yakin, karena masih keenakan.<br />
“Waahh.. Rani belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aku gemes..” rengeknya.<br />
“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.<br />
<br />
Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh yah nyiumin ininya yah..” Aku pengin segera sampai kerumah.<br />
<br />
Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani kubimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.<br />
<br />
Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi susunya yang masih dibalut beha. Dengan tak sabar behanya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga kuturunkan dan semuanya teronggok di karpet.<br />
<br />
Badannya yang telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya.<br />
<br />
Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kita saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi susunya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelusi penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat di depan selangkanganku. Mata memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.<br />
<br />
Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku.<br />
<br />
Aku semakin mengerang, dan karena tidak tahan, kudorong penisku sampai terbenam kemulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin nikmat. Isapan mulutnya dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuat aku merasa sudah tidak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.<br />
<br />
Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap menghisap penisku. Maka aku pun tidak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa.<br />
<br />
Spermaku langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya tidak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.<br />
<br />
“Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik.<br />
“Ah.. aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu.”<br />
<br />
Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kami mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi susunya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri.<br />
<br />
Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya, kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku.<br />
<br />
Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi susunya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan vaginanya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan vaginanya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris dan vaginanya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut vaginanya bergantian.<br />
<br />
“Ahh.. Dodiii.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantat Rani juga mulai terangkat-angkat. Aku pun segera menurunkan kepalaku ke arah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya kulipat ke atas, kupegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga vagina dan clitorisnya terbuka di depan mukaku.<br />
<br />
Aku tidak tahan memandangi keindahan vaginanya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan vaginanya. Cairan vaginanya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi mulut vaginanya dengan ganas, dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya kuputar dengan lidah, kuhisap, kusedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.<br />
<br />
“Dodii.. aku tidak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ” rintihnya berulang-ulang.<br />
<br />
Mulutku sudah berlumuran cairan vaginanya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari vaginanya. Sekarang giliran penisku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir vaginanya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan di vaginanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut membantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.<br />
<br />
“Raniii.. aahh.. enakkk.. aahh..”<br />
“aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”<br />
<br />
Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke mulut vaginanya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke vaginanya.<br />
<br />
“Aduuuhh.. Dodii.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya<br />
“Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataku membujuk<br />
<br />
Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian kutekan lagi, kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah tidak bisa bersuara.<br />
<br />
Punggung Rani terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan lagi, kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding vaginanya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.online/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mulut kami saling menghisap dengan kuat. Kita sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka aku pun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.<br />
<br />
“Dodii.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayang.. aku hampir niihh..” rintihnya.<br />
“Iya.. nihh.. tahan dulu.. aku juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataku sambil terus menggerakkan penis semakin cepat.<br />
<br />
Tanganku juga ikut meremasi susunya kanan dan kiri. Penisku semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalam vaginanya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa vaginanya juga menguruti penisku di dalam. Penisku kutarik dan kutekan semakin cepat, semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..<br />
<br />
”Raaniii.. aku mau keluar niihh..”<br />
”Iyaa.. keluarin saja.. Rani juga keluar sekarang niiihh.”Aku pun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding vaginanya dengan keras.<br />
<br />
Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Vaginanya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami vaginanya.<br />
<br />
“aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan vaginanya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantat Rani masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya tidak akan berakhir.<br />
<br />
Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan vaginanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa tersisa sedikitpun.<br />
<br />
“aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita sudah tidak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.<br />
<br />
Ketika sudah mulai kendur, kuciumi Rani dengan penis masih di dalam vaginanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur.<br />
<br />
Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena penisku. Dan ketika penisku kucabut dari sela-sela vaginanya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kita terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.<br />
<br />
Aku terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Rani masih terlelap di sampingku masih telanjang bulat. Segera aku bangun dan kuselimuti badannya pelan-pelan. Kemudian aku segera ke kamar mandi, kupikir shower dengan air hangat pasti menyegarkan. Aku membiarkan badanku diguyur air hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir aku sudah mandi sekitar 20 menit, ketika aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Belum sempat aku menoleh, badanku sudah dilingkari sepasang tangan.<br />
<br />
Ternyata Rani sudah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui. Tangannya memelukku dari belakang, dan badannya merapat di punggungku.<br />
<br />
“Aku ikut mandi yah..?” katanya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA BISPAK' rel='nofollow'>CERITA BISPAK</a> - </b>Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yang ada di dadaku, sambil menenangkan diriku yang masih merasa kaget. Sambil tetap memelukku dari belakang, Rani mengambil sabun dan mulai mengusapkannya di dadaku. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aku juga merasakan susunya yang menekan punggungku.<br />
<br />
Usapan tangan Rani mulai turun ke arah perutku, dan penisku mulai berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tidak lama kemudian tangan Rani sampai di selangkanganku dan mulai mengusap penisku yang semakin tegak. Sambil menggenggam penisku, Rani mulai menciumi belakang leherku sambil mendesah-desah, dan badannya semakin menekan badanku.<br />
<br />
Selangkangan dan susunya mulai digesek-gesekkan ke pantat dan punggungku, dan tangannya yang menggenggam penisku mulai meremas-remas dan digerakkan ke pangkal dan kepala penisku berulang-ulang sehingga aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.<br />
<br />
“Raniii oohh.. nikmat sekali sayang.”<br />
“Dodiii uuuhh”, erangnya sambil lidahnya semakin liar menciumi leherku.<br />
<br />
Aku yang sudah merasa gemas sekali segera menarik badannya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aku sekarang memeluk badannya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit, dan penisku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yang nongol di depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Rani. Tangan kiriku segera meremasi susunya dengan gemas sekali, dan tangan kananku mulai meremasi bulu kemaluannya.<br />
<br />
Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Rani pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit penisku, dan pantatnya mulai bergerak-gerak yang membuat aku semakin merasa nikmat. Mukanya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dengan keras. Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi clitorisnya yang semakin licin. Kepala penisku juga mulai dikocok-kocok dengan lembut.<br />
<br />
“Rani aku tidak tahan nih aduuuhh.”<br />
“Iya Dod.. aku juga sudah tidak tahan.. uuuhh.. uuuhh.”<br />
<br />
Badan Rani segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aku segera mengarahkan dan menempelkan ujung penisku ke arah bibir vaginanya yang sudah menganga lebar menantang.<br />
<br />
“Dodi.. cepat masukkan sayang cepat uuhh ayoo.” Aku yang sudah gemas sekali segera menekan penisku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua sampai ke dasar vaginanya. Rani menjerit keras sekali. Mukanya sampai mendongak.<br />
<br />
“aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aku yang sudah tidak sabar mulai menggerakkan penisku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dengan kasar yang membuat Rani semakin keras mengerang-erang. Susunya aku remas-remas dengan dua tanganku.<br />
<br />
Tidak lama kemudian Rani mulai menikmati permainan kita, dan mulai menggoyangkan pantatnya. Vaginanya juga mulai berdenyut meremasi penisku. Aku menjadi semakin kasar, dan penisku yang sudah keras sekali terus mendesak dasar vaginanya. Dan kalau penisku sedang maju membelah vaginanya, tanganku juga menarik pantatnya ke belakang sehingga penisku menghunjam dengan kuat sekali. Tapi tiba-tiba Rani melepaskan diri.<br />
<br />
“hh sekarang giliranku aku sudah hampir sampai.” katanya. Kemudian aku disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Rani yang mulai menurunkan badannya. Penisku yang mengacung ke atas mulai dipegang Rani, dan di arahkan ke bibir vaginanya.<br />
<br />
Tiba-tiba Rani menurunkan badannya duduk di pangkuanku sehingga penisku langsung amblas ke dalam vaginanya. Kita sama-sama mengerang dengan keras, dan mulutnya yang masih menganga kuciumi dengan gemas.<br />
<br />
Kemudian pantatnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Rani melakukannya dengan ganas sekali.<br />
<br />
Pantatnya juga diputar-putar sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir.<br />
<br />
“Dodii.. aku.. aku.. sudah.. hampirrr, uuuhh…” Erangnya sambil terus menghunjam-hunjamkan pantatnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke susunya yang bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar menyapu permukaan susunya. Susunya kemudian kusedot dan kukenyot dengan keras, membuat gerakan Rani semakin liar.<br />
<br />
Tidak lama kemudian Rani menghunjamkan pantatnya dengan keras sekali dan terus menekan sambil memutar pantatnya.<br />
<br />
“Sekaranggg aahh sekaranggg Dodi, sekaranggg”, Rani berteriak-teriak sambil badannya berkelojotan.<br />
<br />
Vaginanya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan tangannya memelukku sangat keras. Rani orgasme selama beberapa detik, dan setelah itu ketegangan badannya berangsur mengendur.<br />
<br />
“Dod, makasih yah.., sekarang aku pengin ngisep boleh yah..?” katanya sambil mengangkat pantatnya sampai penisku lepas dari vaginanya. Rani kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Mulutnya langsung menelan senjataku sampai menyentuh tenggorokannya.<br />
<br />
Tangannya kemudian mengocok pangkal penisku yang tidak muat di mulutnya. Kepalanya naik turun mengeluar-masukkan penisku. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Ujung penisku yang sudah sampai di tenggorokannya masih aku dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya. Lidahnya memutari penisku yang ada dalam mulutnya. “Raniii isap terus terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. issaapp..”, Rani yang merasa penisku hampir menyemburkan sperma semakin menyedot dengan kuat.<br />
<br />
Dan…”aahh.. sekaranggg.. sekaranggg.. issaappp..” spermaku menyembur dengan deras berkali-kali dengan rasa nikmat yang tidak berkesudahan. Rani dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Rani terus menyedot yang membuat orgasmeku semakin nikmat. Dan setelah selesai, Rani masih juga menjilati penisku, spermaku yang sebagian tumpah juga masih di jilati.<br />
<br />
Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi sambil saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aku telusuri. Dan aku pun semakin menyadari bahwa badannya sangat indah. Setelah itu kami tidur berdua sambil terus berpelukan.<br />
<br />
Pagi-pagi ketika aku bangun ternyata Rani sudah berpakaian rapi, dan dia cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan yang serasi dengan kulitnya yang halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena persediaan makanan memang sudah habis. Maka aku pun segera mandi dan bersiap-siap.<br />
<br />
Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang itu aku menikmati jalan berdua dengannya. Kita belanja selama beberapa jam, kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalam mobil dalam perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yang ringan.<br />
<br />
Ketika ngobrol tentang sesuatu yang lucu, Rani tertawa sampai terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat. Dan itu membuat roknya yang pendek tersingkap. Aku pun sembari menyetir, karena melihat pemandangan yang indah, meletakkan tanganku ke pahanya yang terbuka.<br />
<br />
“Ayo.. nakal yah..” kata Rani, bercanda.<br />
“Tapi suka kan?” kataku sambil meremas pahanya. Kami pun sama-sama tersenyum. Mengusap-usap paha Rani memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri.<br />
“Dodi.. sudah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya sudah bangun.. pingin lagi yah? Rani jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Rani menggodaku. Aku cuma senyum menanggapinya, dan memang aku sudah kepingin mencumbunya lagi.<br />
<br />
“Dodi, bajunya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan. Dipegang yah?” Aku semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aku yang meneruskan aksiku.<br />
<br />
Sambil menyetir aku pun mengeluarkan ujung bajuku dari celanaku. Kemudian tanpa menunggu, tangan Rani langsung menyelinap ke balik bajuku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari penisku yang semakin tegang.<br />
<br />
“Ati-ati, masih siang nih, kalau ada orang nanti tangan kamu ditarik yah!” kataku. Rani diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya menemukan apa yang dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas penisku yang masih di dalam celana. Penisku semakin tegang dan berdenyut-denyut.<br />
<br />
Karena terangsang juga, Rani mulai berusaha membuka ritsluiting celanaku, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang kepala penisku. Cairan pelumas yang mulai keluar diusap-usapkan ke kepala dan batang penisku.<br />
<br />
“Dodi.. aku pengin ngisep ininya.. aku pengin ngisep sampai kamu keluar dimulutku..” katanya sambil agak mendesah. Aku juga ingin segera merasakan apa yang dia ingini. Yang ada di otakku adalah segera sampai di rumah, dan segera mencumbunya.<br />
<br />
Tapi harapan kita ternyata tidak segera terwujud karena sesampainya di rumah, ternyata orang tua Rani sudah pulang. Kita cuma saling berpandangan dan tersenyum kecewa.<br />
<br />
“Eh, sudah pada pulang yah..” Rani menyapa mereka.<br />
“Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget. Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu. Kamu masak dulu saja ya sayang.. sudah belanja kan?” kata maminya Rani.<br />
<br />
“Iya deh, sebentar Rani ganti baju dulu. Eh, Dodi, katanya kamu pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aku”, kata Rani sambil tersenyum penuh arti. Aku cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian dengan celana pendek dan T-shirt. Kemudian aku ke dapur dan mengeluarkan belanjaan dan memasukkannya ke lemari es.<br />
<br />
Tidak lama kemudian Rani menyusul ke dapur. Dia pun sudah berganti pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Rani mulai mengajariku memasak.<br />
<br />
“Sudah Mami istirahat saja sana, kan ini juga sudah ada yang ngebantuin..” kata Rani.<br />
<br />
“Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat saja”, kata Maminya Rani sambil keluar dari dapur. Aku yang sedang memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Rani tiba-tiba memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalam celanaku dan memegang penisku yang masih tidur.<br />
<br />
“Eh.. kok ininya bobo lagi.. Rani bangunin yah?” tangannya dikeluarkan kemudian Rani mengambil salad dressing yang ada di depanku, masih sambil merapatkan badannya dari belakangku.<br />
<br />
Kemudian salad dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke penisku yang langsung menegang. Sambil merapatkan badannya, susunya menekan punggungku, Rani mulai meremasi penisku dengan dua tangannya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. Aku segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas pantatnya yang bulat itu.<br />
<br />
Tanganku aku turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan ke atas sambil meremas pahanya dengan gemas. Ketika sampai di pangkal pahanya, aku baru menyadari kalau Rani ternyata sudah tidak memakai celana dalam. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi pantatnya, dan kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya. Jari-jariku segera membuka belahan vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya yang sudah sangat basah terkena cairan yang semakin banyak keluar dari vaginanya. Tangan Rani juga semakin liar meremas, meraba dan mengocok penisku.<br />
<br />
“Rani.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman. Rani kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.<br />
<br />
Tidak lama kemudian Rani kembali dan bilang semuanya sudah tidur. Aku segera memeluk Rani yang masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan pintu kututup dan Rani kupepet ke dinding. Kita berciuman dengan gemasnya dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yang ditemui. Penisku langsung ditarik keluar oleh Rani dan aku segera menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke pinggulku, dan selangkangannya yang menganga langsung kuserbu dengan jari-jariku.<br />
<br />
Tangan Rani menuntun penisku ke arah selangkangannya, menyentuhkan kepala penisku ke belahan vaginanya dan terus-terusan menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Rani tidak mengerang, mulutnya terus kusumbat dengan mulutku. Kemudian karena sudah tidak tahan, aku segera mengarahkan penisku tepat ke mulut vaginanya, dan menekan pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya amblas.<br />
<br />
Kaki Rani satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang dua kakinya melingkari pinggangku sambil kupepet di dinding. Kita saling mengadu gerakan, aku maju-mundurkan penisku, dan Rani berusaha menggoyang-goyangkan pantatnya juga. Vaginanya berdenyutan terasa meremasi batang penisku. Tidak lama kemudian aku merasa Rani hampir orgasme.<br />
<br />
Denyutan vaginanya semakin keras, badannya semakin tegang dan isapan mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aku merasa Rani orgasme. Kontraksi otot vaginanya membuat penisku merasa seperti diurut-urut dan aku juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan Rani tidak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan pantatku yang masih menghunjam-hunjamkan penisku dan mendesakkan badannya ke dinding.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Kemudian sementara penisku masih di dalam dan kaki Rani masih di pinggangku, aku melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu kursi, sehingga sekarang Rani ada di pangkuanku dengan punggung menyandar di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Rani masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati penisku yang masih di dalam vaginanya.<br />
<br />
Sementara aku menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Rani ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yang saling menempel. Belahan vaginanya kubuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Penisku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di dalam vagina Rani, dan di atasnya aku melihat clitorisnya yang sangat basah.<br />
<br />
Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Rani mulai mendesis-desis lagi, dan pantatnya mulai bergerak lagi, berputar dan mendesakkan penisku menjadi semakin masuk. Aku merasa vaginanya mulai berdenyutan lagi meremas-remas penisku. Karena gemas, kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.<br />
<br />
Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aku melihat susunya yang menantangku untuk segera memainkannya. Dengan tak sabar segera susunya yang kiri kulumat dengan mulutku, yang membuat kepala Rani mendongak merasakan kenikmatan itu. Sambil melumati susunya, lidahku juga memainkan putingnya yang sudah sangat tegang. Kadang-kadang putingnya juga kugigit-gigit kecil dengan gemas. Tanganku dua-duanya meremasi pantatnya yang bulat.<br />
<br />
“Ya Tuhan Dodiii aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sambil kadang menjilati dan menggigit kupingku.<br />
“Dodii.. aahh.. aku hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayang”, rintihnya dengan gerakan yang semakin liar.<br />
<br />
Pantatnya semakin keras menekan dan berputaran, yang membuat penisku juga seperti dipelintir dengan lembut.<br />
<br />
Aku pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dengan terus memainkan susunya bergantian yang kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut memainkan puting susunya, sampai Rani tiba-tiba menggigit kupingku dengan keras dan setelah menghentakkan pantatnya dia memelukku dengan eratnya.<br />
<br />
“hh Dodddiii.. hh. hh.” Aku merasakan Rani orgasme untuk kedua kalinya dan lebih hebat dari yang pertama.<br />
<br />
Denyutan vaginanya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik, dan kenikmatan yang aku rasakan membuatku merasa sudah hampir orgasme. Tapi setelah orgasme, ternyata Rani masih ingat keinginannya untuk menghisap penisku.<br />
<br />
“Dodi.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”.<br />
<br />
Maka setelah turun dari pangkuanku, Rani segera jongkok di depanku dan langsung mengulum penisku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya menyedot-nyedot membuat aku merasa orgasmeku sudah sangat dekat. Tanganku memegang belakang kepala Rani, dan kutekan agar penisku semakin masuk di mulutnya, kemudian aku juga membantu memasuk-keluarkan penisku di mulutnya, dan<br />
<br />
“aahh Rani aku keluarrr terus isaappp.. aahh..” dan memang Rani dengan lahapnya terus menghisap spermaku yang langsung berhamburan masuk ke tenggorokannya. Penisku yang masih mengeluarkan sperma terus disedot dan dikenyot-kenyot dan pangkal penisku juga terus-terusan dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa. Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.<br />
<br />
“Dodi.. makasih yah, tapi aku belum puas, habis kurang bebas sih, entar malem lagi yah..!” aku yang merasa hal yang sama cuma mengangguk.<br />
“Ran, aku nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”<br />
“Maksudmu..? apa selama ini belum?”<br />
“Aku pengin melakukan hal yang lain sama kamu.., tunggu saja..”<br />
“Ihh.. apaan sih.., Rani jadi merinding nih”, kata Rani sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya. Kemudian badannya kupeluk dari belakang dengan lembut. Aku merasa bahagia sekali.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-37363521997912008572019-01-24T16:25:00.000+07:002019-01-24T16:25:29.248+07:00Mbak Desy Jadi Pelampisan Seksku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/mbak-desy-jadi-pelampisan-seksku.html">Mbak Desy Jadi Pelampisan Seksku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9c6JLoxhSarviGYBEEsGycfl3cnR3UienI6-UbAe1rmk4jujc0GmAej6tTEjyhZZS8rjOu_2JMmPSFlgzGJy70HRMI7gywbPVAKq4mkxalORB0DhX6YIfIS5aSNRNLouy3rdvBGPESA/s1600/82dba7cacda95c3e93df59df6e062d34.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Mbak Desy Jadi Pelampisan Seksku" border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9c6JLoxhSarviGYBEEsGycfl3cnR3UienI6-UbAe1rmk4jujc0GmAej6tTEjyhZZS8rjOu_2JMmPSFlgzGJy70HRMI7gywbPVAKq4mkxalORB0DhX6YIfIS5aSNRNLouy3rdvBGPESA/s640/82dba7cacda95c3e93df59df6e062d34.jpg" title="Mbak Desy Jadi Pelampisan Seksku" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.<br />
<br />
Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian.<br />
<br />
Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnya pun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu. Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya.<br />
<br />
Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebagai efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya. Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman.<br />
<br />
Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapikan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku. Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya.<br />
<br />
Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar (daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang.<br />
<br />
“hai, kok melongo????<br />
“ …aku jadi gelagapan dan bilang<br />
“ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku. Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang.<br />
<br />
Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata<br />
<br />
“jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “.<br />
Lagi-lagi aku gelagapan<br />
“ia- ia – ia” kataku.<br />
<br />
Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku. Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapati dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun dan ku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.<br />
<br />
Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakakku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku.<br />
<br />
Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan.<br />
<br />
“dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya<br />
“kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu.<br />
“makanya buru-buru cari pacar” katanya.<br />
“emang kalo ada pacar bisa diginiin yah?” kataku nekat sambil menonjokkan kemaluanku dipantatnya.<br />
“setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku..<br />
“wah enak dong mbak ada pelampiasan?” tanyaku.<br />
“tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya.<br />
“kenapa” tanyaku.<br />
<br />
Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan. Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang. Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya.<br />
<br />
“oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya<br />
“aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa.<br />
<br />
Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang.<br />
<br />
Tapi begitu nempel di pantatnya, kulihat air maninya tumpah ke pantat kakakku.<br />
<br />
“ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang”<br />
“kok udah” tanyanya kakakku<br />
“maaf aku ngga tahan” jawab pacarnya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.online/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit.<br />
<br />
“Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa….. Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.<br />
<br />
Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia.<br />
<br />
“aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya.<br />
“aw dra jangan dimasukkan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya.<br />
<br />
Begitu dia megang<br />
“dra, kok gede amat sih” katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku) sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya.<br />
“gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat.<br />
<br />
Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakku, akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku. Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku yang masih belum pakai celana dan CD ku. Aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi. Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakakku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si hendra.<br />
<br />
“dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai, dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.<br />
<br />
Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya.<br />
<br />
Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, dia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar. Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Dia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku. Lalu kujawab:<br />
<br />
“Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”<br />
“Thank’s ya dik.”<br />
“Eh, emangnya onani itu dosa ya?” Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakakku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku.<br />
<br />
Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi dia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,<br />
<br />
”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.Aku kaget<br />
“ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.<br />
“ya” jawab kakakku.<br />
“maafkan aku mbak…” ucapku Belum selesai aku berkata, dia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan dia membuka celana dan CD ku.<br />
<br />
Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra. Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan. Setelah aku melihat kakakku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.<br />
<br />
Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.<br />
<br />
“Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”<br />
“Koq kamu tahu?”<br />
“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”<br />
“Ayo mbak.” Rengekku.<br />
<br />
Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-remes. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya.<br />
<br />
Akupun memejamkan mata keenakan.Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya. Setelah puas bermain-main dengan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya.<br />
<br />
Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari” Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku. Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakakku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Aku pun mulai menjilati kemaluannya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku. Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. Kami cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakakku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup.<br />
<br />
Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun tersenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-22069920197826045492019-01-21T17:25:00.003+07:002019-01-21T17:25:54.648+07:00Keperkasaan Penis Guru Bahasa Inggrisku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/keperkasaan-penis-guru-bahasa-inggrisku.html">Keperkasaan Penis Guru Bahasa Inggrisku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpAqQSjsUhcI12ct96Tg5Iied8ePq2Dd-9_UXYmPc_gHvwPvFSNDCJ_LdxzFiJAf1RZAQAx6SQc6_fOw2LH4htcVSzTkmlHWdkOOSgKQcCFqv_BmdFxzDRTBMt9lDXIXQmqphYjNLVKQM/s1600/DQJxSMhVQAA6C4i.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keperkasaan Penis Guru Bahasa Inggrisku" border="0" data-original-height="592" data-original-width="466" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpAqQSjsUhcI12ct96Tg5Iied8ePq2Dd-9_UXYmPc_gHvwPvFSNDCJ_LdxzFiJAf1RZAQAx6SQc6_fOw2LH4htcVSzTkmlHWdkOOSgKQcCFqv_BmdFxzDRTBMt9lDXIXQmqphYjNLVKQM/s640/DQJxSMhVQAA6C4i.jpg" title="Keperkasaan Penis Guru Bahasa Inggrisku" width="502" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Sebut saja namaku Widya (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.<br />
<br />
Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.<br />
<br />
Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar.<br />
<br />
Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.<br />
<br />
Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.<br />
<br />
Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Irfan (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang,<br />
<i><br /></i>
<i>“Selamat pagi Paa..aak”</i>, dan dia membalas sembari tersenyum.<br />
<i>“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”</i>.<br />
<i>“Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. </i>jawabku<br />
<i>“Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”</i>.<br />
Aku dan teman-teman mengajak,<br />
<i>“Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, </i>dia setuju.<br />
<i>“OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!</i><br />
<i>“Tidak, Pak.”, </i>Aku dan teman-teman serentak menjawab, lalu aku menimpali lagi,<br />
<i>“Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”</i>, lalu teman-teman yang lain,<br />
<i>“Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.</i><br />
<br />
Ketika Pak Irfan mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.<br />
<br />
<i>“Alaa.., Widya, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.</i><br />
<i>“Ah! Ya, ndak apa-apa”.</i>Jawab Pak Irfan,<br />
<br />
Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olahragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Irfan tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.<br />
<br />
<i>“Sorry, ya Pak”.</i><br />
<i>“That’s OK”. </i>Jawab pak Irfan, Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Irfan.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Irfan dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Irfan, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.<br />
<br />
<i>“Eeeh, kamu Dya. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.</i><br />
<i>“Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.</i>Jawabku<br />
<br />
Lalu dia mengajak masuk ke dalam,<i> “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pake baju dulu”</i>. Memang tampak Pak Irfan hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan,<br />
<br />
“Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.<br />
Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”<br />
<br />
Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Irfan tanya, “Udah laper, Dya?”.<br />
<br />
Aku jawab, “Lumayan, Pak”.<br />
<br />
Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.<br />
Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.<br />
<br />
Sewaktu Pak Irfan pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Irfan, pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.<br />
<br />
Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka.<br />
<br />
Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.<br />
<br />
Tidak disangka-sangka suara Pak Irfan tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Dya. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.<br />
<br />
Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.<br />
<br />
Pak Irfan hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.<br />
<br />
Syukurlah Pak Irfan tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.<br />
<br />
Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.<br />
<br />
Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.<br />
<br />
Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.<br />
Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.<br />
<br />
Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.<br />
Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.<br />
<br />
Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Irfan menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.<br />
<br />
Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.<br />
<br />
Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.<br />
<br />
Begitu tiba di dalam kamar, Pak Irfan bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Irfan dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://pktqq99.online/app/Default0.aspx?ref=daftarqiu&lang=id"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Pak Irfan bertanya lagi, “Sakit, Dya”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Irfan semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.<br />
<br />
Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Irfan pun naik dan bertanya.<br />
<br />
“Enak, Dya?”<br />
“Lumayan, Pak”.<br />
<br />
Tanpa bertanya lagi langsung Pak Irfan mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Irfan berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.<br />
<br />
“Boleh saya seperti ini, Dya?”.<br />
<br />
Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Irfan menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.<br />
<br />
Kelihatan Pak Irfan agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Irfan memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Dya”.<br />
<br />
Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Irfan sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Irfan tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.<br />
<br />
Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Irfan mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”.<br />
<br />
Pelukan kedua tangan Pak Irfan semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Irfan semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.<br />
<br />
Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Irfan kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww..,<br />
<br />
Pak Irfan semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Irfan agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.<br />
<br />
Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku,<br />
“Gimana, Dya? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.<br />
Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih,<br />
“tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.<br />
Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.<br />
<br />
Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Irfan juga tertidur.<br />
<br />
Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Irfan dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Irfan hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Irfan masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Irfan menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.<br />
<br />
Setelah semua selesai, Pak Irfan membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Irfan memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku.<br />
<br />
Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.<br />
<br />
Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Irfan untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Irfan walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.<br />
<br />
Pernah Pak Irfan menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-16503078164741570392019-01-04T17:33:00.001+07:002019-01-04T17:33:37.116+07:00Sadomasokis Seks Dengan Rani<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2019/01/sadomasokis-seks-dengan-rani.html">Sadomasokis Seks Dengan Rani</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8fTcqDzhj1IBBlxGIheSurQKRkMfKR0DrXnK5HG3rvua_vkCBK7AFgMzGwRbQJOhTEHMjdfowrtjHHq4W7BpNIqdE2T8Z7-vWt2i5rifdBCckJ0CNxvhj5-o9_nP5PzLvRRfbXo82-NY/s1600/screen_shot_2014-07-24_at_2-04-23_pm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sadomasokis Seks Dengan Rani" border="0" data-original-height="410" data-original-width="618" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8fTcqDzhj1IBBlxGIheSurQKRkMfKR0DrXnK5HG3rvua_vkCBK7AFgMzGwRbQJOhTEHMjdfowrtjHHq4W7BpNIqdE2T8Z7-vWt2i5rifdBCckJ0CNxvhj5-o9_nP5PzLvRRfbXo82-NY/s640/screen_shot_2014-07-24_at_2-04-23_pm.jpg" title="Sadomasokis Seks Dengan Rani" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Saya mengenal Rani pertama kali lewat IRC. Mulanya kami ngobrol biasa saja (kenalan, bercanda, tebak- tebakan, dsb). Menginjak minggu ke dua, tidak di sangka dia menanggapi secara antusias setiap obrolan saya yang berbau seks. Sampai saat itu sebenarnya saya masih ragu apakah Rani ini betul-betul perempuan atau cuma lelaki iseng yang menyamar sebagai wanita.<br />
<br />
Maklumlah, selama ini kami berkomunikasi hanya secara tulisan, bukan lisan. Keragu-raguan itu akhirnya musnah setelah kami melakukan "copy darat" di Plaza Senayan. Ternyata dia seorang wanita muda. Tidak begitu cantik tapi tidak juga jelek. Sedang-sedang sajalah. Yang istimewa darinya adalah bentuk tubuh yang montok dan buah dadanya yang besar di atas rata-rata buah dada wanita Indonesia.<br />
<br />
Setelah berbicara beberapa saat, dia mengajakku ke rumahnya di daerah Pondok Indah. Dari situ saya mengetahui bahwa Rani sebenarnya adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya sekarang sedang bekerja di sebuah kontraktor. Setelah masuk ke ruang tamu, Rani mempersilakan saya menunggu sementara dia membuatkan es jeruk untukku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Agak lama saya menunggu sampai akhirnya saya melihat Rani keluar membawa segelas es jeruk. Pakaian kerjanya telah ia ganti menjadi daster tipis. Darah saya langsung berdesir melihat puting susunya yang menyembul karena ia melepaskan BH-nya.<br />
<br />
Setelah saya minum beberapa teguk, tidak saya sangka Rani langsung memeluk dan menciumi saya dengan sangat bernafsu. Lidahnya menjalar di dalam rongga mulut saya. Tangannya memasuki kemeja saya lalu mengusap-usap dada saya. Kemudian tangannya mulai bergerak turun, menuju ritsleting celana luar saya lalu membukanya. Jari-jarinya menyeruak masuk ke celana dalam dan menyentuh bulu- bulu keriting sebelum akhirnya sampai pada penis saya yang sudah membesar. Nikmat sekali rasanya.<br />
<br />
Tangannya meremas- remas penis dan sesekali meremas pula kantong pelir. Saya menyambutnya dengan memasukkan jari saya ke dalam dasternya. Buah dadanya yang sangat besar kuremas dengan sangat bernafsu. Tangan satu lagi saya masukkan ke dalam celana dalamnya. Dari situ saya masukkan jari tengah saya ke dalam lobang vaginanya yang sudah basah. Dia mengerang ketika jari-jari tangan saya mengorek-ngorek dinding vaginanya. Tidak puas dengan satu jari, saya masukkan lagi jari telunjuk saya hingga sekarang dua jari masuk ke dalam vaginanya. Jari manis dan jempol saya gunakan untuk mencubit- cubit kelentitnya yang besar dan keras. Dia merintih manja. Di saat-saat hot seperti itu tiba-tiba dia melepaskan pelukannya.<br />
<br />
"Di dalam saja yuk," pintanya sambil menarik tanganku. Aku menurut lalu mengikutinya menuju kamar tidur. Di sana dia mulai melepaskan seluruh pakaiannya, begitu pula saya hingga kami sekarang dalam keadaan telanjang bulat.<br />
"Ikat saya pakai ini," katanya sambil memberikan kepadaku beberapa utas tali. Saya terdiam keheranan.<br />
"Ayo, jangan ragu-ragu. Siksa dan sakiti saya sepuas hatimu."<br />
"Tapi ...," tanyaku.<br />
"Jangan takut, Rani menikmatinya kok. Ayo cepat ... Tunggu apa lagi?"<br />
"Oke," sahut saya.<br />
<br />
Memang inilah yang paling saya senangi. Bergegas saya mengambil segumpal kain lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu mulutnya saya ikat kuat hingga tak mungkin dia dapat berteriak. Kalaupun berteriak, suaranya tidak akan terdengar karena sangat lirih teredam kain tebal.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Setelah itu kedua tangan dan kedua kakinya saya ikat ke masing- masing sudut tempat tidur. Sekarang tubuhnya sudah benar- benar tidak berkutik. Posisinya terlentang seperti patung pembebasan Irian Barat.<br />
<br />
Siksaan dimulai. Buah dadanya yang sangat besar saya tarik kuat-kuat lalu pangkalnya saya ikat hingga sekarang bentuk buah dadanya seperti balon. Demikian pula dengan buah dadanya yang satu lagi. Dia menjerit sekuat-kuatnya. Saya dapat melihat buah dadanya yang putih dan montok sekarang berubah kemerah-merahan. Pembuluh darahnya membesar sebab darah tidak dapat mengalir lancar.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Benar-benar mengerikan bentuknya. Saya ambil dua utas karet gelang. Karet gelang itu saya pilin berkali-kali sampai kecil lalu saya ikatkan ke puting susunya. Rani menjerit sekuat- kuatnya. Tubuhnya mengejang merasakan sakit yang tiada tara. Saya lari ke belakang, ke tempat jemuran. Di sana saya mengambil beberapa penjepit jemuran. Sampai di kamar ternyata Rani sudah mulai agak tenang. Tanpa buang waktu, saya jepit kedua puting susunya. Dia menjerit sangat keras. Tubuhnya kembali meronta-ronta. Tapi ikatan pada tubuhnya terlalu kuat hingga dia tidak dapat berkutik.<br />
<br />
Penjepit berikutnya hendak saya pasang di kelentitnya. Tapi dia meronta. Mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tapi kain yang membungkam mulutnya membuat kata-katanya tidak terdengar jelas bagiku. Ketika saya hendak menjepitkan penjepit itu ke klitorisnya, dia menggoyang- goyangkan pinggulnya, agar usaha saya gagal. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, perutnya saya duduki lalu secepat kilat penjepit itu sudah menancap erat di klitorisnya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Rani menjerit sangat kuat. Tubuhnya mengejang dan meronta-ronta menahan sakit yang teramat sangat. Mukanya memerah dan dari matanya saya melihat tetesan air mata. Saya tinggalkan tubuhnya yang menggelepar-gelepar kesakitan. Saya masuk ke ruang makan. Di dalam lemari es (kotak dingin) saya menemukan sebuah pare putih (Momordica charantia, bentuknya seperti mentimun, berasa agak pahit dan biasanya dijual tukang siomay bersama tahu, kentang, dan kol) sangat besar.<br />
<br />
Pare ini kemudian saya pakai untuk mengocok lubang vaginanya dengan sangat cepat dan kasar. Rani menggelepar-gelepar saat pare yang sepanjang permukaannya berbintil- bintil sebesar biji jangung itu keluar masuk lubang vaginanya. Pare yang semula kering sekarang penuh dilumuri lendir putih, licin, dan berbau khas. Sebagian lendir lain yang berubah menjadi busa karena dikocok, meleleh keluar vagina menuju anus.<br />
<br />
Rani sepertinya menikmati perlakuan ini. Bibir vaginanya membesar dan merekah. Setelah sepuluh menit, saya lihat tubuh Rani mengejang. Kakinya menendang-nendang. Pinggulnya terangkat ke atas. Mulutnya berteriak keras. Saya kira dia mengalami orgasme hebat. Setelah tubuhnya mulai tenang, saya lepas ikatan pada kedua kakinya. Kaki itu kemudian saya angkat ke atas kepalanya hingga lututnya menyentuh buah dadanya lalu saya ikat kembali. Saya masukkan penis ke dalam lubang vaginanya yang menganga lebar.<br />
<br />
Sampai di sini tidak ada masalah baginya. Bahkan sepertinya Rani sangat menikmati. Setelah tiga kali dorongan, saya cabut penisku yang sekarang sudah penuh dengan lendir licin. Dengan cepat saya tusukkan penis saya ke dalam lubang duburnya. Sempit dan sulit sekali. Penis saya sampai bengkok. Rani berteriak hendak mengatakan "jangan". Kepalanya menggeleng- geleng. Saya tidak peduli. Pada usaha berikutnya saat penis saya benar- benar keras, lubang anusnya berhasil saya tembus hingga dalam. Rani menjerit.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Setelah masuk seluruhnya, saya kocokkan penis saya keluar masuk dengan sangat cepat. Rani kembali berteriak kesakitan. Kakinya menendang- nendang tapi percuma saja, karena penis saya tidak mungkin dapat lepas. Sekitar 4 menit kemudian saya merasakan ejakulasi telah hampir sampai.<br />
<br />
Saya ambil bantal lalu saya tutupkan ke muka Rani hingga Rani tidak dapat bernafas. Saat itulah saya mempercepat gerakan penis saya maju mundur. Sepuluh detik kemudian penis saya benar- benar menegang, memuntahkan sperma banyak sekali ke dalam anusnya. Ah, nikmat sekali. Saya menikmati peristiwa itu selama belasan detik sampai kemudian saya sadar bahwa rontaan Rani semakin melemah. Cepat-cepat saya angkat bantal yang menutupi mukanya. Rani tersengal- sengal sambil diselingi batuk-batuk. Hampir saja dia mati tercekik. Setelah puas, saya mulai melepas semua ikatannya lalu saya bertanya, apakah ia menikmati perlakuan saya ini? Dia mengangguk kemudian memeluk saya erat-erat. Bibirnya menciumi seluruh muka saya tak henti-hentinya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-64123800993592918732018-12-30T16:57:00.001+07:002018-12-30T16:57:51.265+07:00Ngentot Dengan Ibu Kandung<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/12/ngentot-dengan-ibu-kandung.html">Ngentot Dengan Ibu Kandung</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTpNw6Z4BknW8n-p9ZWgZph9RxhNZnSJXYn0uuvouFK8I4TFNJ5pSmyhkOgHfJn_SJTnglMQ9LpF2xDdLrhRNkWZ__ploWPLt6m9E1ffmGEyyD0RGP0okaEapfq167MjN233DLAFTZWck/s1600/40836831_308343849959939_3680778087627486939_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ngentot Dengan Ibu Kandung" border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTpNw6Z4BknW8n-p9ZWgZph9RxhNZnSJXYn0uuvouFK8I4TFNJ5pSmyhkOgHfJn_SJTnglMQ9LpF2xDdLrhRNkWZ__ploWPLt6m9E1ffmGEyyD0RGP0okaEapfq167MjN233DLAFTZWck/s640/40836831_308343849959939_3680778087627486939_n.jpg" title="Ngentot Dengan Ibu Kandung" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Nama saya Anton umurku 18 tahun tinggi badanku 178 cm dengan badan ideal dan atletis. Aku anak dari keluarga yang berkecukupan. Aku punya adik bernama Vivi yang berusia 16 tahun.<br />
<br />
Sekarang aku duduk di salah satu SMA negeri di Bandung Aku di kelas 12 dan adikku kelas 10. Walaupun adikku baru berusia 16 tahun tapi dia sudah sangat cantik dan seksi karena Mama sering mengajarinya berdandan, kadang adikku suka menemani Mama ke salon.<br />
<br />
Mamaku masih berumur 38 tahun masih cantik dan seksi tingginya sekitar 165 cm dengan berat badan yang ideal. Papa berusia 40 masih gagah. Karena mereka berasal dari keluarga yang berkecukupan sehingga mereka tidak takut untuk nikah muda. Sampai sekarang walaupun sudah lama menikah mereka tetap awet muda. Mama sering tinggal di rumah sedangkan Papa adalah orang yang sibuk dengan bisnisnya. Kami tinggal di rumah yang cukup besar di sebuah perumahan mewah di Bandung. Ada 5 kamar, dua kamar di bawah dan 3 kamar lagi di lantai 2. Kamar Adikku berada di atas bersebelahan dengan kamar tamu. Sedangkan kamarku berada di bawah, tapi berada sedikit jauh dari kamar Mama, karena terhalang oleh ruang tengah. Kamar Mama dan kamar tamu memiliki kamar mandi masing-masing.<br />
<br />
Enam bulan belakangan ini hubungan Mama dan Papa sedikit merenggang mereka sudah tak lagi tidur sekamar. Papa yang sibuk dengan bisnisnya sering pulang malam dan tidur di kamar tamu yang bersebelahan kamar adikku. Mama sering tidur sendiri di kamarnya dan kadang tidur bareng dengan adikku jika Papa tidur di kamar Mama. Hubungan aku dan kedua orang tuaku jadi sedikit renggang. Adikku memang masih dekat dengan Mama, tapi dia semakin jauh dengan Papa. Sebenarnya aku sudah resah dengan keadaan ini aku takut kerenggangan ini terus berlanjut hingga orang tuaku bercerai. Walaupun ini tidak mengganggu kegiatan sekolahku dan Adikku tetap saja aku khawatir.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Suatu hari teman-temanku mengajak keluar malam nanti jam 8 untuk merayakan ulang tahun salah satu temanku di sekolah. Klo pergi ke luar biasanya aku suka memakai parfum Papa yang selalu di simpan di lemari di kamarnya (kamar Mama). Sore harinya aku pergi ke kamar Mama aku melihat tidak ada orang di sana tapi laptop Mama masih menyala, mungkin Mama lagi di kamar mandi. Dengan langkah yang hati-hati aku menuju lemari baju Papa dan Mama. Lemarinya berukuran sangat besar sehingga memungkinkan seseorang untuk bersembunyi di dalamnya.<br />
<br />
Aku perlahan-lahan membuka lemarinya untuk mencari parfum Papa dan tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka aku kaget dan langsung bersembunyi di dalam lemari. Lemari ini memiliki pintu yang terbuat dari kayu yang dihimpit-himpit miring sehingga aku bisa melihat dengan jelas melalui celah kayu tersebut. Mama keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai celana dalam dan BH. Aku kaget, baru kali ini aku melihat Mama telanjang, dadanya Mama terbilang biasa, tidak besar ataupula kecil tapi sangat seksi dan masih terlindung oleh BH-nya. Mama duduk di samping ranjang kemudian mengambil sesuatu dari lemari kecil di pinggir tempat tidur. Mama mengambil sebuah dildo berukuran sedang yang tidak lebih besar dari penisku klo sedang tegang.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Mama menurunkan CD-nya dan melepaskan BH-nya lalu terlentang di kamar tidur, baru kali ini aku melihat perempuan telanjang bulat seperti ini. Mama memutar sebuah film porno di laptopnya. Kemudian Mama membuka selangkangannya dan menyelipkan sebuah bantal kecil tepat di bawah pantatnya hingga vaginanya sedikit terangkat. Perlahan demi perlahan Mama memasukan dildo itu ke dalam vaginanya kemudian mengocoknya secara perlahan.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
“Ahhh…..ahh…. uhhhhh….” Mama mengerang seirama dengan kocokan dildonya. Tangan satunya lagi meremas-remas dadanya yang seksi. Melihat kejadian ini aku sudah terangsang penisku sangat tegang dan tanpa kusadari aku mulai mengocok-ngocok penisku di dalam celanaku.<br />
“Ahhh….ahhh…” dan tanpa aku sadari aku mengerang cukup keras dan kedengaran oleh Mama.<br />
“Siapa itu?” Mama menghentikan kocokan dildonya, menutup laptopnya kemudian berjalan ke arah lemari.<br />
“Siapa di dalam?”…. “Papa?” ….”Ngapain Papa di dalam lemari?”.<br />
<br />
“Pa?…. kok jam segini udah pulang?” Mama terus bicara sambil mendekati lemari<br />
Aku kaget dan tak tahu apa yang harus aku lakukan.<br />
“Ini Anton ma” aku menjawab secara perlahan.<br />
“Anton ngapain kamu di dalam?” Mama kemudian membuka pintu lemari.<br />
“Kamu ngapain di dalam?” aku hanya bisa tertunduk malu di depan Mamaku yang sedang telanjang.<br />
“a…anu… ma… anton mau ngambil parfum Papa, dan tiba-tiba Mama datang, jadi anton langsung sembunyi di dalam lemari”.<br />
“Kamu ini klo kamu mau ngambil parfum Papa kenapa harus sembunyi-sembunyi, Mama ga akan marah kog, ayo keluar dari lemari”. Kemudian aku keluar dari lemari sembari menutupi bagian penis yang masih tegang.<br />
<br />
“Kamu tadi liat Mama ya?”<br />
“Iya ma, maafin anton ya, anton janji ga akan ngulanginya lagi”<br />
“sudah ga pa pa, ayo keluar, itu nya jangan di pegangin gitu donk” Mama sambil melihat ke bagian penisku yang masih pakai celana.<br />
“Maafin anton ya ma”<br />
“sudah gak apa apa” lalu Mama memelukku, penisku nempel di bagian perut Mama dan membuat penisku semakin tegang.<br />
“Anton, itu punya kamu?” “punya mu sudah gede ya, sini biar Mama liat” mama bertanya dengan penasaran apa yang menempel di perutnya.<br />
<br />
“tapi ma…….”<br />
“ayo ga usah malu, aku ini Mamamu, sini biar Mama liat”. Kemudian Mama berjongkok mengeluarkan penisku yang sudah tegang tak tertahankan.<br />
“Sudah berapa lama tegang seperti ini?, kasihan klo ga di keluarin”<br />
“ dari tadi ma”<br />
<br />
“Mama keluarin ya biar ga tegang lagi”. Kemudian Mama mengocok perlahan penisku, tak ku sangka Mama malah memasukan penisku ke mulutnya. Perlahan-lahan aku merasakan nikmat yang luar biasa, untuk pertama kalinya penisku dinikmati oleh perempuan, dan itu pun adalah Mamaku. Sedotan demi sedotan aku rasakan semakin nikmat di penisku.<br />
<br />
“Enakkk maa,, terus…., terus,,” nada ku sedikit mengerang.<br />
“klo kamu mau kamu boleh sambil peras-peras susu Mama”. tanpa pikir panjang aku mulai memeras susu Mama.<br />
<br />
“Ton, di ranjang yuk, klo sambil berdiri gini ga bebas ngulumnya”. Lalu Mama mengajakku ke atas tempat tidurnya, aku terlentang di atas tempat tidur Mama terus mengkulum penisku dengan bibirnya yang seksi sambil terus ku remas-remas susunya. Beberapa menit berlalu,<br />
“Ma anton mau keluar”<br />
“keluarin aja di mulut Mama, jangan malu”<br />
“iya ma”….. ahhhhhh…….ahhhhhh,….anton keluar…..” aku mengeluarkan spermaku di dalam mulut Mama dan Mama terus menghisapnya sampe tidak ada sperma yang keluar dari mulutnya,<br />
<br />
“wah sperma kamu banyak juga ya ton, Mama jadi ketagihan”.<br />
“Ma maafin anton ya” aku berbaring di pinggir Mama, kemudian kita ngobrol dengan tetap telanjang. Mama curhat tentang masalahnya dengan Papa, sudah lebih dari enam bulan Mama tidak berhubungan badan dengan Papa. Mama selalu melampiaskan nafsu seksnya dengan dildo, walaupun demikian Mama selalu minum pil KB sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu Papa ingin menyetubuhi Mama.<br />
<br />
Sekitar sepuluh menit kita ngombrol omongan Mama semakin panas. Dengan sedikit berbisik Mama bicara<br />
“Ton kamu mau puasin Mama ga?”<br />
“maksud Mama?.<br />
“ayo ton jilatin puting Mama, dari tadi Mama udah ga tahan pengen di jilatin.” Pikirku rasanya egois klo tidak muasin Mama juga, tanpa pikir lagi aku langsung menjilati puting Mama. kiri dan kanan bergantian aku jilati sembari memainkan tangan kananku di vagina Mama.<br />
<br />
“Awwww…anton kamu nakal juga ya” ucap Mama ketika jariku bergerayam di vaginanya. Kemudian aku turunkan jilatanku ke vagina Mama,<br />
“Anton kamu pintar banget, belajar dari mana sayang? Sering nonton ya?”<br />
“Iya ma biasa sama anak-anak”<br />
“gak apa-apa asal kamu jangan jajan sembarangan” Aku terus melanjutkan permainanku di vagina Mama.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Melihat ekspresi Mama yang terangsang akupun kembali mulai terangsang, penisku perlahan-lahan mulai naik dan bergerak bebas di kaki dan paha Mama.<br />
“Sayang penis kamu udah naik lagi ya, Mama udah ga tahan masukin aja punyamu ke vagina Mama”.<br />
“beneran ma?”<br />
“Iya sayang, sini biar Mama hisap dulu penis kamu” Mama memintaku untuk memasukan penisku di mulutnya lagi. Bibir seksi Mama dan lidah Mama yang bermain di kepala penisku membuat penisku semakin tegang.<br />
<br />
“Anton, sekarang kamu masukin punyamu ke vagina Mama” Mama melepaskan penisku dan membimbingnya ke vagina Mama.<br />
“Jangan takut, Mama kan suka minum pil KB, Mama ga akan hamil ko”.<br />
Aku arahkan penisku ke lubang vagina Mama, lubang tempat dulu aku lahir. Posisi Mama terlentang dan selangkangannya terbuka, Mama menyelipkan bantal kecil di bawah pantatnya sehingga Vaginanya sedikit terangkat, kemudian tangan Mama membimbing penisku sampai di bibir vaginanya. Aku merasakan hangat sekali di kepala penisku.<br />
<br />
“sayang, sekarang kamu tekan perlahan “ perlahan aku menekannya sampai kepala penisku masuk. “Ahhh sayang, punya kamu gede dan enak, terus tekan”. Terasa hangat, basah dan enak sekali Vagina Mama. Aku melanjutkan sampai seluruh batang penisku amblas di telan Vagina Mama.<br />
“Tahan dulu sayang, biarkan vagina Mama terbiasa dulu dengan penis kamu” akupun membiarkan penisku tertancap di dalam vagina Mama yang sangat basah.<br />
“Sekarang kamu kocok perlahan” aku pun mengocoknya secara perlahan<br />
“Gimana enak kan”<br />
“enak banget ma baru kali ini anton menyetubuhi perempuan”.<br />
“Sayang, ini namanya ngentot, teruskan genjotanya sampe Mama puas”<br />
“Terus kocok sampe Mama puas sayang”, “Ahhhhh……ahhhhhh” Mama terus mengerang kenikmatan<br />
aku terus mengocok penisku. Sekitar 10 menit berlalu, mama mengerang semakin keras.<br />
<br />
“Ton Mama udah mau nyampe, ahhhh…. udah gak tahan sayang”,<br />
“ahhhhhh……ahhhhh….sayang…..enakkk…. .” Mama orgasme dengan sangat hebat, membuat vagina Mama semakin basah. Dinding vaginanya berkendut-kendut dan membuat cengkramannya semakin sempit di penisku. Aku pun terus melanjutkan kocokanku.<br />
“terus sayang, lanjutkan Mama puas banget udah lama Mama ga sepuas ini”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Aku terus melanjutkan kocokanku cukup lama sampe aku merasa ada yang ingin keluar dari ujung penisku, aku tidak menyangka aku bisa bertahan sejauh ini. Aku terus mempercepat kocokanku, dan mengerang.<br />
“Ton, kamu udah mau keluar ya?” mama bertanya sambil tangannya membelai-belai kepalaku<br />
“Iya ma, anton mau keluar”<br />
<br />
“Keluarin di dalem sayang, Mama juga udah mau keluar lagi”<br />
Aku semakin dalam menancapkan penisku dan terus mengocoknya”<br />
“Ahhhh,,,anton keluar maaaaaa,,, ahhhhhh….“ “Crootttt…..crrroottttt…..” semua sperma ku tembakkan ke dalam rahim Mama, terasa enak banget rasanya mengeluarkan sperma di dalam vagina yang dulu pernah melahirkanku. Sampai tetesan terakhir aku tak henti mengcocok vagina Mama, ketika sperma ku mulai habis Mama pun berteriak<br />
<br />
“Anton Mama juga enak,,,,,,ahhhhh,,,ahhhhhh enak….sayang….Mama sampe….”<br />
Mama kembali orgasme dengan hebat untuk kedua kalinya, setelah itu aku terbaring lemas di atas dada Mama yang seksi.<br />
<br />
“Ma klo anton mau lagi boleh kan? Aku meminta dengan lirih.<br />
“Boleh sayang asal Papa dan adikmu tidak tahu”. Mama menjawab dengan lembut<br />
“Iya ma ini akan jadi rahasia kita”.<br />
<br />
Sejak saat itu aku terus menyetubuhi Mama, di kamar, di dapur di ruang tengah, bahkan di kamar mandi sepanjang di rumah tidak ada siapa-siapa aku selalu menyetubuhi Mama. Aku juga tidak perlu khawatir membuat Hamil karena Mama selalu minum pil KB.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-64867812690395689042018-12-11T18:04:00.001+07:002018-12-11T18:04:38.798+07:00Ngeseks Dengan Supir Bus<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/12/ngeseks-dengan-supir-bus.html">Ngeseks Dengan Supir Bus</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6kdf7mhJRuCWNbEFd2vrhhTSDaN9o4r1RZhrdpanTRjG5w7_ePHa4e76IX1KQgpknUnF_KkJaFezdXSFKHLfBbG0UoSjeL2b_tpplLSOTEVxfV50Acsq6sXsdYmLbKPfmygDBfXcp8wU/s1600/96760989c1150fdb3c00f619606852fb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ngeseks Dengan Supir Bus" border="0" data-original-height="600" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6kdf7mhJRuCWNbEFd2vrhhTSDaN9o4r1RZhrdpanTRjG5w7_ePHa4e76IX1KQgpknUnF_KkJaFezdXSFKHLfBbG0UoSjeL2b_tpplLSOTEVxfV50Acsq6sXsdYmLbKPfmygDBfXcp8wU/s640/96760989c1150fdb3c00f619606852fb.jpg" title="Ngeseks Dengan Supir Bus" width="512" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku Hesty. Bisa dibilang aku maniak sex. Fantasiku untuk melakukan sex di luar pernikahan sangatlah liar. Awal aku mengenal sex bebas itu karena pacarku waktu itu. Kami masih duduk di bangku SMA dan dia mengajak aku untuk petting di toilet sekolah. Rasanya sungguh nikmat sampai akhirnya kami jadi sering melakukan sex bebas dimanapun kami merasa aman untuk melakukannya. Sekarang kami sudah tidak bersama lagi. Ternyata pacarku menghamili wanita lain dan tidak lama lagi akan segera menikah.<br />
<br />
Cerita sex ini terjadi sekitar 1 bulan yang lalu saat aku mengikuti tour ke luar kota. Aku memilih untuk duduk di baris ke dua di belakang sopir, namanya Guntur. Tubuhnya gelap layaknya sopir pada umumnya, perutnya cukup buncit dan mukanya sedikit berewokan. Aku Saat itu aku menggunakan pakaian yang kebesaran dengan celana hotpans jeans sehingga terlihat seperti tidak menggunakan celana. Selama perjalanan,aku mendapati Pa Guntur menatapku dari kaca spion mobil. Aku membalasnya dengan senyum.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Semua peserta tour turun dari bus dan aku turun di urutan terakhir. Lagi-lagi kulihat Pa Guntur menatapku dari kaca spion. Aku cukup risih dibuatnya. Setelah turun dari bus, panitia memberikan pengumuman. Aku sibuk mengibas-ngibas bajuku karena kepanasan. Aku sadar Pa Guntur masih menatapku dari dalam bus. Aku berusaha mengabaikan.<br />
<br />
Saat acara tour sudah berlangsung, aku merasa bosan dan mengantuk. Aku berusaha kabur dari keramaian dan menuju ke dalam bus. Aku melihat Pa Guntur sedang tidur, saat pintu bus kubuka Pa Guntur terbangun dan melihat aku naik ke dalam bus. Pikiranku langsung menjadi nakal, ingin mengerjai Pa Guntur. Aku pura-pura menjatuhkan barang dan membungkuk tepat mengarah ke mukanya. Dengan pakaianku yang kebesaran, pakaian dalamku terlihat jelas saat membungkuk. Aku melihat Pa Guntur berusaha menelan ludah melihatnya.<br />
<br />
“Ada yang ketinggalan ya?” tanya Pa Guntur berusaha menyembunyikan kegugupannya.<br />
“Enga kok Pak, acaranya bosen dan bikin ngantuk. Jadi mendingan kabur aja ke bus, mau numpang tidur.” jawabku sambil mengedipkan sebelah mata pada Pa Guntur.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Aku duduk di tempatku dan menutup kaca dengan kain gorden karena silau. Kursiku kuturunkan ke belakang agar enak untuk aku tidur, kedua kakiku kunaikan. Paha mulusku terlihat jelas,Pa Guntur memperhatikanku lewat kaca spion. Aku tersenyum nakal padanya lalu memejamkan mata. Aku tidak benar-benar tidur, karena aku tau ada Pa Guntur bersamaku di dalam bus.<br />
<br />
Kudengar Pa Guntur berusaha menutup kain gorden di sekitar tempat dudukku. Aku sepertinya tau maksudnya,dan aku berusaha menyingkapkan baju kebesaranku sehingga pakaian dalamku yang berwarna merah terlihat jelas. Aku merasakan Pa Guntur mendekatiku, jantuungku berdegup cukup kencang dibuatnya.<br />
<br />
Aku membuka mata, Pa Guntur terlihat kaget mendapati aku terbangun. Dengan cepat Pa Guntur menciumku dengan buas dan memegang kedua tanganku dengan kuat. Aku tidak berontak. Kunikmati lumatan bibirnya yang kasar. Pa Guntur mulai mengendurkan pegangannya dan beranjak memegang kedua bukit kembarku. Aku melepaskan ciumannya, menatapnya dan berdesah nikmat.<br />
<br />
“ough”. Pa Guntur semakin bernafsu mendengarnya,meremas buah dadaku lebih keras.<br />
<br />
Aku kembali berdesah dengan lebih keras sehingga Pa Guntur kembali menciumku dengan penuh nafsu. Tali Bhku dilepaskannya dan mulutnya mulai menyusuri leherku lalu ke buah dadaku. Aku merasakan kenikmatan, Pa Guntur menjilati putingku dan membuat bagian bawahku menjadi lembab. Kuarahkan tangannya ke celanaku dan dengan senang hati Pa Guntur meraba memekku dari luar.<br />
<br />
Tanpa basa-basi, Pa Guntur membuka celana hotpansku. Ia cukup terkejut melihat celana dalamku yang berenda, sehingga dalamnya sudah langsung terlihat jelas olehnya. Ia kembali melumat buat dadaku sambil tangannya meremas-remas memekku.<br />
<br />
“oughh,nikmat”<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Pa Guntur meneruskan jilatannya ke bagian perutku, lalu membuka celana dalamku. Dijilatinya memekku dengan penuh nafsu. Aku semakin tidak karuan, tanganku tanpa sadar meremas-remas rambutnya. Aku hampir mencapai orgasme dibuatnya.<br />
<br />
“oughh,aku sampai sayang!!” bisikku lemas.<br />
<br />
Pa Guntur berusaha menarik kepalaku dan mengarahkan tanganku ke bagian celananya yang terlihat sudah penuh sesak. Aku merabanya dari luar,dengan tidak sabar, Pa Guntur membuka celananya sendiri dan mengeluarkan kontolnya yang sudah mengaceng. Cukup besar dan panjang. Aku menolak ketika Pa Guntur memintaku untuk menjilati kontolnya.<br />
<br />
Aku hanya tersenyum nakal sambil menyodori selakanganku ke arah kontolnya. Ia mengerti apa yang aku mau sehingga tanpa pikir panjang, Pa Guntur berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.<br />
<br />
“jlebb” aku mengerang cukup keras, merasakan kenikmatan yang dilakukan Pa Guntur.<br />
<br />
Ia berusaha memasukkan kontolnya sedikit demi sedikit dan ketika sudah hampir masuk semua, Pa Guntur menekankan kontolnya kuat-kuat sehingga membuatku semakin tidak karuan. Aku berusaha membuat Pa Guntur bermain cepat denganku karena aku takut ada orang yang melihat kami. Aku merangsang Pa Guntur dengan menjulurkan lidahku untuk menggodanya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Tangannya meremas-remas payudaraku,memainkan putingku dan aku tak kuat dengan permainannya ini. Aku meminta ia duduk dan dengan cepat aku duduk di pangkuannya, mengarahkan memekku ke kontolnya yang berdiri tegak dan<br />
<br />
‘blesss”. Pa Guntur menciumku dengan nafsu. Kugoyangkan dan kunaik turunkan pantatku, kali ini aku yang membuatnya tak karuan.<br />
<br />
Pa Guntur kembali melumat payudaraku dan aku meremas-remas rambutnya. Ku rasakan aku hampir sampai. Aku mengelijang hebat ketika Pa Guntur menggigit kecil putingku. Pa Guntur mempercepat genjotannya sambil menciumku yang rasanya ingin berteriak karena nikmat. Kulihat Pa Guntur hampir mencapai klimaks dan aku berusaha melepaskan kontolnya dari dalam memekku. Kucium bibirnya sambil kukocok kontolnya. Kuambil tissue dari dalam tasku agar muncratan air maninya tidak kemana-mana.<br />
<br />
“ouhhh,ouhhh” bibirnya kembali melumat bibirku dengan nafsu.<br />
<br />
Setelah dirasa semua air maninya keluar, aku kembali menggunakan pakaian dalamku dan celana hotpansku. Pa Guntur mengucapkan terima kasih padaku sambil tangannya kembali meremas buah dadaku. Aku bergegas turun dari bus dan mencari toilet untuk membersihkan memekku dari genjotan Pa Guntur.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-74998038321740162702018-11-30T18:36:00.003+07:002018-11-30T18:36:52.904+07:00Diperkosa Kakak Kandungku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/11/diperkosa-kakak-kandungku.html">Diperkosa Kakak Kandungku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyS4idyXq3o7Hm1_WxdDSsjEzATNrbkrDLImmRGOAr4T10_VOwRjqvSCcWUq7zvF6_Ls441V1KODHwxyBQeZuQFJX0abXsnRuf4muNLQyZNQ468-hoqxvhh2fP-V4RMsHi8cJ-XQlcEQ8/s1600/abg+bugil+nakal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Diperkosa Kakak Kandungku" border="0" data-original-height="605" data-original-width="602" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyS4idyXq3o7Hm1_WxdDSsjEzATNrbkrDLImmRGOAr4T10_VOwRjqvSCcWUq7zvF6_Ls441V1KODHwxyBQeZuQFJX0abXsnRuf4muNLQyZNQ468-hoqxvhh2fP-V4RMsHi8cJ-XQlcEQ8/s640/abg+bugil+nakal.jpg" title="Diperkosa Kakak Kandungku" width="636" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Saya akan menceritakan cerita seks saya 8 tahun yang lalu, kini saya telah berumur 22 tahun. Cerita ini mengenai kenapa saya kehilangan perawan saya suatu hari. Semenjak itu, aku menjadi kesal dengan seluruh laki-laki namun bukan berarti saya menjadi lesbi. aku bukan lesbi akan namun aku pun tidak inginkan mengenal laki-laki. Tidak tahu lagi apa itu namanya.<br />
<br />
Aku ialah cewek yang cukup cantik sebab saya mempunyai hidung yang mancung secara mata yang kecil dan lentik. Payudara aku lumayan besar besar, dan saya bernama putri berumur 14 tahun ketika itu. Saya bukan memiliki pacar sebab aku hendak belajar giat agar saya dapat bersekolah di new town, United States sesudah aku lulus SMA nanti. Saya mempunyai kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas aku.<br />
<br />
Namanya ialah Riko Susanto (Nama belakangnya bukan nama family saya sebab sebutan belakangnya merupakan karangan aku saja). Dia satu sekolah beserta aku sampai-sampai tiap hari Riko tidak jarang kali menemani saya pada sekolah. aku tidak pernah beranggapan kenapa dia sampai mengerjakan perbuatan maksiat itu terhadap aku lagipula aku ialah adik perempuannya satu-satunya. Saat tersebut kami berdua sedang liburan panjang sesudah dua minggu menjalankan ujian eskalasi kelas.<br />
<br />
Aku masih ingat sekali bahwa terakhir kejadian tersebut adalah hari senin. Pada itu saya sedang nonton VCD kartun Mickey Mouse. Ketika saya lumayan menyaksikan film tersebut, tiba-tiba aku kebelet pipis sampai-sampai aku meninggalkan TV dan cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa dimana aku sedang tiduran. Jika sampai terjadi, saya bisa dimarahi mama nantinya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Saya lari ke kamar mandi & langsung pipis. Itulah kekeliruan saya yang fatal sebab aku lupa mengunci pintu. Sewaktu aku sedang kencing, Kakak saya Riko datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali Riko pasti baru memakai putaw atau jenis drugs yang lain karena aku sering menyaksikan dia teler kalau sudah pakai obat terlarang itu.<br />
<br />
Riko menyaksikan aku yang sedang buang air kecil dan saya tidak mempedulikan dia saat masuk di kamar mencuci tangan. Oleh karena itu aku tidak ada perasaan curiga pada dia. Tatkala dia tiba-tiba mengunci pintu kamar mandi serta mendadak dia menyerang tubuh aku yang sedang pipis.<br />
<br />
Aku kaget dan berkeinginan berteriak namun dengan cepat Riko menutup mulut saya dan menakut-nakuti mau membunuh saya bahwa aku memekik-mekik. Saya pun menangis dan tak mengerti mengapa kakak aku tega melakukan perbuatan bejad kepada saya.<br />
<br />
Saya hanya menangis dan pasrah saja saat Riko membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah aku tidak mengenakan busana apa-apa lagi, Riko menciumi puting susu aku dengan ganasnya sedangkan jari-jarinya memainkan klitoris saya. Aku masih menangis karena aku masih tidak menyangka akan terjadi peristiwa ini kepada saya. Aku mulai merasakan permainan.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Karena nikmat, saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, malahan aku sempat menikmati pipis beberapa kali saat Riko mulai menjilati liang kemaluan aku & memainkan lidahnya di pada lubang tempik saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan aku. Perasaan saya saat tersebut bukan karuan sebab aku mulai menyukai permainannya serta sekaligus benci secara sikapnya yang sudah memperkosa saya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Riko terus menjilati puki saya dan saya sudah orgasme 2 kali dan merasakan hendak pipis akan namun saya tidak mengerti mengapa saya terus ingin pipis saat dia menjilati kemaluan aku, Saya merasakan kesenangan yang maha dasyat. Tiba-tiba aku menyaksikan Riko mulai melepakan pakaiannya & mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang telah mengacung sempurna.<br />
<br />
Riko langsung menciumi saya dan aku cuma bisa berkata, “Jangan.. jangan.. ”, namun Riko diam dan kembali memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang vagina aku. Saya tau saya masih perawan makanya saya meronta-ronta saat dia inginkan memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya namun dia justru membalas tamparan saya. Saya pun jadi takut masa-masa itu.<br />
<br />
Akhirnya saya hanya diam saja seraya menangis sekitar Riko mulai menunjukkan baur kenikmatannya di dalam liang kemaluan aku. Ketika kontol kemaluan Riko mulai masuk kedalam kemaluan aku, saya merasakan sakit yang luar biasa. Akan tetapi saya saya tak bisa melakukan apa-apa karena saya ketakutan. Lagi pula saya memahami dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Ketika Riko mulai memainkan batangannya di lubang kemaluan saya. Saya menikmati dan merasakan ada cairan darah perawan yang mengalir dari liang kemaluan saya yang telah dirobek oleh kakak saya. Saya tiba-tiba menjadi tidak memahami hal itu, karena saya juga mulai menikmati goyangan batang kemaluannya di liang vagina. Hal ini terjadi secara otomatis dan saya pun mulai bergoyang-goyang mengikuti irama batang kemaluan Riko di dalam terowongan senggama aku walaupun tatkala tersebut aku masih menangis. Riko mendekap tubuh saya seraya langsung menggenjot kemaluan saya.<br />
<br />
Selama 20 menit Riko tetap menggenjot kemaluan saya hingga tubuhnya serta batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya. Aku mulai mereguk bahwa aku hendak kencing tetapi peluang ini aku menikmati sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya namun rasanya enak sekali dan aku amat tidak menginterpretasikan apa itu tetapi tatkala saya merasakan cairan nikmat saya, aku berteriak dan mendekap di tubuh kakak saya. Ku peluk erat-erat dan begitu saya memeluknya.<br />
<br />
Rupanya batang tempik kakakku kelihatannya tertanam lebih dalam lagi di liang kemaluan saya sampai-sampai dia sepertinya menyeburkan cairan kelaminnya & mengaliri di lapisan kemaluan aku. Setelah itu, Riko melepas pelukan aku serta menarik keluar batang kemaluannya dari liang kemaluan saya serta meninggalkan saya seorang diri.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Saya tetap menyaksikan ada cairan bekas Riko yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya masih diam dan tiba-tiba aku menangis sedih sebab harga diri aku sudah dirusak oleh kakak saya sendiri. Sejak saat itu, saya mulai membenci laki-laki, akan namun saya mulai dari mengenal kelamin sebab ketika saya ingin sekali menikmati orgasme, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi ataupun bahkan dalam kamar tidurku.<br />
<br />
Tapi pastinya saya selalu melakukannya saat tidak ada orang di rumah. Sejak saat itu aku membenci kakak saya & juga pria yang mengupayakan mendekati saya, saya tetap mengolok-oloknya dengan ucapan-ucapan yang kasar oleh karena tersebut satu persatu dari mereka menjauhi saya.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.online/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-29697186294073746152018-11-27T18:13:00.000+07:002018-11-27T18:13:16.816+07:00Teman Karib Berujung di Ranjang Panas<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/11/teman-karib-berujung-di-ranjang-panas.html">Teman Karib Berujung di Ranjang Panas</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1l9CXvayciGvdR7QmcouXRNqijuQiz-_Z4_DXQ-svNd4Z0OMiq1q75ofT7QRT4U4YLuV1O9ByoTMiSpZwVQ4JtWbp6pGT-8EZhzwiSKwlqerRpSSbOQpHguuZJcvL2yDbzJNNTOdvslI/s1600/CzPzL3lUkAA8QO0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Teman Karib Berujung di Ranjang Panas" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="971" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1l9CXvayciGvdR7QmcouXRNqijuQiz-_Z4_DXQ-svNd4Z0OMiq1q75ofT7QRT4U4YLuV1O9ByoTMiSpZwVQ4JtWbp6pGT-8EZhzwiSKwlqerRpSSbOQpHguuZJcvL2yDbzJNNTOdvslI/s640/CzPzL3lUkAA8QO0.jpg" title="Teman Karib Berujung di Ranjang Panas" width="516" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/">Tante Lendir</a> - </b>Hubungan kami berawal dari dimuatnya surat pembacaku, ketika aku masih mahasiswa, di suatu surat kabar nasional tentang kesulitan mengirim surat ke luar negeri. Seminggu kemudian datang surat kepadaku mengomentari suratku dan menceritakan hal yang sama dengan yang kualami. Ia mengatakan hobinya juga surat-menyurat (korespondensi) dan mengajak bertukar hobi denganku. Semenjak itu kami rajin saling berkirim surat. Walaupun belum pernah saling ketemu, karena saling pandai menyusun kata-kata, kami serasa sudah akrab.<br />
<br />
Amelia, sahabat penaku itu, waktu itu bekerja sebagai asisten apoteker di kota Cikampek. Dia memang lahir di situ, ayahnya mempunyai penggilingan beras. Seperti lazimnya pengusaha di kota kecil, ayahnya keturunan Cina. Dia sulung dari 6 bersaudara dan akhirnya aku juga akrab dengan keluarganya akibat sering main ke sana kalau liburan. Dia lebih tua 1 tahun dariku. Waktu itu aku sendiri punya pacar di fakultas dan Lia beberapa mempunyai “teman dekat”, seperti diceritakannya kepadaku lewat surat-suratnya.<br />
<br />
Tiga tahun setelah kami akrab, dia pindah ke Jakarta dan diserahi pekerjaan mengelola apotik di daerah Jakarta Barat. Waktu itu aku sendiri sudah selesai kuliah dan mulai mencari pekerjaan di ibukota. Hubunganku dengannya sudah cukup akrab. Beberapa kali aku menginap di rumah kostnya. Dia kos bersama adik laki-laki tertuanya, yang kuliah di salah satu fakultas kedokteran. Waktu itu dia sedang pacaran dengan seorang bule, John, karyawan suatu perusahaan Belgia. Aku, John, Lia dan Erik (adiknya), sering berjalan bersama. Waktu itu aku sendiri juga bekerja di daerah Jakarta Barat dan kos di dekat camer (calon mertua). Pacarku sendiri sedang kuliah di Gajah Mada, Yogya.<br />
<br />
Sampai akhirnya si John meninggal dunia, karena kecelakaan pesawat ketika sedang pulang ke Belgia. Ayah Lia waktu itu sedang masuk RS dan aku setiap malam menunggui, bergantian berdua dengan Erik atau dengan Lia, sampai juga meninggal setelah 10 hari dirawat. Kesedihan karena ditinggal si John dan ayahnya, membuat Lia memintaku banyak mendampinginya. Kalau selesai bekerja, kalau Erik sibuk kuliah, Lia memintaku menjemput ke apotik. Kalau dia dinas malam, aku biasa menungguinya sebelum dia selesai bekerja. Sering aku dan Erik (kalau sudah pulang kuliah), menunggui berdua lalu pulang bertiga. Semua teman kerja dan induk semang kosnya sudah mengenalku semua. Dan di antara kami semuanya berjalan biasa saja. Amelia ini tinggi badannya lumayan, ada 5 cm di atas tinggi badanku. Jadi orang pasti tidak mengira kalau kami sedang pacaran. Lia tahu mengenai pacarku di Yogya.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Walaupun demikian, kedekatan kami lama-lama membuat adanya “rasa lain”. Kami biasa menonton berdua kalau Lia pulang sore. Dia juga biasa jalan bergayut di lenganku, itupun kalau bertiga dengan Erik. Sore itu, hari Sabtu, dia pulang jam 2 dari apotik. Erik sedang pulang ke Cikampek dan dia kelihatannya sedang sedih (“Aku ingat John”, katanya), maka tangannya tak mau lepas dari lenganku. Kesedihan itu dibawanya masuk gedung, selama film ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Spontan, kalau dia terdengar mengeluh sedikit, aku mengelus-elus kepalanya.<br />
<br />
Setelah beberapa saat, tiba-tiba saja, aku sudah menciumi pipinya. Ia mengeluh lirih dan merangkulku sambil mulutnya bergeser mencari bibirku. Kami berpagutan bibir cukup lama, ia seakan sedang menumpahkan semua beban pikirannya kepada pagutan bibir-bibir kami. Aku betul-betul terhanyut, tetapi masih dapat “menjaga kesopanan” dengan hanya memegangi pipinya saja. Di taksi pulang ia diam saja. Hanya pegangan di lenganku semakin bertambah erat.<br />
<br />
Sampai di kosnya, dia memintaku masuk kamarnya. Tante kos sudah kenal baik denganku dan aku memang biasa masuk kamar mereka. Hanya saja kali ini dia langsung memelukku dan mengulangi kembali pagutan di bibirku. Aku sedikit bingung, sebelum kemudian memutuskan untuk mengikuti keinginannya.<br />
<br />
Kupeluk erat-erat ia yang sedang duduk di pinggir tempat tidur. Aku duduk di sampingnya sambil memegangi kedua pipinya. Otomatis, saking serunya ciuman kami, Lia akhirnya terdorong ke belakang dan posisinya menjadi tertidur. Tiba-tiba saja tanganku sudah pindah ke dadanya dan dari luar (ia masih memakai bajunya) mengelus payudara sebelah kanannya. Lia melenguh (bukan hanya mengeluh!) dan tangan kirinya menaikkan posisi kaos yang dipakainya.<br />
<br />
Lalu aku sudah menggenggam payudara kanannya tanpa halangan apa-apa. Wow…, tak begitu besar, tetapi putihnya mulus. Aku mengelus payudaranya sambil sekali-kali memijit bundaran di bawah ujung putingnya. Lia seakan kesetanan, dia langsung melepas kaos yang dipakainya. Dadanya telanjang dan…..<br />
<br />
Aku tak dapat lagi menahan diri. Sejenak kuteliti wanita di hadapanku ini. Lehernya putih, anak-anak rambut yang menggerai di sekeliling lehernya membuat penisku mengejang. Bahunya yang pualam menyangga mulutnya yang sedikit menganga dan mengeluarkan desis lirih yang memburu. Matanya terpejam. Rok bawahnya masih terikat, tetapi pantatnya sudah membuat gerak memutar-mutar sedikit.<br />
<br />
Lalu kutelusuri lehernya. Tanganku turun ke arah payudara kanannya. Ia menempelkan badan erat-erat ke badanku. Kuputar telapakku di payudara kanannya. Ia mengelinjang. Ketika tanganku pindah ke payudara sebelah kiri, gelinjangannya bertambah dan tangannya langsung ke bawah badanku, mencari sela-sela pahaku. Ketika aku mulai menjilati puting susunya, tangannya menerobos ritsleting celanaku dan…, aku sedikit menggelinjang ketika dia mulai menggenggam penisku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Kedua tangannya berusaha menurunkan celana dalamku, tetapi masih sulit karena celana panjangku masih bertengger di sana. Sementara itu mulutku mulai mengulum puting susunya bergantian. Dilepaskannya penisku dan, karena kegelian dan merasa nikmat, ia merengkuh kepalaku, ditariknya ke arah puting susunya. Lalu tiba-tiba didorongnya badanku, sambil nafasnya terburu, dilepaskannya rok yang masih dipakainya. Lalu tanganku diraihnya, dimasukkannya ke dalam CD-nya. Pelan-pelan kuelus bulu vaginanya. Wah, lebat betul. Dari sekian wanita yang pernah “kutelanjangi”, baru kali itu aku melihat pubis (rambut vagina) yang demikian lebat. Lebat, panjang, ketat. Hitam bukan main.<br />
<br />
Kuelus-elus bulu vaginanya, kugelitik-gelitik rambut-rambutnya mencari lubang vaginanya. Tidak mudah ketemu, tetapi sudah basah karena air nikmatnya sudah keluar. Lia sendiri membantuku dengan menekan-nekan tanganku yang di permukaan vaginanya.<br />
<br />
“Euuuhh…, eeuuuhh..”, gelinjangnya. Lalu, tak sabar, diturunkannya CD-nya yang sudah di pahanya. Telanjang bulatlah ia.<br />
<br />
Gila, putihnya! Pantatnya yang bulat, yang biasanya kupegangi (dari luar) kalau dia lagi bergelayut di lenganku, betul-betul indah. Pinggulnya apalagi. Penisku langsung berdiri menegang melihat itu semua dan mengantisipasi “tugas lanjutannya”. Kugosok-gosokkan ujung hidungku ke pinggul itu, pelan-pelan kujilati memutar menuju ke pantatnya yang indah. Kuremas-remas bulatan pantatnya, sambil kugesek-gesekkan ujung hidungku terus. Harum baunya, harum sekali. Penisku yang tegang bergerak-gerak terus.<br />
<br />
Ia tak sabar, dipegangnya tanganku, dibimbingnya untuk kembali menusuk-nusuk vaginanya. Ia sendiri seakan kesetanan menunggu lubang vaginanya dimasuki jari-jariku. Tetapi aku kembali berkonsentrasi pada puting susunya. Kujilat, kuelus memakai lidah, kusedot pelan-pelan sambil ia melenguh-lenguh dan menggelinjang-gelinjang. Akhirnya ia sudah tak sabar lagi. Tangannya mulai menurunkan celana panjangku. CD-ku langsung dipelorotnya ke bawah. Lalu tangannya menggenggam-genggam penisku.<br />
<br />
Aku serasa melayang. Sebagai laki-laki, selama ini kalau ia bergayut di lenganku sambil berjalan-jalan, aku sering membayangkan tangannya yang putih dengan jari-jarinya yang panjang mengelus-elus penisku. Atau kujilati puting susunya yang sering membayang kalau ia memakai baju tipis. Hanya, selama itu aku hanya berani membayangkan, karena aku menghormatinya sebagai rekan akrab. Rupanya sore itu lain.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Ia langsung membalik, mengarahkan mulutnya ke penisku. Lalu tanpa basa-basi di kulum penisku. Aku sendiri langsung meneroboskan muka ke arah vaginanya. Tanganku memisahkan rambut-rambut di situ dan kulihat clitorisnya sudah kelihatan di luar. Kugosok-gosok perlahan permukaan clitorisnya. Lia menggelinjang-gelinjang. Kujilati clitorisnya sambil kuisap-isap.<br />
<br />
“Ouww Wied…,. ouw Wwwiieedddd”, lenguhnya, “Terusss.., teruuuss”, lenguhnya dalam.<br />
<br />
Isapannya di penisku melemah akhirnya. Kupikir ia sudah selesai. Tiba-tiba, ia membalikkan badan lagi dan langsung berbaring di atasku. Penisku dipegangnya dan dicoba dimasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Rasanya oouw, ketika kepala penisku mulai masuk. Aku yang kegelian hampir tak tahan. Maklum, waktu itu penisku baru punya jam terbang yang dapat dihitung dengan jari, dan karena masih muda, jarang memakai “pendahuluan” yang cukup lama. Biasanya kalau keduanya sudah tegang (kalau main dengan cewek lain), lalu langsung kumasukkan, ejakulasi sama-sama dan kucabut. Ini lain. Dengan Lia permainan permulaannya sudah seru duluan! (Buatku waktu itu, ketika aku “belum berpengalaman”!)<br />
<br />
Betul, saking gelinya, aku yang di bawah sampai mengangkat kepala tak tahan geli dan mau bangkit. Pas saat itu, kepalaku dipegang Lia, dibawanya ke payudara sebelah kiri. Melihat ada gumpalan daging kenyal putih menantang, langsung kujilati dan kuisap-isap. Baru sebentar, Lia mengerang,<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
“Ohh…, Wied…, Lia nyampeee”. Gile, baru sebentar ia sudah nyampe!<br />
“Kamu belum apa-apa, ya?”, tanyanya sambil menciumi mulutku. Aku diam tak bisa menjawab karena mulutnya menyerang sana-sini.<br />
“Gantian Lia di bawah, deh, biar kamu juga nyampe!”.<br />
<br />
Ia membalikkan badan. Melihat sekilas badannya yang indah dan putih itu, penisku terasa nikmat-nikmat nyeri, rasanya ada yang akan mengalir keluar dari ujung penisku.<br />
<br />
“Gile, aku udah mau keluar…”, pikirku. Betul, ketika aku baru tiga kali memompa, spermaku keluar. Kupeluk erat-erat badannya, dia juga memegangi pantatku erat-erat sambil berbisik,<br />
“Masukkan semua, Wied…, masukkan semua..”. Kutekan erat-erat penisku ke dalam vagina bidadariku ini, kumasukkan semua benih hidupku ke dalam jaringan tubuhnya.<br />
<br />
Ketika aku mau berguling ke sebelah badannya, dilarangnya aku. Ia ingin aku tetap di atas tubuhnya, dengan penisku masih di dalam vaginanya. Kunikmati saat itu dengan mempermainkan dagunya, menjilati payudaranya dan menggesek-gesekkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tetap menciumiku. Penisku sendiri tetap tegang di dalam vaginanya.<br />
<br />
Lima menit kemudian nafsunya bangkit lagi. Ia mengerang pelan, sambil menggoyang-goyangkan pantat.<br />
<br />
“Lia nafsu lagi, nihh”, erangnya. Penisku sendiri yang tadi sempat sedikit mengecil menjadi besar kegelian tergesek-gesek permukaan dalam vaginanya. Lalu…,<br />
“Uuuuuuhh..” Bibir vaginanya seakan memijat penisku. Aku merasa penisku kegelian, geli-geli nikmat sampai seakan-akan badanku meronta-ronta di atas badan Lia. Lia sendiri terangsang dengan gerakanku, memelukku erat-erat sambil keras menggoyangkan pantatnya memutar.<br />
<br />
Dalam 20 menit kemudian, 2 kali lagi ia mengalami orgasme. Gila, pikirku. Pijatan vaginanya membuatku seakan melayang ke surga, tetapi aku sendiri baru sempat orgasme sekali. Lalu ia mulai melemas seakan tak berdaya. Habis itu lalu terjadi “perkosaan”. Aku tidak tahan lagi. Lia kugulingkan ke sana ke mari menuruti nafsuku. Kadang kucabut penisku dari vaginanya, kumasukkan ke dalam mulutnya, lalu kucabut dan kugesekkan di antara lembah tetek-teteknya, lalu kumasukkan mulutnya lagi, lalu kumasukkan ke dalam vaginanya. Aku orgasme 2 kali lagi.<br />
<br />
Sekali di mulutnya, sekali di ujung vaginanya (dasar belum pengalaman, karena kegelian digesek bulu vaginanya, begitu penisku sampai di ujung vaginanya langsung keluar spermaku). Lia sendiri pasrah saja kuperlakukan seperti itu. Ia seakan sudah tidak berdaya. Kugulingkan ikut saja, kusuruh mengulum penisku yang basah mau saja, mengurut-urut kepala penis di dadanya juga ikut, membantu memasukkan penisku ke vaginanya juga turut saja.<br />
<br />
Ketika kami berdua sudah tidak berdaya lagi, kulihat jam. Dua setengah jam sudah berlalu sejak kami masuk ke kamar itu. Akhirnya kami tak kuat lagi dan terkapar kepayahan. Mata terpejam rapat, kelihatannya ia lelah sekali dan mengantuk berat.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Aku bangkit dan barulah tercium bau sperma bercampur keringat di kamar itu. Lia sendiri sudah tidak berdaya lagi. Ia sudah tergeletak begitu saja telanjang bulat. Kuselimuti badannya dan aku mulai memunguti pakaianku yang terserak di sana-sini. Kusemprotkan Bayfresh ke dinding-dinding kamar untuk mengurangi bau “mesum” itu. Untung Erik sedang pulang ke Cikampek. Kucium dahi Lia, kututup pintu kamar dan aku pamit ke tante kos.<br />
<br />
Esoknya aku datang lagi. Hari Minggu ini Lia mengaku sakit kepada tante kos dan minta, “Si Wied ngerawat saya, ya tante”. Jadinya kami berdua berbulan madu di kamarnya sepanjang hari. Dan terjadi perkosaan lagi, yang ternyata disenanginya.<br />
<br />
Dalam perjalanan pulang aku berpikir bahwa hubungan kami sudah berubah. Kalau selama ini aku menganggap dia sebagai kakak, karena lebih tua 1 tahun, lagi pula ia lebih tinggi dibandingkan badanku, malam ini hal itu sudah berubah. Kakakku sayang itu telah membuatku merindukannya sebagai orang lain (Kalau aku boleh berterus-terang: aku akan merindukannya untuk merasakan vaginanya yang sangat basah dibelah penisku, untuk kudekap ketika ia telanjang bulat-bulat, untuk menggeser-geserkan ujung hidungku di permukaan vaginanya yang hitam, lebat dan merangsang itu, untuk genggaman baik tangan maupun mulutnya bagi penisku yang tegang).
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-74777583885530466802018-10-27T17:59:00.000+07:002018-10-27T17:59:05.858+07:00Nikmati kepuasan Bersama Cucuku Setiap Hari<div style="text-align: center;">
<span style="color: #0000ee;"><b><u><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/nikmati-kepuasan-bersama-cucuku-setiap.html">Nikmati kepuasan Bersama Cucuku Setiap Hari</a></u></b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0DT9VTjKbS3h4npU3iDBxayC3PcPIq6xT3MOnvOVR8T1xf4rt-b53jlXb8I9qcmp58-uhi72Wt5H-BBil4gWFlW_WLrLwC-ZvNpEVY5jrKf0NZatuxCnBFD2J-fuNDTOEigZgCajCFIQ/s1600/bLbLlo3q.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Nikmati kepuasan Bersama Cucuku Setiap Hari" border="0" data-original-height="512" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0DT9VTjKbS3h4npU3iDBxayC3PcPIq6xT3MOnvOVR8T1xf4rt-b53jlXb8I9qcmp58-uhi72Wt5H-BBil4gWFlW_WLrLwC-ZvNpEVY5jrKf0NZatuxCnBFD2J-fuNDTOEigZgCajCFIQ/s640/bLbLlo3q.jpg" title="Nikmati kepuasan Bersama Cucuku Setiap Hari" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Kali ini kami akan menceritakan Cerita Sex ketika cucuku yang seksi membuat nafsuku naik hingga diriku tidak tahan untuk tidak memperkosanya. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.<br />
<br />
Namaku Budyanto, saat ini usiaku 63 tahun. Boleh dibilang untuk urusan main perempuan aku pakarnya. Ini bisa kukatakan karena pada saat usiaku 13 tahun aku sampai menghamili 3 temanku sekaligus. Dan di usiaku ke 17 sampai dengan 5 orang teman yang aku hamili, satu di antaranya Winnie, seorang gadis peranakan Belanda dan Cina yang pada akhirnya aku terpaksa mengawininya karena hanya dia yang ambil risiko untuk melahirkan bayi atas kenakalanku dibanding gadis lain.<br />
<br />
Winnie sampai memberiku 3 orang anak, tetapi selama aku mendampinginya dalam hidupku, aku masih juga bermain dengan perempuan sampai usiaku 50 tahun, inipun disebabkan karena Winnie harus tinggal di Belanda karena sakit yang dideritanya hingga akhir hayatnya yaitu 7 tahun yang lalu, otomatis aku harus mendampinginya di Belanda sementara ketiga anakku tetap di Indonesia.<br />
<br />
Kira-kira satu tahun yang lalu petualanganku dengan perempuan terjadi lagi, tapi kali ini orangnya ada hubungan darah denganku sendiri yaitu Dhea dan Marsha, keduanya merupakan cucuku sendiri. Satu tahun yang lalu, anakku yang kedua mengontakku di Belanda yang memberitahukan bahwa kakaknya yaitu anakku yang pertama dan istrinya mengalami kecelakaan yang akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Aku pun langsung terbang ke Jakarta. Setiba di Jakarta aku lansung menuju ke rumah anakku, di sana aku menemukan anakku dan istrinya telah terbujur kaku dan kulihat Dhea dan adiknya Marsha sedang menagis meraung-raung di depan kedua jenazah itu.<br />
<br />
Sewaktu kutinggal ke Belanda, Dhea dan Marsha masih kecil. Setelah peguburan jenazah kedua anakku, atas anjuran anakku yang kedua, aku diminta untuk tinggal di Jakarta saja dan tidak usah kembali ke Belanda, aku harus menjaga kedua cucuku, aku pun setuju. Sejak saat itu, aku pun tinggal di Indonesia.<br />
<br />
Satu minggu aku sudah tinggal di rumah almarhum anakku, dan kutahu Dhea usianya 15 tahun (kelas 3 SMP) sedangkan adiknya Marsha usianya 13 tahun (kelas 1 SMP) ini kutahu karena tugasku sekarang menjaga dan mengantarkan cucuku sekolah. Dhea sudah tumbuh menjadi anak gadis tetapi kelakuannya agak nakal, setiap pulang dari sekolah bukannya belajar malah main ke temannya sampai jam 09.00 malam baru kembali, di saat aku sudah tertidur.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Suatu hari ketika Dhea pulang aku masih terbangun, Dhea langsung masuk kamar setelah mandi dan berdiam di dalam kamarnya yang membuat aku penasaran melihat sikap Dhea, sampai di depan kamarnya sebelum kuketuk aku coba mengintip dari lubang pintu dan aku terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan Dhea di kamarnya. TV di kamar itu menyala dimana gambarnya film porno, sedangkan Dea sedang mengangkat roknya dan jarinya ditusukkan ke dalam lubang kemaluannya sendiri. Aku mengintipnya hampir 15 menit lamanya yang membuat aku tidak sadar bahwa batang kemaluanku mulai mengeras dan celanaku basah. Setelah itu kutinggalkan Dhea yang masih onani, sedang aku pun ke kamar untuk tidur, tapi dalam tidurku terbayang kemaluan Dhea.<br />
<br />
Paginya aku bangun terlambat karena mimpiku. Dhea dan Marsha sudah berangkat sekolah naik angkutan kota. Sore hari aku kembali setelah mengurus surat-surat kuburan anakku. Ketika aku masuk ke ruang keluarga, aku sempat terkejut melihat Dhea sedang menonton TV, pikirku tumben sore-sore Dhea ada di rumah dan aku makin terkejut ketika aku menghampiri Dhea, Dhea sedang melakukan onani sementara TV yang ia tonton adalah film porno yang tadi malam sudah dilihatnya. Dhea pun tidak tahu kalau aku sedang memperhatikannya dimana Dhea sedang asyik-asyiknya onani.<br />
<br />
“Dhea… kamu lagi… ngapain?”<br />
“Uh… kakek.. ngagetin aja… nih…” Dhea yang kaget langsung menutupinya dengan rok dan memindahkan channel TV.<br />
“Kamu kaget.. yach, kamu.. belajar begini sama siapa.. kamu ini bandel yach..”<br />
“Belajar dari film dan bukunya temen, tapi Dhea.. nggak bandel loh… Kek…”<br />
“Sini Kakek.. juga mau nonton,” kataku sambil duduk di sebelahnya.<br />
”Kakek mau nonton juga.. Kakek nggak marah sama Dea khan?” katanya agak manja sambil melendot di bahuku.<br />
“Nggak… ayo pindahin channel-nya!”<br />
<br />
Gambar TV pun langsung berubah menjadi film porno lagi. Tanpa bergeming, Dhea asyik menatap film panas itu sementara nafasku sudah berubah menjadi nafsu buas dan batang kemaluanku mulai mengeras berusaha keluar dari balik celanaku.<br />
<br />
“Dhe… mau Kakek pangku.. nggak?” Tanpa menoleh ke arahku Dhea bergeser untuk dipangku. Dhea yang sudah meloloskan celana dalamnya merasa terganggu ketika kemaluannya yang beralaskan roknya tersentuh batang kemaluanku yang masih tertutup celana.<br />
“Ah.. Kakek.. ada yang mengganjal lubang kemaluan Dhea nih dari bawah.”<br />
“Supaya nggak ganjal, rok kamu lepasin aja, soalnya rok kamu yang bikin ganjal.”<br />
<br />
Tiba-tiba Dhea menungging dipangkuan melepaskan roknya, badannya menutupi pemandanganku ke arah TV tapi yang kulihat kini terpampang di depan mukaku pantat Dhea yang terbungkus kulit putih bersih dan di bawahnya tersembul bulu-bulu tipis yang masih halus menutupi liang kemaluannya yang mengeluarkan aroma bau harum melati.<br />
<br />
“Dhea.. biar aja posisi kamu begini yach!”<br />
“Ah.. Kakek, badan Dhea khan nutupin Kakek… nanti Kakek nggak lihat filmnya.”<br />
“Ah.. nggak apa-apa, Kakek lebih suka melihat ini.”<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Pantatnya yang montok sudah kukenyot dan kugigit dengan mulut dan gigiku. Tanganku yang kiri memegangi tubuhnya supaya tetap berdiri sedangkan jari tengah tangan kananku kuusap lembut pada liang kemaluannya yang membuat Dhea menegangkan tubuhnya.<br />
<br />
“Ah… Ah… ssh.. sshh…” Pelan-pelam jari tengahku kutusukkan lebih ke dalam lagi di lubamg kemaluannya yang masih sangat rapat.<br />
“Aw.. aw… aw.. sakit.. Kek…” jerit kecil Dhea. Setelah lima menit jariku bermain di kemaluannya dan sudah agak basah, sementara lubang kemaluannya sudah berubah dari putih menjadi agak merah. Kumulai memainkan lidah ke lubang kemaluannya. Saat lubang kemaluan itu tersentuh lidahku, aku agak kaget karena lubang kemaluan itu selain mengeluarkan aroma melati rasanya pun agak manis-manis legit, lain dari lubang kemaluan perempuan lain yang pernah kujilat, sehingga aku berlama-lama karena aku menikmatinya.<br />
<br />
“Argh… argh… lidah Kakek enak deh.. rasanya.. agh menyentuh memek Dhea… Dhea jadi suka banget nih.”<br />
“Iya… Dhea, Kakek juga suka sekali rasanya, memekmu manis banget rasanya.”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Dengan rakusnya kujilati lubang kemaluan Dhea yang manis, terlebih-lebih ketika biji klitorisnya tersentuh lidahku karena rupanya biang manisnya dari biji klitorisnya. Dhea pun jadi belingsatan dan makin menceracau tidak karuan.<br /><br />
“Argh.. sshh.. agh… aghh… tidddaak… Kek… uenak… buanget… Kek.. argh… agh.. sshhh…” Hampir 30 menit lamanya biji klitoris Dhea jadi bulan-bulanan lidahku dan limbunglah badan Dhea yang disertai cairan putih kental dan bersih seperti lendir, mengucur deras dari dalam lubang kemaluannya yang langsung membasahi lubang kemaluannya dan lidahku. Tapi karena lendir itu lebih manis lagi rasanya dari biji klitorisnya langsung kutelan habis tanpa tersisa dan membasahi mukaku.<br />
<br />
“Arggghh.. aaawww… sshhh.. tolong… Kek… eennaak… baangeeet… deh…” Jatuhlah tubuh Dhea setelah menungging selama 30 menit meniban tubuhku.<br />
<br />
Setelah tubuhku tertiban kuangkat Dhea dan kududukkan di Sofa, sementara badannya doyong ke kiri, aku melepaskan semua pakaianku hingga bugil dimana batang kemaluanku sudah tegang dan mengeras dari tadi. Kemudian kedua kaki Dhea aku lebarkan sehingga lubang kemaluan itukembali terbuka lebar dengan sedikit membungkuk kutempelkan batang kemaluanku persis di liang kemaluannya. Karena lubang kemaluannya masih sempit, kumasukkan tiga buah jari ke lubang kemaluannya, supaya lubang kemaluan itu jadi lebar. Ketika jari itu kuputar-putar, Dhea yang memejamkan mata hanya bisa menahan rasa sakit, sesekali ia meringis.<br />
<br />
Setelah 5 menit lubang kemaluannya kuobok-obok dan terlihat agak lebar, kutempelkan batang kemaluanku tepat di lubang kemaluannya, lalu kuberikan hentakan. Tapi karena masih agak sempit maka hanya kepala kemaluanku saja yang bisa masuk. Dhea pun menjerit.<br />
<br />
“Awh… sakit.. Kek… sakit.. banget…”<br />
“Sabar… sayang… nanti juga enak.. deh…”<br />
<br />
Kuhentak lagi batang kemaluanku itu supaya masuk ke lubang kemaluan Dhea, dan baru yang ke-15 kalinya batangan kemaluanku bisa masuk walau hanya setengah ke lubang kemaluan Dhea. Dhea pun 15 kali menjeritnya.<br />
<br />
“Ampun… Kek… sakit.. banget… ampun!” Karena sudah setengah batang kemaluanku masuk, dan mulai aku gerakan keluar-masuk dengan perlahan, rasa sakit yang dirasakan Dhea berubah menjadi kenikmatan.<br />
“Kek.. Kek.. gh… gh… enak.. Kek… terus.. Kek.. terus.. Kek… batang.. Kakek.. rasanya… sampai.. perut Dhea.. terus… Kek!”<br />
“Tuh.. khan… benar.. kata Kakek… nggak.. sakit lagi sekarang.. jadi enak.. kan?”<br />
<br />
Dhea hanya mengangguk, kaus yang digunakannya kulepaskan berikut BH merah mudanya, terlihatlah dengan jelas payudara Dhea yang baru tumbuh tapi sudah agak membesar dimana diselimuti kulit putih yang mulus dan di tengahnya dihiasi puting coklat yang juga baru tumbuh membuatku menahan ludah. Lalu dengan rakusnya mulutku langsung mencaplok payudara itu dan kukulum serta kugigit yang membuat Dhea makin belingsatan.<br />
<br />
Setelah satu jam, lubang kemaluan Dhea kuhujam dengan batang kemaluanku secara ganas, terbongkarlah pertahanan Dhea yang sangat banyak mengeluarkan cairan lendir dari dalam lubang kemaluannya membasahi batanganku yang masih terbenam di dalam lubang kemaluannya disertai darah segar yang otomatis keperawanan cucuku Dhea telah kurusak sendiri. Dhea pun menggeleparlalu ambruk di atas Sofa.<br />
<br />
“Agh… agh.. agh.. argh… argh… sshh… ssshh… argh… gh.. gh… Dhea… keluar.. nih.. Kek.. aw… aw…”<br />
<br />
Lima belas menit kemudian aku pun sampai pada puncak kenikmatan, dimana tepat sebelum keluar aku sempat menarik batang kemaluanku dari lubang kemaluan Dhea dan menyemburkan cairan kental hangat di atas perut Dhea dan aku pun langsung ambruk meniban tubuh Dhea.<br />
<br />
“Aw.. agh.. agh.. Dhea.. memekmu.. memang.. luar biasa, kontol Kakek.. sampai dipelintir di dalam memekmu…agh… kamu.. me.. memeng… hebat…”<br />
<br />
Setengah jam kemudian, dengan terkaget aku terbangun oleh elusan tangan lembut memegangi kontolku.<br />
<br />
“Kakek… habis… ngapain.. Kakak Dhea… kok… Kakak Dhea dan Kakek telanjang… kayak habis.. mandi.. Marsha juga.. mau dong telanjang.. kayak… Kakek dan.. Kakak Dhea.”<br />
“Hah.. Marsha jangan… telanjang!”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Tapi perkataanku kalah cepat dengan tindakannya Marsha yang langsung melepaskan semua pakaiannya hingga Marsha pun bugil. Aku terkejut melihat Marsha bugil dimana tubuh anak umur 11 tahun ini kelihatan sempurna, lubang kemaluan Marsha yang masih gundul belum tumbuh bulu-bulu halus tetapi payudaranya sudah mulai berkembang malah lebih montok dari payudara Dhea. Kulit tubuh Marsha pun lebih putih dan mengkilat dibanding kulit tubuh Dhea, sehingga membuat nafsu seks-ku kembali meningkat.<br />
<br />
“Kek… Marsha kan tadi ngintip ketika perut Kakak Dhea dimasukin sama punya kakek.. Marsha juga mau dong.. kata mama dan papa, kalau Kakak Dhea dapat sesuatu pasti Marsha juga dapat.”<br />
“Oh… mama dan papa bilang begitu yach, kamu memang mau perut kamu dimasukin punya Kakek.”<br />
“Iya.. Kek.. Marsha mau sekali.”<br />
<br />
Tanpa banyak basa-basi kusuruh Marsha terlentang di atas karpet. Dengan agak riang Marsha langsung terlentang, aku duduk di sampingnya kedua kakinya aku lebarkan sehingga lubang kemaluannya yang gundul terlihat jelas. Kusuruh Marsha menutup mata.<br />
<br />
“Marsha sekarang tutup matanya yach, jangan dibuka kalau Kakek belum suruh, nanti kalau sakit Marsha hanya boleh bilang sakit.” Marsha pun menuruti permintaanku. Lubang kemaluannya kuusap dengan jari tengahku dengan lembut dan sesekali jariku kumasukkan ke lubang kemaluannya. Tangan kiriku dengan buasnya telah meremas payudaranya dan memelintir puting yang berwarna kemerahan. Marsha mulai menggelinjang. Dia tetap memejamkan matanya, sedang mulutnya mulai nyerocos.<br />
<br />
“Ah… ah… ah.. sshh.. ssh…” Kedua kakinya disepakkan ketika jari tengahku menyentuh klitorisnya. Lidahku mulai menjilati lubang kemaluannya karena masih gundul, dengan leluasa lidahku mengusapliang kemaluannya sampai lidahku menyentuh klitorisnya. Dikarenakan usianya lebih muda dari Dhea maka lubang kemaluan dan klitoris Marsha rasanya belum terlalu manis dan 10 menit kemudian keluarlah cairan kental putih yang rasanya masih hambar menetes dengan derasnya dari dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku yang sebagian tidak kutelan karena rasanya yang masih hambar sehingga membasahi paha putihnya.<br />
<br />
“Ah… ah… ngeh.. ngeh… Marsha.. basah nih Kek…” Kuambil bantal Sofa dan kuganjal di bawah pantat Marsha sehingga lubang kemaluan itu agak terangkat, lalu kutindih Marshadan kutempelkan batang kemaluanku pada lubang kemaluannya yang masih berlendir. Kuhentak batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Marsha yang masih lebih rapat dari lubang kemaluan Dhea. Kuhentak berkali-kali kemaluanku sampai 25 kali baru bisa masuk kepala kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha. 25 kali juga Marsha menjerit.<br />
<br />
“Aw.. aw.. sakit.. Kek… sakit.. sekali..”<br />
“Katanya kamu mau perutmu aku masukin punya Kakek seperti lubang kemaluan Kakak Dhea.”<br />
“Iya Kek… Marsha mau… Marsha tahan aja deh sakitnya.”<br />
<br />
Kepala kemaluanku yang sudah masuk ke lubang kemaluan Marsha kehentak sekali lagi, kali ini masuk hampir 3/4-nya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha, ini karena lubang kemaluan Marsha masih licin sisa lendir yang tadi dikeluarkannya.<br />
<br />
“Hegh… hegh… hegh.. iya Kek sekarang Marsha nggak sakit lagi… malah enak.. rasanya di perut Marsha ada yang dorong-dorong… Hegh.. Hegh…” komentar Marsha ketika menahan hentakan batang kemaluanku di lubang kemaluannya.<br />
<br />
Setelah 30 menit lubang kemaluannya kuhujam dengan hentakan batang kemaluanku, meledaklah cairan kental dan tetesan darah dari lubang kemaluan Marsha keluar dengan derasnya yang membasahi kemaluanku dan pahanya. Marsha pun langsung pingsan.“Arrgh.. arrghh.. ssh… Kek… Marsha.. nggak kuat… Kek… Marsha.. mau pingsan… nih… nggak.. ku.. kuaatt…”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Pingsannya Marsha tidak membuatku mengendorkan hentakan kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin, malah membuatku makin keras menghentaknya, yang membuatku sampai puncak yang kedua kalinya setelah yang pertama kali di lubang kemaluannya Dhea, tapi kali ini aku tidak sempat menarik batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluan Marsha sehingga cairan kental hangat itu kubuang di dalam perut Marsha dan setelah itu baru kulepaskan batang kemaluanku dari lubang kemaluan Marsha yang masih mengeluarkan lendir.<br />
<br />
“Ah.. ah… ser… ser… ser… jrot.. jrot.. agh… ag.. ssh… argh…” Tubuhku pun langsung ambruk di tengah Marsha yang pingsan di atas karpet dan Dhea yang tertidur di sofa. Satu jam kemudian aku terbangun di saat batang kemaluanku berasa dijilat dan ketika aku melirik aku melihat Dhea dan Marsha sedang bergantian mengulum batang kemaluanku dan menjilati sisa cairan lendir tadi, kuusap kedua kepala cucuku itu yang lalu kusuruh keduanya mandi.<br />
<br />
“Dhea.. sudah.. sayang.. sana ajak adikmu.. bersih-bersih dan mandi setelah itu kita ke Mall, beli McDonal.. ayo sayang!”<br />
“Kek.. Dhea puas deh.. lain.. kali lagi yach Kek!”<br />
“Asyik beli McDonal.. tapi lain kali lagi yach… Kek, perut Marsha jadi hangat.. deh.. enak..”<br />
“Iya.. sayang.. pasti lagi.. ayo sekarang Kakek yang mandiin.”<br />
<br />
Setelah itu kami pun mandi bertiga, sejak saat itu kedua cucuku selalu tiap malam minta coba lagi keganasan batang kemaluanku. Aku pun tersenyum bangga bahwa aku memang penakluk perempuan, walau perempuan yang aku taklukan adalah kedua cucuku yang sekarang tinggal bersamaku.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-22180055929151653912018-10-22T18:26:00.001+07:002018-10-22T18:26:11.247+07:00Keperkasaan Murdi Sebagai Petani Desa<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/keperkasaan-murdi-sebagai-petani-desa.html">Keperkasaan Murdi Sebagai Petani Desa</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVJSTXly4tcuboWf50hkM-bR-MOtPtyPeft-WXDKSZLpC3JyvbphlIwG93bxYMv3Xp4TizU3D7yteE31SapopE1qkwWdfWbu_tRAnLT3BYm_7jgYnQXvdSv0G2UTPC5ffn2qrNKeDoBww/s1600/ceritasexhot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keperkasaan Murdi Sebagai Petani Desa" border="0" data-original-height="449" data-original-width="600" height="476" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVJSTXly4tcuboWf50hkM-bR-MOtPtyPeft-WXDKSZLpC3JyvbphlIwG93bxYMv3Xp4TizU3D7yteE31SapopE1qkwWdfWbu_tRAnLT3BYm_7jgYnQXvdSv0G2UTPC5ffn2qrNKeDoBww/s640/ceritasexhot.jpg" title="Keperkasaan Murdi Sebagai Petani Desa" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Holiday’s Challenge menceritakan tentang sifat-sifat seorang wanita yang mungkin jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada unsur kepolosan dari seorang wanita yang terkandung dalam cerita ini, hanya ada sifat-sifat wanita nakal dan bitchy.<br />
<br />
Cerita ini hanya mengkisahkan wanita-wanita dengan sifat yang tidak biasa yang mencari ‘pengalaman’ baru di saat liburan. Kemungkinan besar cerita ini tidak akan menarik, mungkin cenderung membosankan, tapi bisa sebagai penambah koleksi cerita seru sambil menunggu cerita-cerita yang lebih hebat dari para pengarang lainnya.<br />
<br />
“akhirnya selesai juga UAS yang ngebetein..”, ujar Riri merasa lega sekali, ujian akhir semester genapnya selesai di laluinya.<br />
“oh iya, Ri..kita liburan kemana nih, kan kalo semester genap gini…liburnya lama banget n’ bikin bete…”.<br />
“bentar, kita omongin sekalian ama Lina n’ Intan..”.<br />
<br />
Riri dan Monica pun berjalan ke kelas, dimana Lina dan Intan ujian. Riri, Intan, Monica, dan Lina adalah 4 gadis yang menjadi bunga kampus, diidam-idamkan banyak lelaki di kampusnya. Setiap mereka berempat lewat, lelaki yang dilalui mereka akan diam terpaku dan menghentikan segala aktivitasnya hanya untuk memandangi mereka berempat berlalu. Bisa dibilang, mereka berempat memang tipe cewek yang suka menggoda lelaki. Setiap ada cowok yang menggoda mereka baik siul-siul, panggil-panggil, atau caper, pasti salah satu dari mereka akan menengok dan tersenyum manis. Mereka suka sekali dengan cowok yang sok-sok menggoda, tapi kalau ditanggapi langsung salah tingkah. Mereka pun tak pernah menolak jika diajak kenalan sehingga tak heran kalau mereka berempat punya banyak teman lelaki di kampus.<br />
<br />
“Mon, kemana nih yang enak liburannya?”.<br />
“mana ya? pantai?”.<br />
“bosen ah..”.<br />
“puncak?”.<br />
“ogaah…bosen parah..”.<br />
“hmm…”.<br />
“terus kemana dong?”.<br />
“hmm…”.<br />
“ke Bali?”.<br />
“hmm…gimana kalo liburan ini kita nyobain kerja-kerja kasar gitu?”.<br />
“kerja kasar? maksud lo?”.<br />
“yaa jadi buruh kek, petani kek, apa kek gitu, gimana?”, usul Intan.<br />
“ah gila lo, apa enaknya liburan kayak gitu?”.<br />
“yee justru itu…biar liburan kita beda gitu…bosen kan lo dugem, ketemu cowok-cowok ganteng n’ kaya yang suka banggain diri sendiri?”, jelas Intan yang memang agak beda dengan 3 temannya yang glamour meski dia juga tak kalah kaya dengan 3 temannya, tapi tetap saja, Intan sama ‘gila’nya dengan ketiga temannya.<br />
<br />
“mm…bener juga, gue juga dari dulu pengen ngerasain jadi peternak gitu deh..”.<br />
“okelah, tapi emangnya ada tempat yang kayak gitu?”.<br />
“dodol lo ah…kita cari profesi beneran aja..”.<br />
“hmm..gimana..sekalian aja taruhan..yang paling lama tahan, menang n’ dapet duit 5 juta, gimana?”.<br />
“bener yaa? siip deh..”.<br />
“tapi mesti ada bukti foto n’ video ya..”, ujar Riri.<br />
“oke kalo gitu..DEAL !!”.<br />
<br />
Hari pertama liburan, Lina bingung dengan tantangan teman-temannya. Dia mau mencoba jadi apa, tak pernah terbayang olehnya, melakukan pekerjaan kasar. Tapi, setelah dipikir-pikir, Lina juga penasaran tentang sisi berlawanan dari kehidupannya. Sisi kehidupan yang harus bekerja keras hanya untuk menyambung kehidupan satu hari saja. Saat sedang menggonta-ganti chanel tv, Lina menonton acara tentang para petani yang sedang menggarap sawah.<br />
<br />
“hmm…apa gue coba jadi petani ya?”.<br />
“tapi ntar kulit gue jadi item..”. Entah kenapa, pertimbangan-pertimbangan tadi seperti sirna di pikiran Lina. Sekarang, hanya ada perasaan semangat dan tak sabar. Lina sendiri tak mengerti, kenapa dia begitu ingin merasakan jadi petani, mungkin karena dia ingin sekali mendapatkan pengalaman baru.<br />
<br />
“hmm…gue tinggal ma Abah Murdi aja kali yaa?”. Lina teringat dengan orang yang dipercaya ayah Lina untuk mengurusi sawah keluarga Lina yang ada di kampung halamannya.<br />
<br />
Bagi Lina, Murdi sudah seperti keluarga sendiri. Dari kecil, Lina selalu diawasi Murdi jika main di sawah. Kalau dipikir-pikir, sudah lama ia tak bertemu Murdi. Sekalian maen aja ah, pikir Lina. Keesokan harinya, Lina pun mengemudikan mobilnya ke desa dimana ia menghabiskan waktu kecilnya. Saat Lina sudah dekat dengan rumah masa kecilnya, dia melihat seorang pria tua keluar dari rumahnya dengan memakai caping. Pria tua itu berhenti, mengamati mobil sedan berwarna silver itu. Tak lama kemudian, Lina keluar dari mobil dan berjalan ke arah pria tua itu. Keduanya saling mengamati satu sama lain. Wajahnya familiar, tapi tak kenal, pikir keduanya.<br />
<br />
“sini, Abah papah..”. Dengan dipapah Murdi, Lina pun duduk di saung terdekat. Petani yang lain pun mengerubungi saung itu, ingin tahu apa yang terjadi.<br />
“pinjem korek”.<br />
“nih, Bah…”. Beberapa lintah yang ada di betis Lina pun bisa dilepaskan Murdi setelah lintah itu dibakar terlebih dulu.<br />
“ini, Bah..masih ada di paha Lina..”. Ada 4 lintah yang menempel di paha Lina bagian dalam.<br />
“maav, non..bisa diangkat dulu kakinya..”.<br />
“iya, Bah..”.<br />
<br />
Para petani yang mengerubungi saung pun seolah tak berkedip atau lebih tepatnya tak mau berkedip. Tentu mereka tak mau melewatkan detik-detik pembukaan ‘warung’ Lina. Lina mengangkat kedua kakinya ke atas saung, dan tanpa disuruh Lina melebarkan kedua kakinya ke samping kiri dan kanan seperti huruf M.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Pandangan mata para lelaki yang ada di sekitar Lina berubah bagai pandangan serigala saat melihat ada mangsa. 5 pasang mata, semuanya tertuju ke daerah yang paling intim dari tubuh Lina. Bukannya tak menyadari, Lina sadar betul, semua yang ada di sekitarnya tidak memperhatikan lintah yang ada di pahanya melainkan daerah yang ada di tengah-tengah selangkangannya. Ada rasa hangat yang dirasakan Lina muncul dari dalam tubuhnya. Rasa panik melihat lintah yang tadi dirasakan Lina kini berubah menjadi sedikit rasa semangat dan gairah.<br />
<br />
Pandangan-pandangan liar para petani membuat Lina merasa dirinya begitu terekspos dan begitu ‘terbuka’ seolah-olah tak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Pikiran liar pun singgah di pikiran gadis kota yang cantik jelita itu. Di dalam pikirannya, Lina membayangkan dirinya bugil sementara Murdi sedang memeriksa vaginanya (vagina Lina) sebelum digunakan beramai-ramai oleh para petani yang sudah tak sabar ingin menjejalkan alat kelamin mereka ke dalam liang sempit milik Lina.<br />
<br />
Tanpa sadar, kedua kaki Lina semakin terbuka lebar. Bukannya melepaskan lintah, tapi Murdi malah bengong, tatapan matanya fokus ke tengah-tengah selangkangan Lina yang ada tepat di hadapannya. Murdi ingin sekali merobek celana Lina, penasaran ingin melihat apa yang ada di dalamnya. Pastilah indah alat kelamin yang dimiliki seorang gadis cantik seperti Lina, pikir Murdi. Otak Murdi pun kembali normal. Murdi membakar semua lintah yang ada di paha bagian dalam Lina.<br />
<br />
“udah non…”, ujar Murdi.<br />
“makasih, Bah…”. Lina mengelap sedikit sisa-sisa darah yang ada di pahanya.<br />
“non Lina gak apa-apa?”, tanya seorang petani.<br />
“iya gak apa-apa kok, Pak Abdul…”, jawab Lina sambil tersenyum.<br />
“non bisa jalan?”.<br />
“bentar, Bah…”. Lina limbung ketika menapakkan kedua kakinya dan mencoba berdiri. Dengan sigap, Murdi memeluk Lina agar Lina tidak terjatuh.<br />
“kaki Lina sakit banget, Bah..”. Semuanya merasa iri dengan Murdi yang bisa memeluk dan memegang tubuh indah Lina.<br />
“kalo gitu Abah gendong non Lina ampe rumah yaa?”.<br />
“iya, Bah..”. Lina pun langsung nemplok ke punggung Murdi setelah Murdi jongkok. Lina pun mengalungkan kedua tangannya ke leher Murdi.<br />
“maaf ya non..”.<br />
“iya, Bah..gak apa-apa kok..”. Murdi merapatkan kedua tangannya untuk menampung pantat montok Lina.<br />
“semuanya, Lina pulang dulu ya..”.<br />
“iyaa, non..moga cepet sembuh..”, jawab para petani seperempak yang sebenarnya sangat iri kepada Murdi.<br />
“udah lama gak digendong Abah kayak gini..”.<br />
“iya non..udah lama juga..”.<br />
<br />
Emang udah lama, tapi gak pernah seenak ini gendong lo, toket lo empuk banget, pikir Murdi. Payudara Lina yang masih terbungkus bh dan baju itu menempel erat di punggung Murdi sampai kelihatan menyatu dengan punggung Murdi. Meski agak bau sinar matahari, Lina merasa nyaman digendong Murdi sampai tak terasa tertidur, mungkin karena kelelahan juga.<br />
<br />
“non udah nyampe..”.<br />
“haa?? mm…”, ujar Lina sambil mengucek-ngucek matanya. Lina melepaskan rangkulannya di leher Murdi. Dengan bantuan Murdi, Lina pun bisa nyaman selonjoran di kasurnya.<br />
<br />
“kaki non Lina masih sakit?”.<br />
“iyaa nih, Bah…masih agak sakit..”.<br />
“mau Abah pijetin kakinya?”.<br />
“boleh, Bah..”.<br />
“bentar yaa non, Abah pulang dulu..ambil minyak..”.<br />
“iyaa, Bah..jangan lama-lama ya…”.<br />
<br />
Murdi keluar kamar, sementara Lina memikirkan peristiwa di sawah tadi. Tak pernah ia merasa begitu nakal dan begitu liar.<br />
<br />
Rasa penasaran pun muncul di benak Lina. Entah darimana pikiran itu, tapi rasanya sekarang Lina ingin sekali melihat kejantanan Murdi. Meski sudah tua, tapi Murdi masih terlihat bugar dan kekar. Vaginanya terasa hangat dari dalam, seperti butuh sentuhan. Tangannya mengelus-elus daerah pribadinya sendiri.<br />
<br />
“hmmm”. Sebuah batang yang hitam, besar, dan berurat terbayang di pikiran Lina. Semakin ‘gatal’ rasanya sehingga tangannya pun semakin aktif. Sebagai pemiliknya, Lina tahu kalau daerah intimnya perlu sentuhan. Lina pun menyusupkan tangannya ke dalam hotpantsnya.<br />
“uuuhhhmmm”.<br />
<br />
Usapan-usapan lembut pada bibir vaginanya sendiri terasa begitu ‘menenangkan’. Jari tengahnya naik turun tepat di tengah-tengah belahan bibir vaginanya. Lina pun memejamkan matanya, meresapi gerakkan jarinya. Gemas dengan rangsangan ‘lembutn’ya sendiri, Lina menyusupkan 2 jarinya masuk ke dalam liang vaginanya yang ‘panas’.<br />
<br />
“eemmm…mmmm..”, 2 jarinya bergerak keluar masuk dengan penuh sensasi. Lina sadar ada sepasang mata yang sedang mengamatinya.<br />
<br />
Lina membuka matanya. Murdi sudah ada di sebelah ranjangnya, sedang berdiri dan memandangnya. Bukannya berhenti, Lina malah mengeluarkan tangannya dan langsung menuntun tangan Murdi masuk ke dalam hotpantsnya.<br />
<br />
“Baah, tolong Linaa…”, desah Lina dengan suara yang begitu menggairahkan dan begitu ‘memancing’. Dengan insting pria sejati yang berorientasi sex lawan jenis (normal), tanpa ragu-ragu Murdi mulai meremasi isi dari hotpants Lina.<br />
<br />
“ooohh yeeaahhh disiituu Baah !!! teeruuss Baahh !! uuummhhh…”, Lina semakin menggila saat 2 jari Murdi mulai mengebor vaginanya. Tanpa ragu-ragu, tangan Murdi yang satu lagi merayap masuk ke dalam kaos Lina dan langsung meremasi payudara yang empuk nan kenyal yang ada di dalamnya.<br />
<br />
“EEERGGHHH !!!”, lenguh Lina panjang, tubuhnya menegang.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Murdi mengeluarkan tangannya. Tanpa di suruh, Murdi menarik hotpants Lina beserta celana dalamnya dan membuangnya ke lantai. Bagai mimpi, Murdi tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tak percaya dengan pandangannya, vagina kecil yang dulu sering ia sentuh dan ia cuci kini begitu indah, begitu menggiurkan. Tanpa ragu-ragu, Murdi menempatkan kepalanya di antara selangkangan Lina. Murdi membenamkan kepalanya di selangkangan Lina yang sangat wangi. Merasa ada yang menginvasi daerah pribadinya, secara alami Lina merapatkan kedua pahanya, menjepit kepala Murdi yang ada di tengahnya. Hidung Murdi menempel di belahan vagina Lina. Murdi menarik nafas dalam-dalam, menghirup ‘aroma therapy’ yang berasal dari vagina Lina. Beda sekali dengan punya istrinya yang bau amis. Memek cewek cakep emang beda, pikir Murdi. Lidah Murdi pun menjulur keluar, menyentuh kelamin Lina.<br />
<br />
“ehhh..”, tubuh Lina langsung bereaksi saat benda lunak dan hangat melakukan kontak fisik dengan alat kelaminnya.<br />
<br />
Dengan rakusnya, Murdi melahap vagina Lina habis-habisan. Tak henti-hentinya, lidah Murdi menyapu setiap jengkal dari daerah segitiga majikannya yang cantik itu. Mungkin hanya kali ini bisa merasakan vagina yang seharum dan seenak ini, pikir Murdi. Lidahnya terus menggali, menggali, dan menggali lebih dalam lagi ‘tambang’ yang ada di hadapannya sehingga Lina pun menggeleng-gelengkan kepala, menggeliat-geliat, kedua pahanya semakin menjepit kepala Murdi.<br />
<br />
“oooohhhh !!! teeruuusshhh Baaahhh !!!! makan memek Linaa seepuaasnyaaaa !!!!”, teriak Lina lepas, tak terkontrol.<br />
“iyaaaa Baahh !! jilatin memek Linaa !!! memek Linaa punya Abaaahhh !!!! ooohhhh !!!”. Mendengar perkataan-perkataan kotor yang keluar dari mulut gadis cantik seperti Lina membuat semangat Murdi berapi-api seperti prajurit yang bersemangat menghadapi perang. Lina menekan kepala Murdi agar lebih menempel dengan vaginanya.<br />
<br />
“aaahh aahhh aaahh AAAAKKKHHHH !!!!”, Lina mengejang hebat, kedua pahanya menjepit kepala Murdi dengan sangat kencang, perutnya agak ke atas.<br />
<br />
“ssrruupphhh !!!!”, Murdi tak menyia-nyiakan ‘sumber mata air’ Lina. Semuanya habis diseruput Murdi, cairan yang tertinggal di liang vagina Lina pun sampai tak ada karena terserap lidah Murdi yang masuk kembali.<br />
<br />
Selesai meminum inti sari dari kelamin nonanya sampai terkuras habis tak bersisa, Murdi mengangkat kepalanya menjauh dari selangkangan Lina. Dengan sangat tergesa-gesa, Murdi membuka celana dan celana dalamnya sendiri. Kedua mata Lina langsung tertuju ke benda yang ada di tengah-tengah selangkangan Murdi. Benda itu terlihat begitu kokoh.<br />
<br />
“masukkin, Bah…”, lirih Lina meminta Murdi untuk menyumpal vaginanya.<br />
<br />
Kedua kaki Lina terbuka dengan sangat lebar, Lina juga menyibakkan bibir vaginanya sendiri untuk mengundang burung Murdi agar segera masuk ke dalam. Tanpa perlu disuruh, pucuk penis Murdi pun sudah mencium lubang vagina Lina.<br />
<br />
“masukkin, Baah..”, pinta Lina dengan melirih. Murdi memajukan pinggulnya perlahan, kepala penisnya mulai mendobrak masuk ke dalam liang kewanitaan Lina.<br />
“heemmhhh….”, Lina merasa bagian bawah tubuhnya benar-benar penuh, penuh sesak dengan batang besar milik Murdi yang semakin masuk ke dalam.<br />
<br />
Sensasi yang belum pernah dirasakan Murdi, batangnya terasa begitu terjepit dan terasa seperti diurut dan dipijat. Seluruh batang Murdi telah tertancap di dalam liang vagina Lina dengan sangat kokoh. Murdi tak bergerak, diam sejenak untuk menikmati liang vagina Lina yang begitu hangat dan begitu sempit. Murdi merasa penisnya seperti dicengkram dengan sangat kuat oleh dinding vagina Lina. Belum lagi rasa hangat yang menyelimuti penisnya.<br />
<br />
Desahan-desahan pelan mengalun lembut dari mulut Lina saat Murdi mulai menggerakkan tongkatnya. Murdi agak kesusahan menarik dan juga mendorong penisnya, rasanya liang rahim Lina terlalu sempit. Tapi dengan penuh kelembutan, Murdi terus berusaha memompa penisnya dengan perlahan.<br />
<br />
“oohh ooouuhh uummhh..iyaa, Baahh !! enaak, Baahh !!!”, racau Lina merasa nikmat yang luar biasa di bagian bawah tubuhnya.<br />
<br />
Murdi terus ‘menggasak’ liang vagina Lina. Menyodoknya dengan penuh perasaan namun cukup kuat untuk membuat Lina tersentak-sentak.<br />
<br />
“ookkhh…ookkhh..ookkhh…”, Lina mengerang keenakan saat Murdi menyodok vaginanya sampai mentok.<br />
<br />
Si pria tua itu terus menggenjot dengan ritme pelan agar si gadis cantik yang sedang digenjotnya bisa membiasakan diri terlebih dulu. Kedua tangan Murdi pun menangkup dan menggenggam ‘kemasan susu’ Lina. Meremasi payudara Lina yang terasa sangat empuk dan kenyal itu. Kaki Lina pun melingkar erat di pinggang Murdi. Keduanya masih mengenakan kaos, tapi alat kelamin mereka sudah menyatu. Berpikir Lina sudah mulai terbiasa, Murdi mulai mempercepat genjotannya.<br />
<br />
“OOOUUHHH !!!”, Lina mengeluh panjang lagi, gelombang orgasme melanda tubuhnya.<br />
<br />
“hhhh…”, nafas keduanya menderu-deru, bulir-bulir keringat Murdi jatuh membasahi tubuh Lina yang juga tak kalah basah oleh keringat. Kedua insan itu bercinta dengan sangat bergairah, begitu menggelora. Desahan-desahan penuh kenikmatan keluar dari mulut keduanya. Keduanya saling berpelukan dengan erat sementara alat kelamin mereka terus bergesekkan semakin cepat dan tanpa henti.<br />
<br />
“ooh ooohh OOOKKHHH !!!!”, erang Murdi melepas orgasmenya.<br />
<br />
“BAAAAAHHH !!!”, Lina juga mengerang lepas. Keduanya sama-sama meraih puncak kenikmatan yang mereka bangun bersama-sama. Rasa hangat dan becek terasa oleh Lina di liang kewanitaannya. Mata Lina sayup-sayup, semakin tak jelas pandangannya. Rasa lelah karena di sawah hampir seharian ditambah habis digempur pria tua dengan ‘senjatan’ya yang bukan main membuat Lina tak bisa menahan rasa kantuknya.<br />
<br />
Dia pun tertidur tanpa memikirkan batang Murdi yang masih ‘menyangkut’ di vaginanya. Saat Lina terbangun, Lina mendapati dirinya sudah berselimut. Lina pun membuka selimutnya. Lina tersenyum saat melihat cairan putih yang meleleh keluar dari vaginanya. Lina bangun dan membuka kaos beserta bhnya lalu menuju kamar mandi.<br />
<br />
“aah segeerrr…”. Air dingin mengucur dari pancuran membasahi tubuh indah Lina.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Dia mengambil shower dan menyemprotkan air ke daerah intimnya untuk membersihkan alat kelaminnya yang telah ‘dinodai’ Murdi. Lina menyabuni setiap jengkal dari tubuhnya. Tubuh Lina pun kembali segar dan wangi. Lina melilitkan handuk ke tubuhnya yang basah. Handuknya yang bisa dibilang kecil hanya bisa menutupi payudara sampai 5 cm di bawah ‘lembah’ miliknya. Saat dia duduk di kursi meja rias, handuknya pun terangkat saking pendeknya.<br />
<br />
“kruuukk…”. Perut Lina pun berbunyi kencang. Perutnya keroncongan, minta diisi dengan makanan.<br />
“aduuh..pantes aja gue laper banget..udah jam segini…”.Lina pun mengambil hpnya dan menghubungi nomor rumah Murdi.<br />
<br />
“halo, siapa ini ?”.<br />
“ini Lina…ini Mbok Minah bukan ?”.<br />
“ooo yaa ampun !! neng Lina ??! apa kabar ? iyaa, ini Mbok Minah”.<br />
<br />
Lina dan Mbok Minah pun berbicara lewat telpon bagai 2 orang sahabat yang sudah lama tak bertemu.<br />
<br />
“oh iyaa, Mbok..Abah ada ?”.<br />
“iyaa ada, neng…kenapa ?”.<br />
“Lina laper banget nih, Mbok..”.<br />
“oh, iya neng, iya neng..nanti Mbok suruh Mas Murdi nganter makanan ke neng…”.<br />
“masakan Mbok kan yaa ?”.<br />
“iyaa, neng..”.<br />
“asiiik ! jangan lama-lama ya, Mbok..”.<br />
“iyaa, neng..”.<br />
“oh iyaa..kaki neng Lina udah agak mendingan ?”.<br />
<br />
Lina pun menggerakkan kakinya dan berdiri, rasa sakitnya sudah hilang meski masih agak ngilu sedikit.<br />
<br />
“udah nggak, Mbok…dipijitin Abah sih…”.<br />
“iyaa, kata Mas Murdi, neng Lina sampai ketiduran gara-gara dipijit kakinya”.<br />
“iyaa, Mbok..habis enak siih..”, ujar Lina senyum-senyum sendiri. Bukan ketiduran gara-gara dipijet, tapi gara-gara disodok-sodok, pikir Lina.<br />
“yaudah ya, Mbok…jangan lama-lama makanannya..hehe”.<br />
“beres, neng..”.<br />
<br />
Lina menyudahi pembicaraannya. Lina baru sadar kakinya sudah agak mendingan, tidak terlalu nyeri seperti sebelumnya. “pasti Abah mijitin kaki gue pas gue tidur”, ujar Lina berbicara sendiri.<br />
<br />
Meski kakinya terasa agak mendingan, tapi ada bagian lain yang terasa lebih ngilu yaitu daerah selangkangannya. Tapi, rasa ngilu itu tidak terlalu terasa karena Lina sedang duduk. Lina bersenandung sambil terus menyisir rambutnya. Entah darimana, Lina merasa senang sekali, tak sabar menantikan kedatangan Murdi. Lina hanya tahu satu hal, Murdi adalah satu-satunya pria yang mampu memberikan kepuasan batin yang begitu maksimal dari semua laki-laki yang tidur dengannya.<br />
<br />
Tubuhnya benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh pengurus sawah ayahnya itu. Meski selangkangannya jadi terasa agak ngilu, Lina ingin sekali merasakan sensasi sodokan-sodokan Murdi lagi. Terngiang-ngiang sensasi nikmat dari sodokan penis Murdi membuat Lina semakin tak sabar menunggu pria tua yang tadi telah menyetubuhinya itu.<br />
<br />
“tok tok tok !!”.<br />
“iyaa sebentar !!”, jawab Lina dengan agak berteriak.<br />
“adu duu hh..”, rasa ngilu terasa di pusat daerah intimnya saat dia ingin berjalan cepat menuju pintu. Lina pun berjalan pelan dengan kaki agak terbuka dari biasanya.<br />
“eh, Abah…udah Lina tungguin dari tadi..”.<br />
“iya..aa, non..maaf lama..”, Murdi merasa jadi canggung berhadapan dengan majikannya apalagi hanya handuk mini yang melilit di tubuh Lina. Ekspresi wajah Lina tak kelihatan kesal atau marah malah kelihatan senang.<br />
<br />
Masih segar ingatan Murdi akan tubuh indah Lina yang tak tertutup apa-apa sehingga Murdi memandang Lina seolah tembus pandang, tahu bagaimana bentuk dan setiap lekuk tubuh Lina meski tertutup handuk.<br />
<br />
“ayo, Bah..Lina udah mau mati nih…hehe..”. Murdi pun langsung ke dapur dan segera kembali dengan piring penuh dengan nasi. Lina yang duduk di kursi meja makan pun langsung menerima piring dari Murdi dan langsung menuang berbagai lauk yang ada di rantang yang tadi di bawa Murdi ke beberapa piring kosong yang memang sengaja disediakan di atas meja makan.<br />
<br />
“ayo, Bah..kita makan yuuk…”.<br />
“gak usah, non…non Lina aja yang makan..”.<br />
“ayoo dong, Bah…kita makan bareng..masa Lina makan sendirian..”.<br />
“ng..nggak usah, non..”. Murdi benar-benar merasa tak enak kepada Lina.<br />
<br />
Padahal tadi dia telah mengambil keuntungan dari tubuhnya dan memperkosanya, tapi kenapa majikannya masih tetap baik malah seperti tak terjadi apa-apa, pikir Murdi.<br />
<br />
“ayoo dong, Bah…kalo Abah gak makan, Lina marah nih..”, ujar Lina dengan nada agak manja.<br />
“i..i..iya deh non..”. Murdi pun pergi ke dapur untuk mengambil nasi dan ikutan makan dengan Lina. Gadis cantik itu makan dengan lahap.<br />
“aahh kenyaaang !!!”. Murdi tak berani menatap mata Lina, rasa bersalah dan takut gara-gara peristiwa itu meski Lina tak menunjukkan ekspresi marah.<br />
<br />
“non Lina..”.<br />
“iya, Bah ?”.Murdi langsung sujud di kaki Lina.<br />
“maaf..maafin Abah, non…Abah bener-bener minta maaf..Abah rela dipecat, non…tapi tolong jangan laporin Abah ke polisi…”, pinta Murdi memelas dengan nada suara orang yang hampir menangis.<br />
“diri, Bah…”, ujar Lina sambil berdiri. Murdi benar-benar takut akan dilaporkan ke polisi oleh gadis cantik yang ada di hadapannya karena telah memperkosanya. Murdi berdiri dan memberanikan diri mengangkat kepalanya untuk memandang mata Lina.<br />
<br />
“gak apa-apa kok, Bah..”, jawab Lina dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.<br />
“ha ? apa, non ?”, jawaban yang sama sekali tak diduga-duga membuat Murdi menjadi bingung.<br />
<br />
Sambil tersenyum, Lina membuka lilitan handuknya. Handuk itu pun langsung lolos turun ke bawah. Tubuh telanjang Lina tepat berada di depan Murdi.<br />
<br />
“iya, Bah..Lina gak marah kok…”, jawab Lina, nada suaranya begitu manja, seperti seorang istri yang sedang ingin bermanja-manjaan dengan suaminya.<br />
<br />
Murdi masih tak percaya, semuanya berjalan terlalu lancar bagaikan mimpi saja, Murdi sama sekali tak pernah membayangkan keadaan ini dimana dengan keadaan sadar, Lina telanjang bulat di hadapannya.<br />
<br />
“non Lina bener-bener gak marah ?”. Lina tersenyum, dia menuntun kedua tangan Murdi ke belakang tubuhnya dan menaruh di bongkahan pantat kanan dan kirinya lalu mengalungkan kedua tangannya ke leher Murdi.<br />
<br />
“beneer, Abah…malaahh…”, nada suara Lina kini berubah menjadi sangat ‘memancing’. Lina mendekatkan bibirnya ke kuping Murdi.<br />
“kalau Abah mau lagi..Lina gak keberatan kok..”, bisik Lina menggoda. Ucapan yang terlontar dari mulut Lina terdengar begitu merdu di telinga Murdi, seperti nada-nada lagu yang sangat indah.<br />
“bener, non ?”, Murdi masih tak percaya padahal jelas-jelas kedua tangannya menggenggam pantat montok gadis cantik itu.<br />
“Abah masih gak percaya ?”. Tanpa ba-bi-bu, Lina menempelkan bibirnya ke bibir Murdi yang agak hitam.<br />
“eeemmhh..emmhhh..ccpphhh”. Keduanya saling pagut, saling bergantian melumat dan menghisap bibir satu sama lain.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Memang beda rasanya jika cipokan dengan gadis yang masih muda dan sangat cantik, bibirnya terasa lembut dan seperti ada rasa buah anggur di bibirnya, pikir Murdi. Lina pun tak bergerak membiarkan bibirnya dipagut, dilumat, dihisap, dan dikulum habis-habisan oleh pria tua yang ada di hadapannya sekarang. Sesekali Lina menjulurkan lidahnya untuk menjadi ‘makanan’ Murdi. Enak sekali rasanya mencumbu bibir yang begitu lembut dan empuk sampai Murdi tak mau berhenti melumat bibir Lina untuk waktu yang cukup lama.<br />
<br />
Lina pun tak berusaha melepaskan diri, dia begitu meresapi dan menikmati cumbuan Murdi bahkan sampai memeluk Murdi dengan sangat erat bagai memeluk kekasihnya saja. Tangan Murdi pun sudah mulai beraktifitas. Asik sekali Murdi meremas-remas kuat bongkahan pantat Lina yang ada di genggaman tangannya. Tabokan dan cubitan pun dilayangkan Murdi ke pantat Lina yang memang empuk, sekel, padat, dan kenyal sehingga tak heran kalau Murdi jadi begitu gemas dibuatnya.<br />
<br />
Ternyata ini arti mimpinya kemarin, mimpi ketiban durian runtuh. Murdi kira itu artinya dia akan mendapatkan rejeki nomplok, tapi rupanya bidadari nomplok. Tak ada rezeki yang lebih baik dari sex gratis dengan gadis muda nan cantik yang mau disetubuhi dengan senang hati tanpa paksaan sedikit pun, pikir Murdi. Murdi pun menarik bibirnya setelah sangat puas mencumbu Lina.<br />
<br />
Keduanya megap-megap kekurangan oksigen. Lina dan Murdi saling menatap mata satu sama lain. Pandangan mata Lina adalah pandangan wanita yang sudah ‘on fire’, siap untuk digempur habis-habisan. Pandangan mata Murdi pun menunjukkan kalau dia sudah tak sabar ingin merengkuh kenikmatan dari tubuh gadis cantik yang ada di hadapannya. Tak sabar ingin menggeluti tubuh indah Lina untuk kedua kalinya, tidak, mungkin sampai 3x, tidak, pokoknya sampai burungnya tak mampu lagi berdiri dan persediaan sperma di kantung zakarnya habis tak bersisa.<br />
<br />
Sementara itu, telah terjalin suatu chemistry antara alat kelamin Lina dan Murdi. Vagina Lina seperti kutub utara sementara burung Murdi bagai kutub selatan yang membentuk medan magnet yang membuatnya saling tarik menarik dan ingin bertemu. Vagina Lina tak sabar ingin merasakan panjang dan diameter dari tongkat Murdi dan penis Murdi tak mau menunggu lagi untuk merasakan kehangatan dan sempitnya celah kecil yang ada di tengah-tengah selangkangan Lina.<br />
<br />
Karena sudah mengantongi izin, Murdi langsung menggendong Lina dan membawanya masuk ke dalam kamar. Tak beberapa lama kemudian, bunyi ranjang yang bergerak-gerak serta desahan, lirihan, dan rintihan keduanya pun terdengar dari dalam kamar. Hanya ada mereka berdua di dalam rumah itu sehingga mereka bisa mengekspresikan kenikmatan yang sedang mereka rasakan sesuka hati. Entah berapa jam sudah Lina dan Murdi berada di dalam kamar. Keduanya tak keluar-keluar kamar sedari tadi.<br />
<br />
Bahkan turun dari ranjang pun keduanya tak mau. Bagai malam pertama, Lina dan Murdi layaknya sepasang pengantin baru yang sedang bersetubuh dengan penuh gairah dan nafsu yang sangat menggelora. Murdi merasa nafsunya tak menurun malah semakin naik melihat Lina yang terkulai pasrah di hadapannya. Lina pun merasa puas, senang, dan ingin lagi dan lagi untuk disetubuhi Murdi. Sodokan-sodokan Murdi benar-benar membuat Lina mabuk dalam kenikmatan.<br />
<br />
“non Lina…”, bisik Murdi yang sedang memeluk Lina dari belakang karena sedang istirahat.<br />
“iyaa, Bah ?”, jawab Lina dengan nada manja.<br />
“boleh minjem telpon sebentar ?”.<br />
“iyaa, Bah..ada di meja rias..”. Murdi pun turun dari ranjang dan mengambil hp Lina.<br />
“halo, Mbok ?”.<br />
“halo, ini siapa ?”.<br />
“ini Mas, Mbok”.<br />
“oh Mas Murdi, ada apa ?”.<br />
“Mas nginep di rumah non Lina..dia takut sendirian..”.<br />
“oh ya udah..inget Mas, jangan macem-macem ama neng Lina..”.<br />
“iya, Mbok..”. Murdi pun menutup telpon dan menaruhnya kembali di tempat semula.<br />
“iih..Abah boong ke Mbok..”, ledek Lina.<br />
“hehe…bosen tidur bareng Mbok..enakan tidur ama non Lina…”.<br />
“iih Abah porno iih..”.<br />
“hehe…”. Murdi pun memandangi Lina. Tubuhnya berkemilauan terkena cahaya karena keringat ditambah air liur Murdi.<br />
<br />
Belum lagi selangkangan Lina yang belepotan sperma pria tua itu. Tak disangka, gadis kecil yang dulu dijaganya kini berubah menjadi wanita yang sangat cantik dan begitu montok. Murdi pun merasa dia sedang mengambil haknya, upahnya untuk mengambil keuntungan dari tubuh Lina yang dijaganya.<br />
<br />
“Abah kok ngeliatinnya gitu sih?”, Lina pura-pura menutupi kedua buah payudara dan vaginanya dengan kedua tangannya.<br />
“hehe..pake ditutupin segala, non…”. Lina pun tersenyum dan membuka kedua tangannya ke atas seperti orang yang sudah siap dipeluk.<br />
“sini, Bah…”, ajak Lina dengan sangat menggoda yang sudah siap ‘menerima’ Murdi.<br />
<br />
Tak perlu dipaksa, Murdi langsung menomplok Lina dan menggumuli gadis cantik itu sampai larut malam, sampai staminanya habis dan tongkatnya tak mampu berdiri lagi, habis sudah persediaan spermanya seperti niat Murdi pada awalnya. Keduanya tidur dalam berpelukan, tidur mereka benar-benar pulas karena kecape’an, tapi ekspresi wajah mereka menunjukkan kepuasan yang tiada tara.<br />
<br />
Hari-hari dilalui Murdi dan Lina dengan penuh kebahagiaan dan penuh kesenangan. Lina pun memutuskan untuk memakai pakaian seperti ibu-ibu petani lainnya agar benar-benar meresapi menjadi ibu petani. Pagi-siang Murdi melakukan kewajibannya untuk mengajari Lina. Sore-malam Murdi meminta haknya kepada Lina yang dengan senang hati melakukan kewajiban lainnya dari ibu petani yaitu memberikan tubuhnya kepada bapak petani, yang tak lain dan tak bukan adalah Murdi, untuk ‘digarap’ sesukanya.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-9036959999243668212018-10-20T17:25:00.003+07:002018-10-20T17:25:56.347+07:00Vagina Tante Nella Basah<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/vagina-tante-nella-basah.html">Vagina Tante Nella Basah</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSUFs-oz0osTBUp29OfcRZh2LN_GiCt56Rq0aN7IJePtuDosFHgHOcEjKZ-UqvRu0_ZIJJfzYsQ1cuEl3I8Oc_n1drdtoYE4SaSTbw5KiV7eFwC7-iYPb75ke2GtVu89hl_4E5JipGSAQ/s1600/14677194_623923174453374_5877968760995840000_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Vagina Tante Nella Basah" border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSUFs-oz0osTBUp29OfcRZh2LN_GiCt56Rq0aN7IJePtuDosFHgHOcEjKZ-UqvRu0_ZIJJfzYsQ1cuEl3I8Oc_n1drdtoYE4SaSTbw5KiV7eFwC7-iYPb75ke2GtVu89hl_4E5JipGSAQ/s640/14677194_623923174453374_5877968760995840000_n.jpg" title="Vagina Tante Nella Basah" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Saya bekerja di salah satu perusahaan komunikasi di Ibukota, sebelumnya saya sering bolak balik dari rumah ke kantor hampir membutuhkan waktu 2 jam lebih untuk sampai kantor, dan saya rasakan lelah sekali kalau dirumah hanya tidur terus paginya berangkat lagi, seperti itulah siklus kehidupanku, oya perkenalkan dahulu nama saya Rizal.<br />
<br />
Rupanya saudaraku mempunyai apartemen yang letaknya juga tak jauh dari kantor, sehingga saya memutuskan untuk menghuni apartemen milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga ia di boyong oleh suaminya ke Surabaya.<br />
<br />
Hari pertama saya menghuni saya lapor dengan Ketua Perhimpunan Pengurus Apartemen dimana saya tinggal beliau kebetulan tinggal di lantai 12 sedangkan saya di lantai 11. Sesudah melapor saya dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal di sebelahku yaitu Tante Nella.<br />
<br />
Hari kedua saya mencoba untuk berkenalan dengan Tante Nella, ternyata beliau tak terlalu tua, kelihatannya sekitar 38 – 40 tahunan. Orangnya ramah & baik sekali. Yang saya heran sampai umur segitu beliau belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir karena saya melihat mobilnya ada dua yaitu Toyota Alphard & Toyota Camry.<br />
<br />
Tante Nella begitu saya memanggilnya memiliki 2 pembantu & seorang sopir yang telah melayani beliau selama 3 tahun di Apartemen itu.<br />
<br />
Berikut adalah pengalamanku diwaktu tak terduga dimana saya dititipkan kunci Apartemen oleh beliau karena semua pembantu & sopirnya cuti lebaran, sehingga beliau tinggal di rumah kakaknya di lantai 12,<br />
<br />
Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Nella.<br />
<br />
“eh ya ada apa tante” kataku sambil membuka pintu.<br />
“Ngga Rizal ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?” jawan tante Nella.<br />
“Sepertinya ngga ada tante” jawabku<br />
“Eh saya numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin ia udah kebelet pips he he he.<br />
“silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan” kataku sambil tertawa.<br />
” Ngga apa apa” jawabnya.<br />
<br />
Baru saya sadar bahwa si tante Nella memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2.<br />
<br />
“Abis lari ya tan” tanyaku<br />
“Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi” ujar tante Nella sambil ngeloyor ke kamar mandiku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Sambil jalan ke dapur saya berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan saya lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati aku ketahuan dah sama tante Nella. Ah bodo amat bodo amat kaya ia ngga pernah muda aja.<br />
<br />
Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku.<br />
<br />
“Hayo kamu tadi lagi ngapain Rizal? tanya si tante.<br />
“Ngga ngapa-ngapain kok tan” jawabku sambil menunduk kebawah, Malu cing.<br />
<br />
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba ia mencekal tangan saya.<br />
<br />
“Rizal..” katanya tiba-tiba & terlihat agak sedikit ragu-ragu.<br />
“Ya Tante..?” Jawab saya.<br />
“Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.<br />
“Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-rasayannya.<br />
“Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.<br />
“Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia.<br />
“Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa.<br />
“Terus pake sabun ya ? he he he kata tante Nella sambil tertawa<br />
“Iya tan, udah ah saya tengsin nih malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel.<br />
“Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab tante Nella.<br />
“Eee.. mau dibantuin Tante nggak..? sambungnya<br />
“Maksud tante? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis.<br />
” Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi” sambil melayang tangan tante Nella ke selangkangan ku.<br />
“sana ambil laptop mu”<br />
<br />
Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling saya berlari kekamar mandi & membawa keluar laptop itu. Kemudian saya setel lebih dulu film yang tadi saya tonton & belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Nella duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training & kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena ia tak memakai Bra.<br />
<br />
Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras & kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai ia duduk tepat di sebelahku, & ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.<br />
<br />
“Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya ia memberi komentarnya.<br />
“Dari kapan Rizal mulai nonton film beginian..? tanyanya.<br />
“Udah dari dulu Tante..” kataku.<br />
“Mainnya juga bagus & tak kasar. Rizal udah tahu rasanya belum..? tanya ia lagi.<br />
“Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster”<br />
“wah enak dong lagi sakit di servis suster”<br />
“Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.<br />
“Ah Rizal ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.<br />
“Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Tak lama berselang, tiba-tiba Tante Nella menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula saya langsung membara. Tapi saya hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Nella sudah mulai mengusap-ngusap tempat tubuhku sekitar dada & perut.<br />
<br />
Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat saya nervous karena itu adalah kali pertama saya diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.<br />
<br />
Kemudian Tante Nella mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di tempat dada, ia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan & kiri. Tangan kanan Tante Nella juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, & mulai mengusap-usap kejantananku.<br />
<br />
Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, saya mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang ia pakai. saya remas toketnya dari luar tanktop, & saya remas-remas, terkadang saya juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ Rizal..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”<br />
<br />
Tiba-tiba ia memaksa lepas celana pendekku, & diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. & ia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku.<br />
<br />
Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang saya pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat & agak lembab. saya melepaskan celana dalam Tante Nella.<br />
<br />
Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. ia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di tempat seputar klitorisnya. Lama kelamaan saya masukkan satu jariku, lalu jari kedua.<br />
<br />
“Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Rizal.. terus..” bisik Tante Nella.<br />
<br />
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus Rizal.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Nella.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Seketika itu pula ia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. saya merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru saya tahu bahwa ia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Nella yang terlihat sangat lemas di sofa.<br />
<br />
“Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.<br />
<br />
“Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Nella.<br />
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, saya dekati toketnya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas toket yang satunya.<br />
<br />
Sehingga rupanya Tante Nella juga tak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan & desisan dari mulutnya yang seksi. saya usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas.<br />
<br />
Sehingga kemudian dengan terpaksa ia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.<br />
<br />
Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Nella. “Ssshh..” rasanya benar-benar tak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Nella mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam & pelan-pelan.<br />
<br />
“Aaahh..” baru masuk kepalanya saja saya sudah tak tahan, lalu Tante Nella mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin & basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tak dipergunakan.<br />
<br />
Namun Tante Nella tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..Rizal ” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Nella.<br />
<br />
Lalu Tante Nella mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang & mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, & makin lama Tante Nella terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat ia berteriak & mengerang dengan sejadi-jadinya karena tak kuasa menahannya. & tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Nella, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali.<br />
<br />
Aduuh.. kalau begini saya makin tak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, & makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Nella, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. & akhirnya Tante Nella terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena saya belum apa-apa. Tangan kananku meremas toketnya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya & kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang toket kirinya kuhisapsambil menyapu ujungnya dengan lidahku.<br />
<br />
“Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. saya memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. saya mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti.<br />
<br />
Kepala Tante Nella agak menengok ke belakang & matanya melihat mataku dengan sayu, sambil ia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit saya coba untuk menekannya lebih dalam.<br />
<br />
Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Nella, lalu saya mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnyayang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan & erangannya lebih keras, tak seperti gaya konvensional yang tadi.<br />
<br />
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas toketnya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang & seksi.<br />
<br />
“Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Rizal.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Nella terus mengerang.<br />
<br />
Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Nella merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, & tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat.<br />
<br />
Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. & saya merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut & saya memberitahukan hal tersebut padanya, tapi ia tak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan & erangan kecil, sehingga saya tak berhenti menggerakkan pinggulku terus.<br />
<br />
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Nella dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Nella.<br />
<br />
Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Sesudah kami berdua merasa agak tenang, saya melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Nella.<br />
<br />
Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Nella membalikkan tubuhnya & duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.<br />
<br />
“Wah kok ngga ditarik sih Rizal, nanti saya hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.<br />
“Maaf tan saya lupa abis keenakan sih” jawabku<br />
“Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut & dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.<br />
“I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.<br />
“tenang saja zal, tante juga sudah minum obat “kata tante, ternyata tante sudah mahir dalam urusan sex , kemudian saya dan tante saling berpandang pandangan kemudian memeluk dan mengulangi kegiatan ngentot lagi di kamar mandi.<br />
<br />
Tidak sampai di situ, kisah seks ku dengan tante nella berlanjut hingga tidak ada satupun orang yang mengetahui hubunganku dengan tante nella. Hingga Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami di pelaminan. Karena kami mengganggap jika kami sudah menikah kami akan puas untuk melakukan segala macam gaya seks yang akan kami lakukan.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-89680007998407330652018-10-18T18:06:00.001+07:002018-10-18T18:06:31.787+07:00Seretnya Memek Adik Iparku<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/seretnya-memek-adik-iparku.html">Seretnya Memek Adik Iparku</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxW-5TDFivQhRfoCo7zbqbHMMOZKvCauVCiUScgthKe01v6Q2yl_QqgcMMeWwZs5maz-WOyq4yVVSVo-vxY-dky4_BV2C8FNbsOQsGjZwhrPDbLEbr8CtajjWyYvlxPjkljigbiHSNAVg/s1600/tante-ayu-hot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Seretnya Memek Adik Iparku" border="0" data-original-height="463" data-original-width="640" height="462" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxW-5TDFivQhRfoCo7zbqbHMMOZKvCauVCiUScgthKe01v6Q2yl_QqgcMMeWwZs5maz-WOyq4yVVSVo-vxY-dky4_BV2C8FNbsOQsGjZwhrPDbLEbr8CtajjWyYvlxPjkljigbiHSNAVg/s640/tante-ayu-hot.jpg" title="Seretnya Memek Adik Iparku" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> –</b> Perkenalkan namaku Bayu, aku mempunyai seorang istri yang lumayan cantik. Rambut hitam panjang dan lurus, kulitnya putih mulus, matanya kecoklatan. Ukuran toketnya lumayan gede 36B. Aku pertama kali jatuh cinta sama istriku gara-gara kepencut sama toketnya. Tapi Dicerita ini, aku akan bercerita tentang adik istriku atau adik iparku yang gak kalah mulus sama istriku. Namanya Ayu, umurnya 25tahun. Kalau dilihat dari bodynya sih hampir mirip tapi masih lebih montok adik iparku.<br />
<br />
Waktu itu aku pulang kerja agak malam. Istriku yang penakut mengajak adiknya untuk tidur di rumah kami untuk menemaninya (tapi itu tanpa sepengetahuanku). Aku sampai rumah pukul 23.00 WIB. Rasa penat dengan pekerjaan ditambah udara dingin buat aku horni berat. Aku langsung saja mandi. Pintu kamar mandi sengaja kubuka lebar dan aku menikmati air hangat untuk melepas lelahku. Karena aku sudah horni berat, aku memutuskan untuk ngocok kontolku. Tapi pada saat sedang asyik-asyiknya ngocok dan kontolku lagi tegang maksimal.<br />
<br />
Ayu : Lho mas Bayu sudah pulang…kog gak kedengeran suara mobilnya.<br />
Aku sangat kaget banget mendengar suara Ayu, spontan saja aku langsung balik badan.<br />
Aku : Ayu…kamu nginep sini ya?<br />
Ayu : Iya mas, mba Yuyun yang nyuruhku untuk nginep disini soalnya dia takut di rumah sendiri katanya mas pulang malem. Oya mas mandi kog pintunya gak ditutup sih…<br />
Aku : Maaf habisnya udah kebiasaan sih…lagian aku kira gak ada kamu<br />
Ayu : Oh…ih tuh burung mas goyang-goyang hahahaaa…<br />
Aku : Ini bukan burung lagi ini kontol namanya<br />
Ayu : Hahaaaa…habisnya lucu sih geleng-geleng kayak burung cari makan…hahahaaa<br />
Aku : Hahahaa…bisa aja kamu Yuk..oya tengah malem gini bangun mau ngapain?<br />
Ayu : Kebelet pipis mas…kan kamar mandinya cuma satu aja…minggir mas aku mau pipis dulu.<br />
Aku : Gak lihat apa aku mandi aja belum selesai…ya udah pipis di toilet aja.<br />
Ayu : Tapi mas, aku kalau pipis kebiasaan harus lepas celana biar gak basah<br />
Aku : Ya udah lepas aja gitu aja kog repot lagian aku juga gak ganggu pipismu kog.<br />
Ayu : Entar kamu lihat memek aku lagi…<br />
Aku : Kalau cuma memek setiap hari aku juga lihat memek kakak kamu dah biasa.<br />
Ayu : Kalau memekku beda mas, special edition, masih seret belum pernah dimasukin kontol bengkak kayak punyamu.<br />
Aku : Jelas aja kamu mainnya sama brondong yang kontolnya kecil hahahaaa.<br />
<br />
Dan karena sudah kebelet banget Ayu pun melepas celananya dan terlihatlah memek mungilnya. Aku pun melihatnya cara dia pipis.<br />
<br />
Aku : Jadi itu ya memek specialnya, Spesial empuk maksudnya.<br />
Ayu : Ih mas gangguin aja, tuh liat kontolmu yang keras kayak batang kayu. Kasian ya udah horni, tapi mbak Yuyunnya udah tidur, gak bisa tersalurkan akhirnya ngocok deh..hahahhaa…<br />
Aku : Dasar Ayu…<br />
Ayu : Mau Ayu bantuin mas?<br />
Aku : Bantuin apa?<br />
Ayu : Ya buat bantuin biar ketegangan dikontol mas reda…tapi jangan bilang sama mbak Yuyun ya mas….janji…<br />
Aku : Beres jangan khawatir…ayo Yuk buruan…keburu kakak kamu bangun.<br />
<br />
Dan tanpa disuruh tangan imut Ayu langsung meremas dan mengocok kontolku yang sudah sangat menegang.<br />
<br />
Ayu : Ukuran kontolmu gede juga ya mas, pantes mbak Yuyun hobi ngentot sama kamu mas. Bukanya dulu pas masih pacaran kamu pernah mengirim gambar kontolmu ke hp dia.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Dia sampi kanget dan melempar Hpnya. Karena aku penasaran akhirnya aku mengambil Hpnya dan melihat gambar kontolmu. Dan sekarang gak nyangka kalau bakal megang langsung kontol kakak iparku sendiri. Hampir 10 menit Ayu mengocok kontolku, bukannya keluar tapi malah bikin kontolku makin tegang dan keras.<br />
<br />
Ayu : Lho mas, udah 10 menit aku mengocoknya bukanya keluar malah tambah besar dan keras kan jadi pegal tangaku.<br />
Aku : Kalau tanganmu pegal gantian aja pakai mulutmu.<br />
Ayu : Maksudmu aku suruh nyepong kontolmu gitu?<br />
Aku : Iyalah..biar cepet keluar dan kamu gak pegal lagi.<br />
Ayu : YA udah buruan siram dulu tuh kontolmu masih bnayak sabunnya<br />
<br />
Setelah kusiram air, Ayu pun langsung melahap kontolku dengan liarnya.<br />
<br />
Aku : Pinter juga kamu nyepong…kontolku rasanya nyut-nyutan Yuk… Enak banget deh…kamu pasti sering nyepong pacarmu ya?<br />
Ayu : Udah jangan banyak omong mas nikmatin aja. Emang aku dulu sering nyepong mantan-mantanku mas. Dan baru kali ini aku nyepong kontol yang usianya paling tua.<br />
Aku : Biarpun tua tapi besar dan mantab kan Yuk…hahahaha<br />
Ayu : Bisa ja kamu mas, udah ah diam jadi gak fokus nih nyepongnya<br />
<br />
10 menit sudah Ayu nyepongin kontolku tapi tetep aja aku belum bisa keluar.<br />
<br />
Ayu : Mas aku kog jadi horni gini ya…habisnya daritadi mainin kontolmu terus sih…memekku jadi basah deh.<br />
Aku : Coba sini aku pegang<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Aku langsung meraba memek Ayu dan ternyata benar memeknya sudah basah. Tanpa panjang lebar lagi langsung saja jari tengaku kumasukkan dalam lubang memeknya. Kukocok memeknya dan Ayu pun mendesah pelan.<br />
<br />
.Ayu : Ssthhhh..aaaahhh…enak banget mas…kocokanmu nikmat sekali…kocok terus maasss…aaaahhhh….aku mau keluar maaasss…<br />
Aku : Tahan dulu Yuk, aku yang daritadi aja belum keluar masa kamu yang gitu aja udah mau keluar.<br />
Ayu : Ya udah kalau gitu masukin ja kontolmu ke dalam lubang memekku…Aku juga horni berat nih mas…“Sleeeppp…bleeesss….” akhirnya kontolku masuk ke dalam lubang memek Ayu.<br />
Aku : Benar katamu Yuk…memekmu benar-benar spesial…spesial seret kayak masih perawan..aaahhh…<br />
Ayu : Hehehe…ternyata enakan sama kontol gede ya mas…aaahhh…genjot terus maaasss…aaahhh….aku mau keluar maasss…<br />
Aku : Kita keluarin bareng ya Yuuukk…keluarin dimana Yuk?<br />
Ayu : Diluar aja mass…takut hamil<br />
Aku dan Ayu : Aaahhhh…yeessss…ooohhh….. (kita berdua meraih orgasme bersamaan).<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Cairan spermaku pun berceceran diperut Ayu semua, setelah itu aku basuh spermaku yang menempel pada perutnya dan kucebokin memek Ayu<br />
<br />
Ayu : Enak banget mas, jadi ketagihan. Sekarang maunya sama kontol gede aja ga mau sama kontol kecil lagi…sini mas kubersihin kontolmu.<br />
<br />
Aku dan Ayu mandi bareng. Setelah selesai kami berdua berbenah. Aku langsung masuk ke kamar tidur di samping istriku, sedangkan Ayu masuk ke kamar sebelah. Aku jadi khilaf karena melihat memek adik iparku sendiri. Khilaf yang membawa kenikmatan.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-60085973729836678062018-10-17T18:26:00.003+07:002018-10-17T18:28:00.438+07:00Perjalanan Seru Kisah Seks Dengan Karyawati<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/perjalanan-seru-kisah-seks-dengan.html">Perjalanan Seru Kisah Seks Dengan Karyawati</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYR5AATIR0LUiqIJvsSnJ1Xt6tppgulo7coD4JOeCS-dqFXo4Fo3OyxKHCl8T6JBYxJWBAQVZ8vwMGUUM8Xp22RbYATvjXGHeHOnRnQ8z3ULVTtckSO8exyl2tNaVh5Eg-BiWhLvNkc4k/s1600/DQSCXPgUEAArJ5r.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perjalanan Seru Kisah Seks Dengan Karyawati" border="0" data-original-height="640" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYR5AATIR0LUiqIJvsSnJ1Xt6tppgulo7coD4JOeCS-dqFXo4Fo3OyxKHCl8T6JBYxJWBAQVZ8vwMGUUM8Xp22RbYATvjXGHeHOnRnQ8z3ULVTtckSO8exyl2tNaVh5Eg-BiWhLvNkc4k/s640/DQSCXPgUEAArJ5r.jpg" title="Perjalanan Seru Kisah Seks Dengan Karyawati" width="512" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Kisah ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet<br />
<br />
Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada admin bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.<br />
<br />
Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.<br />
<br />
Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.<br />
<br />
Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.<br />
<br />
Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.<br />
<br />
Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" rel="nofollow" title="CERITA DEWASA">CERITA DEWASA</a>- </b>Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.<br />
<br />
Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.<br />
<br />
Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.<br />
<br />
Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.<br />
<br />
Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.<br />
<br />
Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.<br />
<br />
Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.<br />
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" rel="nofollow" title="CERITA SEKS">CERITA SEKS</a> - </b>Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.<br />
<br />
Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.<br />
<br />
Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.<br />
<br />
Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah.<br />
<br />
“Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya.<br />
“Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub.<br />
“O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit.<br />
<br />
Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.<br />
<br />
Dia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.<br />
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" rel="nofollow" title="CERITA HOT">CERITA HOT</a> - </b>Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur.<br />
<br />
“Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.<br />
<br />
“Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.<br />
<br />
Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair.<br />
<br />
“Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub.<br />
“Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas.<br />
“Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya.<br />
“Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya.<br />
”Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat.<br />
” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya.<br />
“Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.<br />
<br />
Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ”Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah.<br />
<br />
Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat.<br />
<br />
“Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan.<br />
“Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya.<br />
“Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra.<br />
“Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir.<br />
“Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal.<br />
“Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra.<br />
“He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.<br />
<br />
Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali.<br />
<br />
“Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat.<br />
” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..”<br />
“A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan.<br />
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" rel="nofollow" title="CERITA PANAS">CERITA PANAS</a> - </b>Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.<br />
<br />
Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan.<br />
<br />
“Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya.<br />
“A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas.<br />
”Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra.<br />
“Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.<br />
<br />
Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian.<br />
<br />
” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas.<br />
”Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.<br />
<br />
Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan. Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melalui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman. Thanks.
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></div>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-4369073670388133522018-10-15T17:56:00.000+07:002018-10-15T17:56:14.976+07:00Diperkosa Preman Kampung<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/diperkosa-preman-kampung.html">Diperkosa Preman Kampung</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh33d2KPrYeqFImdbaTORr6kO2QuRnWLXmgNfK1LPbwPlyhub1-2lU3G6CENMZYcFt1V4c-PVLDIqj5SQjrBfpksXCttAOxZAz6tfh7tSWnv1o0P5ViVhJIYWeyIoDukZK40jQPQG4C8DI/s1600/Cm1AaXpXYAAlwCw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Diperkosa Preman Kampung" border="0" data-original-height="858" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh33d2KPrYeqFImdbaTORr6kO2QuRnWLXmgNfK1LPbwPlyhub1-2lU3G6CENMZYcFt1V4c-PVLDIqj5SQjrBfpksXCttAOxZAz6tfh7tSWnv1o0P5ViVhJIYWeyIoDukZK40jQPQG4C8DI/s640/Cm1AaXpXYAAlwCw.jpg" title="Diperkosa Preman Kampung" width="476" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku masih berumur 16 tahun entar dalam dua bulan kedepan aku menginjak usia ke 17 tahun saat ini aku masih kelas 2 SMA tinggi badanku 160 cm aku memiliki ukuran bra 34 B aku juga terlalu memikirkan besar buah dadaku, aku terlahir di lingkungan yang baik dimana aku belum mengerti soal seks sampai suatu ketika peristiwa itu terjadi pada diriku.<br />
<br />
Sebenarnya aku sedikit khawatir karena jalan tersebut biasanya cukup sepi apa lagi pada pukul 5 sore seperti ini. Aku pulang telat karena ada acara osis setelah pulang sekolah tadi.<br />
<br />
“hai neng cantik.” celetuk seorang yang sepertinya preman. Aku tak menghiraukannya dan berjalan lebih cepat.<br />
“yah cantik-cantik kok sombong sih neng ” katanya lagi dan berjalan mengikutiku dari belakang. Aku berlari menjauhi dia dan setelah beberapa meter aku mencoba menoleh kebelakang untungnya orang itu sudah tidak kelihatan.<br />
“huhh untung aja gak ngikutin.” pikirku<br />
<br />
Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan kemudian tubuhku juga di tangkapnya sehingga aku tidak dapat bergerak. Aku berusaha meronta ronta tapi apa daya tubuh kecilku tak berpengaruh sama sekali mengahadapi tubuh kekarnya.<br />
<br />
Dia menyeretku menuju sebuah gedung yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dan daerah di sekitarnya juga tak ada pemukiman. Setelah memasuki gedung tersebut dia membawaku masuk k sebuah ruangan. Cukup besar juga 5×6 meter dan juga terdapat sofa dan meja meskipun terlihat kotor dan rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa tersebut.<br />
<br />
“aaww..”aku teriak kesakitan. Walaupun itu sofa sudah banyak sobek di sana sini serta cukup keras sehingga membuat badanku kesakitan apa lagi sedari tadi aku d bekap dengan keras oleh dia.<br />
“tenang aja cantik ga bakal sakit kok kalau kamu ga ngelawan.”<br />
“saya mohon pak lepaskan saya, akan saya beri semua uang saya.” sambil terisak menangis<br />
“aku lagi ga butuh uangmu aku butuh kamu sayang” dia mendekati sofa yang kududuki.<br />
<br />
Dengan tubuh kesakitan aku mencoba bangkit berlari tapi refleknya cukup cepat dan mendorongku lg ke sofa.<br />
<br />
“jangann pak aku mohon..”<br />
“tenang aja neng enak kok.” dia memelukku dengan tubuh gelap dan kekarnya serta tato d sebagian tubuhnya. Dia memiliki wajah sangar yang menyeramkan.<br />
“lepas kan paak..” aku berusaha memberontak. Tapi dia terus memelukku dengan erat serta mencoba menciumiku.<br />
“Emmhhh mhh” aku menutup bibirku erat-erat tapi dia terus menciumiku dan memegang daguku dengan keras sehingga memaksa mulutku terbuka<br />
“ehmm mhh..”<br />
“hsmmm..”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Dia terus menciumi bibirku serta menjilati mulutku. Aku berusaha menolaknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum pernah kurasakan. Lama kelamaan aku tanpa sengaja menikmati ciuman tersebut.<br />
<br />
“hmmm ssshh.” Entah kenapa tanpa sadar aku membalas ciumannya. Kami saling melumat aku memejamkan mataku menikmati setiap mili mulutku di jelajahi lidahnya. Lidah Kami saling berpautan.<br />
<br />
“Hmm gimana enak kan neng ciumannya..” Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal tersebut kesdaranku kembali dengan jantung yang masih berdebar aku mendorongnya kemudian lari tapi baru sampai pintu dia menarik kerudungku sehingga aku terjatuh kebelakang.<br />
<br />
“auuuh..” aku mengalami benturan yang cukup keras di kepala sehingga membuatku sedikit pusing.<br />
“makanya jangan lari aku gak bakal main kasar kok kalau kamu nurutin aku.” membawaku ke sofa lg.<br />
<br />
Dengan benturan di kepala membuat aku tak berdaya. Preman itu mengeluarkan pisau dari pinggangnya dan mengarahkan tepat di depan leherku.<br />
<br />
“oke sekarang kita rubah aturanya kalau sampe kamu ngelawan lagi jangan salahkan aku kalau pisau ini menancap pada lehermu.” aku semakin ketakuan.<br />
“hi hihi.. iya pak.” Dengan sedikit menahan air mataku.<br />
“ohh iya jangan panggil pak panggil aja mas, oh iya nama kamu siapa cantik”<br />
“hiks.. Na nama saya Nia mas”<br />
“wah cantik juga ya namanya kayak wajahnya.” preman itu membelai pipiku<br />
“hiks hiks hiks” aku terus menangis.<br />
“udah dong cantik jangan nangis apa mau pisau tadi lagi”<br />
“eh eh iya mas” aku berusaha menahan air mataku.<br />
<br />
Nah gitu kan bagus ayo senyum pasti kamu cantik. Dengan sedikit di paksakan aku berusaha untuk tersenyum.<br />
<br />
“wahh wahh manis banget kamu rejeki nomplok emang nih” katanya tertawa. Dia meraba payudaraku.<br />
“wah gede nih gak nyangka dapet bonus toge nih.” lanjutnya tertawa.<br />
“shh hhh..” preman itu mulai meremas remas pada awalnya aku merasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli dan aneh mulai muncul.<br />
“huhh mas udaahh hhh”<br />
“udah apanya sayang.”<br />
“itu tangannya.”<br />
“emang knp tanganku?”<br />
“remas hhh geli masss”<br />
“tapi enakkan” Aku memejamkan mata dan mendesah tanpa sadar menikmati remasan tersebut.<br />
<br />
Ketika aku membuka mata ternyata kancing seragamku sudah terbuka semua dengan reflek aku menutup payudaraku yang masih tertutup bra biru muda.<br />
<br />
“eh eh tangannya awas apa km mau pisau” Dengan terpaksa aku menurunkan tanganku dan dengan leluasa dia memandangi payudaraku.<br />
“ukuran berapa nih neng” preman itu melanjutkan meremas payudaraku dengan hanya terhalangi bra.<br />
“hhh gatau mass”<br />
“ayo jujur kalau gak kamu tau kan akibatny”<br />
“shhh ii.. iya iya emmhh.. 34C.”<br />
“wah mantep nih apa lg klu di kenyot.”<br />
<br />
Dia langsung menyingkap braku ke atas sehingga memperlihatkan pemandangan indah dua buah gunung kembar dengan puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang.<br />
<br />
“eneng udah sange ya tegang gini putingnya enak ya?” Dia menghisap puting sebelah kiriku. Terus menghisap dan sesekali menggigit membuatku tak berdaya hanya bisa mendesah dan meremas sofa tersebut.<br />
<br />
“jawab dong kalau aku tanya!!” perintahnya<br />
“ehh ii iya bang”<br />
“iya apanya”<br />
“shhhh iya enak mas” dengan wajah merah padam dan malu-malu aku berkata seperti itu.<br />
“nah gitu dong” dia lanjut mnghisap putingku dan memainkan yg sblah kanan<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Hal tersebut membuatku tak karuan hanya desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tak pernah kurasakan. Setelah puas dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan kemudian dia menuruhku untuk melepaskan rok abu-abuku. Aku sangat takut karna jika aku lakukan hal itu maka semua hal tersebut akan terjadi. Melihat aku yg sedikit ragu dia ganti menyuruhku untuk mengulum penisnya.<br />
<br />
Aku kaget bukan kepalang. Aku bahkan tidak tau bagaimana caranya. Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk dan menyuruh melepaskan celananya. Aku ragu tp dia menarik tnganku tepat di gundukan yg menyembul di selangkangannya.<br />
<br />
Awalnya mengusap usap kemudian dia mnurunkan clananya sehingga nampak penis hitamnya yg berdiri tegak di hadapanku aku belum pernah melihat benda itu dan membuatku merinding.<br />
<br />
“wah kok takut gitu gak pernah liat ya” Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.<br />
“sshhh enakk hh ada bakat kamu pinter ngocok” Aku terus mengocoknya<br />
“sekarang ciumin!” perintahnya.<br />
Dengan ragu aku mencium ujung penisnya yg mengeluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi seluruh batang itu.<br />
” ayo sekarang hisap” Dengan tiba-tiba dia memasukkan penisnya kedalam mulutku.<br />
“uhhhkk” aku kaget dan bingung.<br />
“hisap!”<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Dengan takut aku mulai mengisapnya. Ada rasa asin dan rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku menghisapnya hingga menjadi terbiasa dengan rasa dan bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur serta meenjilati ujung penisnya. Prasaan jijik dan takut yg sebelumnya kini sirna semua tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.<br />
<br />
“shhhh dasar lonte ternyata doyan juga lo.” Kata kata kasarnya entah kenapa membuatku semakin bergairah menghisap penisnya<br />
“ahh ahh terus say” Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya hingga membuatku tersedak.<br />
“ahh nia gue kelau ahss..” Cairan kental dan terasa aneh memenuhi mulutku<br />
“telan semua awas kalau ada yang lo keluarin” Mendengar itu dengan terpaksa aku menelan semua carian yang terasa aneh tersebut.<br />
“glekk glekk”. Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.<br />
“wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu.”<br />
<br />
Saat aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi dan jongkok d depanku kemudian menarik keatas rok ku hingga celana dalamku kelihatan.<br />
<br />
“wah wah lo basah juga ya.”<br />
“kasian nih kalau cd lo basah mending gue lepas ya” dia menarik trun dan entah kenapa aku reflek menaikkan bokongku saat dia menurunkan cd ku.<br />
“wah mememku cantik bener nih” aku berusaha menutup kakiku tp lngsung d halanginya. Dia menciumin pahaku pangkal paha dan di sekitar vaginaku. Dan terakhir dia menciuminya.<br />
“ahhhh sshhh..”<br />
<br />
Rasa geli aneh dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karena rasa nikmat yg amat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala merasakan hal itu. Di ciumi dan di jilati tempat itu<br />
<br />
“slurrrp sllurrpp”<br />
“ahhhss udah bangg hhh..” Dia terus menjilatinya dan memasukan jari kevaginaku dan mengocoknya.<br />
“ohh bang udah bangg hh aku udahh” Aku meracau tak karuan<br />
Dan akhirnya. “aaaahhhhh.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan. Semua cairanku di telannya tanpa tersisa. Di jilatinya vaginaku<br />
<br />
“huhh ooohhhh..” tubuhku langsung terkulai lemas.<br />
“wah wah wah.. Ternyata lo kluar enakkan?” tanyanya smbil tertawa<br />
<br />
Aku menutup wajahku yang merah padam. Aku tidak menyangka bakal menikmati hal memalukan tersebut. Tiba” preman itu melebarkan kakiku yang masih lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya hingga membuatku merasa aneh lagi.<br />
<br />
“ahh bang udah bang”<br />
“apanya yg udah an neng”<br />
“itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya”<br />
“wah wah jadi km udah pngen ya oke deh” dia menempatkan penisnya tepat d depan lubangku. Perlahan aku merasakan batang penis itu masuk<br />
“aahhh bangg..” mulai menyeruak masuk. Hingga setengah. Dia langsung menghentakkan pinggulnya dan *blesss*<br />
“aaaaww.. Sakittt” Batang penis itu mengisi setiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jaga. Aku mencakar punggungnya karena kesakitan dan reflek air mataku menetes menahin sakit tersebut.<br />
<br />
“udah neng sakitnya cuma bntar kok ntr abang bikin enak” dia menahan penisnya d vaginaku. Terasa penuh dan panas. Beberapa saat kemudian dia menggerakkan pinggulnya.<br />
“ahhh aww ohh…”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Dia terus menggerakkan pinggulnya. Sekali dua kali dan kmudian smakin lancar meski pada awalnya agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang dan berganti dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan. Kesakitanku kini berubah menjadi desahan kenikmatan.<br />
<br />
“ahh ahh hahh” dia terus menggenjotku dan meciumi bibirku dan ku sambut dengan membalas ciuman.<br />
“huhh bener” makjos deh memek lu”<br />
“sshhh hhh terus bang hhh”<br />
“ahh kenapa enak ya”<br />
“ooohhss iya bang terus ahh” aku ikut menggerakkan pinggulku.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian dia mengajak ganti gaya dengan doggy style.<br />
“plokk plokk plookk.” suara hentakan pahanya dengan pantatku. Dan semakin terasa nikmat.<br />
dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.<br />
“ahhh bang ayo bang truss ahhh…” entah kesadaranku hilang kemana, aku mengeluarkan kata kata yg memalukan aku terus menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakannya<br />
“assshh bang hh aaahhh..” aku sekali lagi keluar dengan hebatnya.<br />
<br />
“aaaaahhh ahh aku juga sayaang”<br />
Vaginaku terasa penuh dan hangat aku merasa preman itu menyemprot barkali-kali hingga lemas. Walaupun aku awalnya di perkosa entah kenapa aku menikmati kejadian tersebut dan vagina trus berkedut setiap membayangkan hal tersebut.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-78825140954064403642018-10-13T18:31:00.002+07:002018-10-13T18:31:52.672+07:00Sari Genit dan Doyan Seks<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/sari-genit-dan-doyan-seks.html">Sari Genit dan Doyan Seks</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSUorc8Ij4hUzPaJ1PabSWdoMmhRD3lPK6gL9d8c-vQZJlPJaoy0GFnXHZyuGQExZ2M47FHsP3WYZxcgLF3Z_5wK3KchpPuD2ARXmSVZuLMoTI7Rn3jAOIP92M4Glgro3L6s_7z0a-lVs/s1600/39874877_259064761416351_6233977248329888049_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sari Genit dan Doyan Seks" border="0" data-original-height="1338" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSUorc8Ij4hUzPaJ1PabSWdoMmhRD3lPK6gL9d8c-vQZJlPJaoy0GFnXHZyuGQExZ2M47FHsP3WYZxcgLF3Z_5wK3KchpPuD2ARXmSVZuLMoTI7Rn3jAOIP92M4Glgro3L6s_7z0a-lVs/s640/39874877_259064761416351_6233977248329888049_n.jpg" title="Sari Genit dan Doyan Seks" width="516" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Beberapa tahun lalu ketika perusahaan tempatku bekerja mendapatkan kontrak suatu proyek pada sebuah BUMN besar di Bandung, selama setahun aku ngantor di gedung megah kantor pusat BUMN itu. Fasilitas di gedung kantor ini lengkap. Ada beberapa bank, kantor pos dan kantin. Kantorku di lantai 3, di lantai 1 gedung ini terdapat sebuah toko milik koperasi pegawai BUMN ini yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, mirip swalayan kecil. Ada 3 orang pegawai koperasi yang melayani toko ini, 2 diantaranya cewek. Seorang sudah berkeluarga, satu lagi single, 22 tahun, lumayan cantik, putih dan mulus, mungil, sebut saja Sari namanya.<br />
<br />
Awalnya, aku tak ada niat “mengganggu” Sari, aku ke toko ini karena memang butuh makanan kecil dan rokok. Sari menarik perhatianku karena paha mulusnya “diobral”. Roknya selalu model mini dan cara duduknya sembarangan. CD-nya sempat terlihat ketika ia jongkok mengambil dagangan yang terletak di bagian bawah rak kaca etalase. Aku jadi punya niat mengganggunya (dan tentu saja ingin menyetubuhinya) setelah tahu bahwa Sari ternyata genit dan omongannya “nyrempet-nyrempet”.<br />
<br />
Niatku makin menggebu setelah Sari tak menunjukkan kemarahan ketika beberapa kali aku menjamah paha mulusnya dan bahkan sekali aku pernah meremas buah dadanya. Paling-paling ia hanya menepis tanganku sambil matanya jelalatan khawatir ada orang yang melihatnya. Tentu ini ada “ongkosnya”, yaitu aku tak pernah minta uang kembalian.<br />
<br />
Agar bisa bebas menjamah, aku pilih waktu yang tepat jika ingin membeli sesuatu. Ternyata pada pagi hari ketika toko baru buka atau sore hari menjelang tutup adalah waktu-waktu “aman” untuk mengganggunya. Kenakalanku makin meningkat. Mulanya hanya mengelus-elus paha, kemudian meremas buah dada (masih dari luar), terus menyusupkan tangan ke BH (kenyal, tak begitu besar sesuai dengan tubuhnya yang sedang), lalu menekan-nekan penisku yang sudah tegang ke sepasang bulatan pantatnya yang padat. Bahkan Sari sudah “berani” meremas penisku walau dari luar. Entah kenapa Sari mau saja kuganggu. Mungkin karena aku memakai dasi sehingga aku dikiranya manager di BUMN ini, padahal aku hanya staf biasa di perusahaanku. Aturan perusahaan memang mengharuskan aku pakai dasi jika kerja di kantor klien.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Aku makin penasaran. Aku harus bisa membawanya, menggeluti tubuhnya yang padat mulus, lalu merasakan vaginanya. Mulailah aku menyusun rencana. Singkatnya, Sari bersedia kuajak “jalan-jalan” setelah jam kerjanya, pukul 5 sore. Tentang waktu ini menjadi masalah. Walaupun jam kerja resmiku sampai pukul 17, tapi aku jarang bisa pulang tepat waktu. Seringnya sampai jam 19 atau 20. Aku coba menawar jamnya agak malam saja. Tak bisa, terlalu malam kena marah mamanya, katanya. Okelah, nanti cari akal mencuri waktu. Pada hari yang telah disepakati, Sari akan menunggu di jalan “D” pukul 17.10. Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki.<br />
<br />
Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D. Kulihat Sari berdiri di tepi jalan, tapi tak sendirian. Bu Maya (sebut saja begitu) kawan sekerjanya yang telah berkeluarga ada di sampingnya. Celaka. Tadi Sari bilang sendirian. Kalau bawa orang lain bisa terbongkar belangku oleh kawan kantor. Hal ini sangat kuhindari.<br />
<br />
“Bu Maya cuma mau nebeng sampai halte”, kata Sari seolah mengetahui kekhawatiranku. Syukurlah. Tapi, peristiwa ini harusnya tak seorangpun boleh tahu.<br />
“Tenang aja Mas.., rahasia dijamin, ya Sari”, kata Bu Maya sambil mengedip penuh arti.<br />
<br />
Setelah menurunkan Bu Maya di halte, aku langsung mengarah ke Setia Budi. Kalau sudah ada cewek duduk di sampingku, seperti biasa mobilku langsung cari hotel, wisma, guest-house, atau apapun namanya yang bertebaran di daerah Setia Budi. Daerah yang sudah beken di antara para peselingkuh, sebab sebagian besar tempat-tempat tadi menyediakan tarif khusus, tarif “istirahat” antar 3-6 jam, 75 % dari room-rate.<br />
<br />
Sari membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang makin terbuka ketika duduk di mobil. Penisku mulai bangun membayangkan sebentar lagi aku bakal menggeluti tubuh mulus padat ini.<br />
<br />
“Ke mana Mas..”, tanya Sari ketika aku menghidupkan lampu sein ke kanan mau masuk ke Hotel GE.<br />
”Kita cari tempat santai..”, jawabku.<br />
”Jangan ah. Lurus aja”.<br />
“Ke mana..”, aku balik bertanya.<br />
“Kata Mas tadi mau jalan-jalan ke Lembang..”.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Aku jadi ragu. Selama ini Sari memberi sinyal “bisa dibawa”, tapi sekarang ia menolak masuk hotel. Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya. “Ih, Mas.., dilihat orang”, sergahnya menepis tanganku. Memang pada waktu yang bersamaan aku menyalip motor dan si pembonceng sempat melihat kelakuan tanganku.<br />
<br />
Kami sampai di Lembang. Aku bingung. Tadi sewaktu aku mau belok kiri ke Hotel “Kh” lagi-lagi Sari menolak. Mau ngapain di Lembang? Ke Maribaya? Ah, itu tempat wisata, susah untuk “begituan”. Lebih baik mampir dulu buat minum sambil mengatur taktik.<br />
<br />
“Kita minum dulu ke sini, ya..?”, ajakku untuk mampir di tempat minum susu segar yang biasa ditongkrongi anak-anak muda.<br />
“Mau minum susu? Engga.., ah. Mendingan minum susu Sari aja..”. Aku tak heran, bicaranya memang suka “nyrempet”.<br />
<br />
“Boleh..”, kataku sambil memindahkan tanganku dari paha ke belahan kemejanya, menyusup ke balik BH-nya, meremas. Tak ada penolakan. Daging bulat yang ‘mengkal’. Tak begitu besar tapi padat. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Celanaku terasa sesak. Sampai di perempatan aku harus ambil keputusan mau ke mana? Lurus ke Maribaya. Kanan kembali ke Setia Budi. Kiri ke arah Tangkuban Perahu. Kulepas tanganku dari “susu segar” Sari, aku belok kiri. Tangan Sari kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya. Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Berbahaya sebenarnya. Kondisi jalan yang penuh tikungan dan tanjakan sementara konsentrasi tak penuh.<br />
<br />
Hari mulai gelap, aku belum menemukan solusi masalahku, di mana aku akan menggumuli Sari? Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap.<br />
<br />
“Mau makan jagung?”, tanyanya.<br />
“Iya”, jawabku. Makan “jagung”-mu.<br />
<br />
Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Gelap dan sepi. Segera kurebahkan jok Sari sampai rata, kuserbu bibirnya. Sari menyambut dengan permainan lidahnya. Tanganku kembali meremasi bukit kecil kenyal itu sambil secara bertahap mencopoti kancing kemejanya. Sari melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling.<br />
<br />
“Jangan khawatir.., aman”, kataku.<br />
“Mau minum susu..?”, tawarnya.<br />
<br />
Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas. Sari menarik sendiri sepasang ‘cup’-nya ke atas sehingga sepasang bukit putih itu samar-samar tampak. Dengan gemas kulumat habis-habisan buah dadanya. Sekarang tonjolan putingnya lebih jelas, karena mengeras. Tanganku menyusup ke balik CD-nya. Rambut kelaminnya yang tak begitu lebat itu kuusap-usap. Sementara ujung telunjukku memencet clitorisnya.<br />
<br />
“aahh”, desahnya. Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Ia meremas.<br />
“Buka kancingnya Sar..” Sari menurut, dengan agak susah ia membuka kancing, menarik ritsluiting celanaku dan “mengambil” penisku yang telah keras tegang.<br />
<br />
Beberapa menit kami bergumul dengan cara begini. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Sari berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Di depan terlihat 2 orang pejalan kaki menuju ke arah kami. Sari cepat-cepat mengancingkan kemejanya, kutangnya belum sempat dibereskan. Sementara aku kembali ke tempatku. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. Toh tidak akan kelihatan. Kami berlagak “alim” sampai kedua orang itu lewat. Kembali kami bergumul. Keteganganku yang tadi sempat turun oleh “gangguan” orang lewat, kini naik lagi. Pintu vagina Saripun sudah basah. Saatnya untuk mulai. Kupelorotkan CD Sari. Tapi, masa kutembak di mobil? Rupanya Sari berpikiran sama.<br />
<br />
“Jangan.., Mas.., banyak orang..”<br />
“Makanya.., kita cari tempat, ya..” Sari berberes sementara aku menstart mobil. Aku menyetir dengan posisi penisku tetap terbuka tegang.<br />
“Si joni udah engga tahan ya..”, goda Sari.<br />
“Iyyaa.., sini..”, kuraih tangannya menuju ke penisku. Dielus-elus.<br />
<br />
Tempat terdekat yang sudah kukenal adalah Hotel “Kh”, sedikit di bawah Lembang. Dari jalan raya kubelokkan mobilku masuk ke lorong jalan khusus ke hotel Kh.<br />
<br />
“Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya.<br />
“Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Sari diam saja.<br />
“Di sini aman, deh Sar..”.<br />
“Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Si “Joni” mana mau mengerti lain kali.<br />
“Ayolah.., Sar, sebentar aja, sekali aja..”.<br />
“Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Sekarang udah kemaleman. Saya takut dimarahin Mama”, Aku diam saja, jengkel.<br />
“Bener.., Mas. lain kali saya mau..”, katanya lagi meyakinkanku.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Aku mengalah, toh masih banyak kesempatan. Aku kembali menuju Bandung. Kira-kira 100 m sebelum hotel GE, kembali aku membujuk Sari untuk mampir. Lagi-lagi Sari menolak sambil sedikit ngambek. Aku terus tak jadi mampir.<br />
<br />
Sampai di jalan lurus menjelang terminal Ledeng, macet sekitar seratusan meter. Tempat ini memang biasa macet. Selain keluar/masuknya angkot, juga ada pertigaan jalan Sersan Bajuri. Iseng mengantre, kuambil tangan Sari ke penisku yang masih belum “kusimpan”, Sari menggosoknya. Lepas dari kemacetan tiba-tiba Sari memberi tawaran yang nikmat.<br />
<br />
“Mau dicium..?”.<br />
“Dengan senang hati”.<br />
<br />
Segera saja Sari membungkuk melahap penisku yang sudah tegang lagi. Kepalanya naik turun di pangkuanku. Nikmatnya.., Baru kali ini aku menyetir sambil dikulum. Aku memperlambat jalan mobilku, menikmati kulumannya sambil mata tetap mengawasi kendaraan lain. Sementara rasa nikmat menyelimuti bawah badanku, deg-degan juga dengan kondisi yang “aneh” ini. Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Situasi ramai. Kuminta Sari melepas kulumannya, banyak orang lalu-lalang. Lepas dari kemacetan kembali Sari memainkan lidahnya di leher penisku. Ada untungnya juga jalanan macet. Aku punya waktu untuk menurunkan tensi sehingga bisa bertahan lama. Oohh.., sedapnya lidah itu mengkilik-kilik leher dan kepala kelaminku. Nikmatnya bibir itu turun naik menelusuri seluruh batang penisku. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.<br />
<br />
Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling.<br />
“Sampai di mana nih?”, tanyanya terengah.<br />
“Hampir Cihampelas”, jawabku.<br />
“Mampir ke Sultan Plaza.., ya Mas..”.<br />
“Mau ngapain?”.<br />
“Mama tadi pesan”.Okey,<br />
<br />
Mendadak aku ada ide untuk melepaskan ketegangan selepas-lepasnya tanpa terpecah konsentrasi. Aku masuk ke Plaza, cari tempat parkir yang aman, di belakang bangunan. Sengaja kupilih tempat yang gelap. Kucegah Sari membuka pintu hendak turun.<br />
<br />
“Oh ya.., sini Sari rapiin”. Kutarik kepala Sari begitu ia membungkuk akan merapikan celanaku.<br />
“Terusin.., Sar..”, perintahku.<br />
<br />
Sari bangkit lagi. Kukira ia mau menolak, tahunya hanya melihat sekeliling. Aman. Kembali kepala Sari turun-naik mengulum penisku. Kini aku bisa konsentrasi ke rasa nikmat di ujung penis. Sari memang pintar berimprovisasi. Kelihatannya ia sudah biasa ber-oral-seks. Lidahnya tak melewatkan seincipun batang kemaluanku. Kadang ditelusuri dari ujung ke pangkal, kadang berhenti agak lama di “leher”. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. Terkadang nakal dengan sedikit menggigit. Aku bebas saja mendesah, melenguh, atau bahkan menjerit kecil, tempat parkir yang luas itu memang sepi. Ketika mulutnya mulai melakukan gerakan “hubungan kelamin”, perlahan aku mulai “naik”, rasa geli-geli di ujung sana semakin memuncak. Saatnya segera tiba.<br />
<br />
“Dicepetin.., Sar..”. Sari bukannya mempercepat, malah melepas.<br />
“Uh, pegel mulut saya..”.<br />
“Sebentar lagi.., Sar..”.<br />
<br />
Kembali ia melahap. Kali ini gerakan kepalanya memang cepat. Aku menuju puncak. Sari makin cepat. Sebentar lagi.., hampir..! Sari mempercepat lagi, sampai bunyi. Hampir.., hampir.., dan<br />
<br />
“Creett”, Kusemprotkan maniku ke dalam mulut Sari. Aku melayang.<br />
“Uuhh” Sari melepaskan kulumannya, “Crot..”, kedua dan seterusnya ke celana dan perutku.<br />
“Iihh.., engga bilang mau keluar.., jijik..”, katanya sambil mencari-cari tissu.Aku rebah terkulai. Sementara Sari membersihkan mulutnya dengan tissu. Beberapa saat kemudian.<br />
<br />
“Yuk.., Mas.., turun”.<br />
“Entar dong..”, Aku bersih-bersih diri. Celaka, noda yang di celana tak bisa hilang.<br />
“Kamu sendiri deh”.<br />
“Sama Mas dong..”.<br />
“Ini.., engga bisa ilang”, kataku sambil menunjuk noda itu.<br />
“Bajunya engga usah dimasukin”, sarannya. Betul juga.<br />
<br />
Akhirnya aku membayar belanjaan Sari. Aku diminta ikut belanja karena maksudnya memang itu. Aku juga memberinya uang dengan harapan agar lain kali bisa kusetubuhi.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Esoknya ketika aku membeli rokok, Sari kelihatan biasa saja tak berubah. Masih genit dan sedikit manja. Peristiwa semalam tak mengubah prilakunya. Aku yang makin penasaran ingin menidurinya. Pernah suatu pagi sekali tokonya belum buka tapi Sari sudah datang sendirian sedang merapikan barang-barang, kukeluarkan penisku yang sudah tegang karena sebelumnya meremas dadanya. Kuminta Sari mengulumnya di situ.<br />
<br />
“Gila..! entar ada orang”.<br />
“Belum ada.., ayo sebentar aja”.<br />
<br />
Diapun mengulum sambil was-was. Matakupun jelalatan memperhatikan sekeliling. Kuluman sebentar, tapi membuatku exciting. Setiap ada kesempatan untuk pulang jam 5, aku selalu mengajak Sari. Beberapa kali ia menolak. Macam-macam alasannya. Sedang mens, mau ngantar adik, ditunggu mamanya. Sayang sekali, sampai Sari pindah kerja aku tak berhasil menidurinya.<br />
<br />
Tapi kemarin, setelah hampir 2 tahun, aku ketemu Sari di BIP berdua dengan teman cewek. Dia rupanya sudah tidak bekerja di toko koperasi itu lagi, sekarang kerja di Bagian Administrasi di sebuah Guest House. Jelas aku mencatat nomor teleponnya. Letak tempat kerjanya tak jauh dari kantor itu. Hanya, kemungkinan ketemu kecil, sebab proyekku di kantor itu telah selesai. Aku penasaran!
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-7984575833122657062018-10-12T17:20:00.000+07:002018-10-12T17:20:05.382+07:00Selingkuh Dengan Supir Pribadi di Hotel<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/selingkuh-dengan-supir-pribadi-di-hotel.html">Selingkuh Dengan Supir Pribadi di Hotel</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMA0Tq2YC_yqex_2GlAWuncZCGTgqG-Es3r8ddnmMpH-PBUKtXpbe3PXm_fBCzHwGM6wFaTd2wYQLarpIqA5j4zdgWqq2UseRvt-BS1j6oya2BPPVOcjxBtMpQ_KxNcy8amiuvaLTYgHw/s1600/Di-Puasin-Om-om-yang-Mempunyai-Barang-yang-Besar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Selingkuh Dengan Supir Pribadi di Hotel" border="0" data-original-height="640" data-original-width="498" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMA0Tq2YC_yqex_2GlAWuncZCGTgqG-Es3r8ddnmMpH-PBUKtXpbe3PXm_fBCzHwGM6wFaTd2wYQLarpIqA5j4zdgWqq2UseRvt-BS1j6oya2BPPVOcjxBtMpQ_KxNcy8amiuvaLTYgHw/s640/Di-Puasin-Om-om-yang-Mempunyai-Barang-yang-Besar.jpg" title="Selingkuh Dengan Supir Pribadi di Hotel" width="498" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Delia setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun.<br />
<br />
Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.<br />
<br />
Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga. Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.<br />
<br />
Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.<br />
<br />
Tapi di dalam semua pada heboh bilang<br />
“Aduuh jeng Delia suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja<br />
“Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan sex. Padahal kehidupan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.<br />
<br />
Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya<br />
“Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal<br />
“Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.<br />
<br />
Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.<br />
<br />
Berkata seperti ini pada mas Soni<br />
“Mas Soni kok deket sama bu Delia.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab<br />
“LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata<br />
“Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun<br />
“Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.<br />
<br />
Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.<br />
<br />
Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mencium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.<br />
<br />
Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.<br />
<br />
Hingga tidak terasa kini tubuhku sudah dalam keadaan telanjang dan mas Soni sudah menindihku “Aku masukin ya sayaaang…. eeeehhhhhggggg…” Dia masih bertanya lirih padaku “Iyaaaa maaas.. ayyoooo… aaaaggggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh..” Kataku sembari langsung mendesah begitu dia bergoyang di atas tubuhku yang sudah menggeliat.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.<br />
<br />
Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.<br />
<br />
Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita sex ini dengan mas Soni, selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curiga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-53347561099596511772018-10-09T18:42:00.001+07:002018-10-09T18:42:31.133+07:00Kenikmatan Dari Sang Mantan<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/kenikmatan-dari-sang-mantan.html">Kenikmatan Dari Sang Mantan</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsCZgbIio_zH-k_PopmQFUHU6vlqXC7yVSXs9gPOd9sZBY0BZmff0tDVknGBSEWx4zLhA40iZQ0aTlwAMgN30Ca6w58QStB9wx8mWrFsfp1k856u0BqlN57dIJHw7_OqZvNbM-uWMGY10/s1600/Alamat+Dan+Tarif+Cewek+Panggilan+Jakarta+Selatan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kenikmatan Dari Sang Mantan" border="0" data-original-height="389" data-original-width="640" height="388" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsCZgbIio_zH-k_PopmQFUHU6vlqXC7yVSXs9gPOd9sZBY0BZmff0tDVknGBSEWx4zLhA40iZQ0aTlwAMgN30Ca6w58QStB9wx8mWrFsfp1k856u0BqlN57dIJHw7_OqZvNbM-uWMGY10/s640/Alamat+Dan+Tarif+Cewek+Panggilan+Jakarta+Selatan.jpg" title="Kenikmatan Dari Sang Mantan" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Sudah hampir enam bulan lamanya aku berhubungan dengan gadis yang bernama Mitha, dia merupakan teman kantorku. Dan tahu juga kalau aku pernah bertunangan dengan Ega dan akhirnya putus, sikap Mitha sungguh berbeda dengan Ega dia begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan yang paling aku suka darinya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.<br />
<br />
Namaku Yudi dan bukan maksudku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh, dengan usia yang sama-sama dewasa menurutku. Karena saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun begitu juga dengan Ega mantan tunanganku itu.<br />
<br />
Dulu Ega sering menginap di rumahku dan mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apalagi Ega adalah gadis yang telah aku pinang walau akhirnya putus juga, dan kini dengan Mitha aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Ega waktu itu.<br />
<br />
Untungnya juga Mitha tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau begitu aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang kini menjadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan cerita hot selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.<br />
<br />
Tapi dengan Mitha aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, padahal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau harus melakukan adegan seperti dalam cerita sex paling hot, hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi. Atau mungkin karena Mitha merupakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.<br />
<br />
Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang<br />
<br />
“Minggu besok kita jalan yuk..” Ajakku pada Mitha<br />
“Kemana mas..?” Katanya sambil menatapku<br />
“Kemana aja.. terserah kamu..enaknya kemana ” Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Begitu mengantar Mitha ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu duduk Ega dengan menunduk<br />
<br />
“Mas Yudi..” Katanya sambil berlari memelukku, diapun menangis di pelukanku<br />
“Ada apa Ega…?” kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis.<br />
<br />
Sampai mamaku juga ikut membujuknya dan Ega menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Ega akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol sama Ega ketika aku lihat rupanya Ega masak seperti di saat dia masih sebagai tuanganku dulu dan dia masih terlihat begitu dekat dengan mama.<br />
<br />
Akupun berangkat kantor dan seperti biasa aku menjemput Mitha terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau di rumah ada Ega<br />
<br />
“Hei..kenapa kebanyakan diemnya..?” kata dia membuyarkan lamunanku<br />
“Ah.. nggak cuma ke bawa cuaca aja.. dingin males buat ngomong..”Jawabku mencari alasan untung cuaca hari ini mendung<br />
“kalau mendung begini besok jadi gak mas..”.Aku terperanjat mendengarnya<br />
“Oh..iya..iya..sekarang hujan terus ya..” Aku gugup karena aku dengar Ega masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengizinkannya.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Namun aku tidak berani membicarakan tentang Ega pada Mitha, karena dia juga tahu kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita hot dan aku tidak mau menyakiti hatinya.<br />
<br />
Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Mitha, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir k rumahnya “Sudah mas nggak usah.. ini mau hujan lagi kelihatannya..” Kata Mitha ketika aku hendak turun dari mobil, akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Akupun langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari kerja dia langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama “Mas Yudi ini Ega bawain minuman hangat..” Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Ega dengan mengenakan pakaian yang begitu tipis seolah sengaja ingin menggodaku.<br />
<br />
Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Ega, ketika selesai meminumnya Ega mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dengan cepat dia mencium bibirku, aku tersentak dan langsung mendorong tubuhnya. Saat itu juga aku lihat Ega menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam dan akhirnya akupun menuju kamarnya untuk meminta maaf. Karena aku tahu Ega juga bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis memeluk bantal<br />
<br />
“Ega maafkan aku.. bukan maksudku untuk…”Dia kembali memelukku saat itu juga aku teringat akan masa laluku dengannya, dengan mesra aku balas memeluknya juga dan kamipun bercumbu seperti dulu dengan lembut aku mencium bibirnya yang terasa begitu hangat.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Ega memejamkan mata bahkan dia mendesah dengan lirih “Ooouuuggghh… maaas.. Yudiii… aaagggggghhhhh… aku sayaaang kamu maaaaas….” Akupun tidak lagi memikirkan yang lain, tapi dengan perlahan aku lepas pakaian Ega dan nampaklah tubuh mulus Ega di depan mataku “Ooouugggghh… sayaaang.. aku juga masih sayang sama kamu…” Kataku sambil mendekat pada tubuhnya.<br />
<br />
Lalu akupun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku juga, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Ega. Dengan sigap Ega memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku masuk kedalamnya “Oouuughh… aaagggghh.. aaaagggghh… aaaagggghhh… aaagggghh…Yudiii… aaagghhh..” Desah Ega waktu itu.<br />
<br />
Dia menggelinjang bagai cacing kepanasan dan aku terus memompa tubuhnya hingga tubuhku penuh dengan keringat “OOOooouuuggggghh… aaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh… aaaaaggggghhh…” Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh ini, kembali aku kecup bibir Ega.<br />
<br />
Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang “Ooouuggggghh… aaagggghh… aaagggghh… sayaaaang… aaagggghh…. aaagggghhh…” Kamipun terkulai di tempat tidur, dan Ega memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kamipun tertidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Ega sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Ketika aku bangun dan hendak pindah ke kamarku, mama memanggilku “Yudi.. kamu sudah bangun..itu ada yang temannya..” Dengan masih mata mengantuk akupun melihat ke ruang tamu, apalagi kamarku memang melewati ruang tengah tepat di samping ruang tamu “Oohhh..Mitha..” aku terkejut sedang duduk di sofa Mitha pacarku, dan yang lebih membuat aku terkejut dia di temani Ega disampingnya.<br />
<br />
Aku langsung menghampirinya “Tunggu ya.. 10 menit lagi..” Kataku tapi aku lihat Mitha sudah bangun dari duduknya dan berkata dengan tertahan “Ooh.. tidak usah mas.. Mitha pergi saja..” diapun melesat dengan cepat meninggalkan ruang tamuku, aku berusaha mengejarnya tapi dia masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan aku sendiri dengan perasaan yang tidak dapat aku gambarkan.
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.site/"><img src="http://i.imgur.com/XO3NYZ5.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800460459388235878.post-79376663672855673732018-10-08T18:36:00.000+07:002018-10-08T18:36:08.616+07:00Dapat Bantuan Kenikmatan Dari Fenny<div style="text-align: center;">
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/2018/10/dapat-bantuan-kenikmatan-dari-fenny.html">Dapat Bantuan Kenikmatan Dari Fenny</a></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1LqeVUHTr4CIgrpdz25cPGZ1GxPJ31tOPR5mWfAhnDNN3bo4bDL6aCC13igezBLyLG-ANBmHjsoeiFoHla4NBqHF5INW75Of-ggKdI4JCrlYfjsOx2bjVGBC5KyQThqEyK1ocn-RumC8/s1600/8EfygvVy_400x400.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Dapat Bantuan Kenikmatan Dari Fenny" border="0" data-original-height="400" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1LqeVUHTr4CIgrpdz25cPGZ1GxPJ31tOPR5mWfAhnDNN3bo4bDL6aCC13igezBLyLG-ANBmHjsoeiFoHla4NBqHF5INW75Of-ggKdI4JCrlYfjsOx2bjVGBC5KyQThqEyK1ocn-RumC8/s640/8EfygvVy_400x400.jpg" title="Dapat Bantuan Kenikmatan Dari Fenny" width="640" /></a></div>
<br />
<b><a href="https://tantelendir.blogspot.com/" target="_blank">Tante Lendir</a> - </b>Aku adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku. Umurku sendiri baru 30 th, tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Arbi.<br />
<br />
Dengan posisi itu aku mendapat tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres.. namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.<br />
<br />
Namun entah mengapa.. beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah.. sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui seks seringkali malah gagal.<br />
<br />
Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu.<br />
<br />
Memang.. bagi kita para lelaki.. pelepasan seks selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran.. bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita. Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.<br />
<br />
Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang di mana semua bisnis.. baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya.<br />
<br />
Sedangkan di tempatku berada keadaannya terbalik.. sehingga tekanan yang aku terima semakin berat dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani di kamar mandi.. karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah di tempat kerjanya.<br />
<br />
Namun semua itu berakhir ketika hari itu.. hari Kamis. Di mana aku pulang ke rumah seperti biasa menjelang pukul 7 malam. Aku sampai di rumah.. setelah memarkirkan mobilku.. aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja. Kami berciuman di pipi sebentar lalu aku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang melingkupiku.<br />
<br />
Selesai aku mandi.. di luar terdengar suara orang tertawa.. dan setelah aku keluar kulihat teman wanita adik istriku datang berkunjung. Gadis itu bernama Fenny.. tinggal hanya beberapa rumah dari rumahku.<br />
<br />
“Malam mas..?” sapa Fenny padaku.<br />
“Malam Fenny, pa kabar..?” aku balik bertanya.<br />
“Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor..? Kok kayaknya tegang banget gitu ya..?”<br />
Tanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. meskipun telah selesai membersihkan diri.<br />
“Gitu dech, namanya kantor pasti teganglah..” Jawabku singkat.<br />
<br />
Tak sengaja, aku mengamati Fenny yang masih menggunakan pakaian kerjanya. Dia tampak begitu cantik.. apalagi Fenny merupakan sekretaris direksi di salah satu perusahan IT terkenal di Ibu kota. Namun semua itu aku kesampingkan. Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian setelah selesai mandi. Kupeluk dia dari belakang.. dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salah satu titik lemahnya.. namun bukan gairah yang kudapatkan.. malah dampratan yang membuatku marah.<br />
<br />
Dia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku..Gondok juga aku. Maka akupun pergi dan duduk di halaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara di dalam hati.<br />
<br />
Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok.<br />
Menatap ke langit yang gelap.. mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang.<br />
<br />
Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia.. tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.<br />
<br />
Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan.. semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku.. atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain. Pikiran-pikiran itulah yang selalu menghantuiku selama ini. Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.. hingga tak menyadari kehadiran Fenny yang duduk di depanku. Aku terkejut ketika Fenny memanggilku dengan cukup keras.<br />
<br />
“Mas..!”<br />
“Eh, ya.. sori ga denger..!?” kataku terkejut.<br />
“Ih.. Mas Arbi, melamun terus tuh..?” kata Fenny lagi.<br />
“Iya, sory ya. Emang ada apa Fen..?” tanyaku lagi padanya.<br />
“Ga papa mas.. keliatannya Mas Arbi pusing banget.. kusut gitu..?”<br />
“Biasalah banyak masalah..!?” jawabku lempeng.<br />
“Emang Fenny bisa bantu apaan..?” kata Fenny antusias. Aku sempat terkejut mendengar pernyataan Fenny.. namun aku segera menjawabnya..<br />
“Ga usah, kok ga langsung pulang kenapa Fen..?” tanyaku balik.<br />
“Hehehehe.. di rumah ga ada orang.. Fenny takut sendirian.. pulangnya entar nunggu mama..” kata Fenny malu-malu.<br />
<br />
Lucu juga mendengar alasan Fenny. Setelah itu aku mengambil minumanku dan meminumnya.. tapi ketika aku menoleh.. ternampaklah rok span Fenny tersingkap.. memperlihatkan kehalusan batang pahanya yang putih.. membuatku langsung terangsang.<br />
<br />
Aku lantas kembali bersandar.. menyalakan kembali rokokku.. pura-puranya mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba.<br />
<br />
Dua-tiga isapan rokok kunikmati.. terdengar istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah berpamitan padaku untuk keluar sebentar ke mall.. belanja kebutuhan bulanan. Aku mengangguk.. sementara adik iparku berbicara pada Fenny.. memintanya menunggu kalo mau.. kalo tidak, ikut aja. Sepertinya Fenny lebih memilih untuk tidak ikut. Ia menjawab nunggu aja. Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.<br />
<br />
Aku berkata pada Fenny.. kalo membutuhkanku aku berada di dalam.<br />
Lalu aku pergi meninggalkan Fenny yang masih duduk di luar sambil bermain dengan HPnya.<br />
<br />
Aku masuk ke dalam, memang.. tapi aku bersembunyi di ruang tamu dekat gorden.. untuk mengintip lebih dekat Fenny yang memang membelakangi gorden.. sehingga akan tampak lebih jelas.<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA DEWASA' rel='nofollow'>CERITA DEWASA</a> - </b>Apalagi ketika Fenny melepas blasernya.. blouse kerjanya yang memiliki renda pada daerah kancing dengan warna yang tidak terlalu terang.. tapi justru jadinya memperlihatkan keindahan tubuh mungil Fenny.<br />
<br />
Aku tak tahan lagi.. maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku.<br />
Penisku sudah begitu tegangnya dan butuh pelepasan.. Namun, tak lama kemudian terdengar suara panggian Fenny padaku..<br />
<br />
“Mas.. Mas Arbi.. mas..?”<br />
“Apa Fenny..?” tanyaku sambil membuka pintu kamarku.<br />
“Mas, Fenny numpang minum ya..?”<br />
“Ya..?” jawabku singkat.<br />
<br />
Menatap nanar tubuh Fenny yang indah, apalagi saat itu ia tak memakai lagi blasernya, dengan blouse yang tipis.. sehingga menampakkan tubuh indah. Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku semakin tak dapat menahan gairahku sendiri.. Ya.. mungkin tadi tak begitu terlihat karena tertutup blasernya.. namun sekarang semua itu begitu indah dan terlalu menggoda.<br />
<br />
Selesai minum Fenny kembali menuju ke ruang makan.. di mana aku sudah menantinya.<br />
Kami bertemu.. Fenny tersenyum manis padaku. Aku berdiri di hadapannya.. Fenny lantas berjalan kembali di sampingku. Deg.. deg.. Ada kebimbangan di dalam hatiku mengenai semua ini.. antara gairah dan akal sehat.<br />
<br />
Namun ternyata gairahkulah pemenangnya..Maka dengan cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya terlihat terkejut. Aku berbalik dan segera menarik Fenny ke dalam dekapanku. Fenny tak melawan.. hanya menatap penuh rasa keterkejutan.<br />
<br />
Aku peluk Fenny dan mencium bibirnya lembut namun penuh gairah. Fenny tak melawan.. hanya pasrah.. hingga pada akhirnya ia ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku. Tanganku tak berhenti begitu saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh milik Fenny.. semakin membuatku kian terangsang.<br />
<br />
Tak ayal.. penisku yang telah sangat tegang menempel keras pada perut Fenny.. denyutan kencang penisku terasa begitu kuat di perut Fenny.. mungkin itu pula yang membuat Fenny jadi ikutan bergairah.<br />
<br />
Tanganku bergerak semakin liar… menuju ke bagian depan tubuh Fenny. Membuka kancing blousenya satu per satu hingga terbuka semua.. srett.. menyusup masuk ke dalamnya.. meremas lembut payudara Fenny yang berukuran kira-kira 34 cup B itu.<br />
<br />
Setiap remasan yang aku lakukan Fenny mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah. Tanpa kusadari tangan Fenny ternyata bergerak menuju selangkanganku.. membuka celanaku.. untuk selanjutnya meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian, aku teringat.. bahwa yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan..<br />
Degh.. Seketika itu juga aku melepaskan ciumanku.. juga remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.<br />
<br />
Aku melangkah mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada Fenny yang kini telah ikut terangsang oleh karenaku. Kulihat wajahnya memerah.. diiringi nafasnya yang memburu menandakan gairah yang memuncak.<br />
<br />
“Maaf.. maafin.. aku Fen.. maaf..” kataku gugup.<br />
“Maafin Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku semakin kacau.<br />
<br />
Namun tiba-tiba Fenny melangkah mendekatiku.. lantas menyentuh bibirku dengan jarinya dan berkata dengan lembut..<br />
“Ga papa kok mas. Fenny tau kok..” kata Fenny mencoba menenangkanku.<br />
“Emang Mas Arbi lagi pengen banget ya..?” tanya Fenny kembali.<br />
<br />
“*****papa. Maafin mas ya Fen..!?” kataku lagi.<br />
“Mau ga Fenny bantuin..?” kata Fenny pelan sambil menatapku tajam.<br />
<br />
Aku terkejut sekali dengan jawabannya yang seperti itu..Kutatap matanya.. mencari penegasan pada binarnya.. tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.. apa yang baru saja kudengar..Fenny mendekatiku, lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik di telingaku.. ia menciumku kemudian.<br />
Dengan lembut dan penuh perasaan.. hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.<br />
<br />
“Di sofa aja yuk Mas..” Ajak Fenny seraya bergerak dan menarikku.<br />
<br />
Fenny langsung duduk di sofa dan membuka kakinya.. aku tak mau langsung melakukannya.. kucium bibirnya.. lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya..Dengan gemas kuciumi bukit di dadanya.. kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesah. Tangan Fenny membimbing tanganku ke arah dadanya.. dan lantas menempatkannya pada bungkahan payudaranya.. seiring itu ia juga membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri.<br />
<br />
Aku lakukan pertama dengan lembut.. lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian.. aku memeluk tubuh Fenny dengan erat. Ciumankupun turun pada leher jenjang Fenny. Desahan lembut keluar dari bibirnya, sementara tanganku membuka kait penahan bra Fenny.. lalu menyingkapkannya.. hingga tanganku dapat bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara Fenny.<br />
<br />
Desahan Fenny berubah menjadi erangan penuh gairah.<br />
“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny.<br />
Tanpa melepas blouse kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh Fenny. Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Fenny semakin keras dan kuat. Ciuman dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengerang semakin keras..<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA SEKS' rel='nofollow'>CERITA SEKS</a> - </b>Apalagi ketika jariku menggosok vagina Fenny yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.<br />
<br />
“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny.<br />
Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..<br />
Supaya dia berhenti melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Pikirku nakal. Hehe..<br />
<br />
Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya. Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Fenny kembali mengerang panjang.. langsung kulumat bibirnya.. mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny. Tubuh Fenny menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.<br />
<br />
Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya. Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.<br />
<br />
Selang beberapa saat.. Fenny yang telah ‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku. Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya.<br />
<br />
Setelah beberapa saat kemudian.. Fenny telah tenang. Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..<br />
<br />
“Hah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah.. hah.. Fenny..”<br />
<br />
Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!<br />
Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekitar 15 cm tak begitu panjang.. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.<br />
<br />
Fenny memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Fenny mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.<br />
<br />
Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya.. dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.<br />
<br />
Tanpa kesulitan.. segera penisku meluncur keluar-masuk mulut mungil teman wanita adik istriku yang cantik, kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya. Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi. Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Fenny pada penisku.<br />
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://qiuqiu99.liputanindo.com/"><img src="http://i.imgur.com/97Wk0LS.gif" title="QIUQIU99.com AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA" /></a></p>
<br />
Beberapa saat berselang Fenny mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.<br />
<br />
Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Fenny menurunkan tubuhnya perlahan.. Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.<br />
<br />
“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.<br />
<br />
Peniskupun membelah bibir vagina Fenny.. terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat. Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku..Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.<br />
<br />
Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Fenny.. Pijatan dan denyutan dinding vagina Fenny kurasa sangat nikmat..<br />
<br />
“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..<br />
“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.<br />
<br />
Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Fenny lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Fenny.. membuat hanya tak sampai 2 menit aku harus mengerang panjang.<br />
<br />
“Aaahh.. aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.<br />
“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”<br />
<br />
Fennypun semakin memainkan tekniknya hingga memaksaku mengerang panjang.. sambil memeluk tubuh Fenny penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Fenny. Di atas selangkanganku Fenny semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya. Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Fenny semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.<br />
<br />
Rasa nikmat yang tiada tara itu kembali menguasaiku saat.. setelah selesai mencapai puncaknya Fenny tak berhenti.. malah semakin liar bergoyang menggerus batang penisku yang terbenam di liang vaginanya.<br />
<br />
Tiba-tiba Fenny memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.<br />
<br />
Sementara di bawah.. Fenny semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya.. Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA HOT' rel='nofollow'>CERITA HOT</a> - </b>Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Fenny yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata.. “Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”<br />
<br />
“Iya, aku juga enak. Makasih Fenny, enak banget. Mas puas banget..”<br />
“Hihihihi.. Mas Arbi nakal juga ya..” Kata Fenny yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.<br />
<br />
Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.<br />
<br />
“Ahh.. enak Fenny, enak.. ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan..?” erangku kembali diserang nikmat.<br />
“*****papa mas, kalo mas keluar lagi juga ga papa kok.. ”Kata Fenny yang kemudian mengulum penisku.<br />
<br />
Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Fenny juga melakukan isapan lembut pada penisku. Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.<br />
<br />
Fenny melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan. Fenny melakukan itu berulangkali.. sampai penisku kembali menegang dan mengeras..<br />
<br />
Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..<br />
<br />
Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..<br />
<br />
Fenny sedikit beringsut mengangkat pinggulnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya ia tuntun penisku yang telah kembali menegang itu tepat di bawah lepitan bibir vaginanya.. lagi..!<br />
<br />
Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya..Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya. Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..<br />
<br />
Kakinya lantas bergerak menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku.. kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat. Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.<br />
<br />
Aku tak pernah bosan menikmati ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin menggemaskan. Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri. Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..<br />
<br />
Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!” Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan.<br />
<br />
Kupegang pantatnya yang padat berisi… Fenny melawan gerakan kocokanku.. Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya. Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina teman wanita adik istriku ini..<br />
<br />
Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.<br />
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai..kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.<br />
<br />
Aku benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai caraku sendiri..Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda sekali. Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya tertahan tanganku.. tubuh Fenny menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.<br />
<br />
Desah kenikmatan Fenny makin keras memenuhi ruang. Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny makin liar.<br />
<br />
“Aduh Masshh.. enak banget masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh..”<br />
<br />
Kulepaskan tubuh Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie style.. Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.<br />
<br />
Kami berganti posisi.. Fenny kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.<br />
<br />
Gerakan Fenny berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku.. Berulangkali dia menciumiku dengan gemas..Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya.<br />
<br />
Tak lama kemudian.. tiba-tiba Fenny menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.<br />
“Sebentar Mas, Fenny ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Fenny harap dari mas Arbi..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.<br />
<br />
“Kamu turun dulu deh, Fen..” pintaku.<br />
“Tapi Mas.. Fenny kan belum ..” protesnya.<br />
“Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Arbi deh..” potongku.<br />
<br />
Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang.. Fenny mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku. Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh.<br />
<br />
“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.<br />
“Sss.. aduuh Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..” Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.<br />
<br />
Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya. Nikmat sekali goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..Berulangkali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini. Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah dinding.<br />
<br />
Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..<br />
Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya. Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku.. Lantas kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.<br />
<br />
“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya<br />
“Sama.. Mas juga..hhhh..”<br />
“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Fenny pake pil, jangan ku..aa.. sshhiit ..”<br />
<br />
<b><a href='https://tantelendir.blogspot.com/' title='CERITA PANAS' rel='nofollow'>CERITA PANAS</a> - </b>Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan..Sontak aku makin cepat mengocoknya.. Tak kuhiraukan teriakan orgasme Fenny.. makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu. Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan..<br />
<br />
“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..<br />
“Auughh.. masshh..!”<br />
Kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya.<br />
Untuk keduakalinya aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..<br />
<br />
Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar. “Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya..<br />
Maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya.<br />
<br />
“Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh pokoknya..” bisiknya menatapku tajam.<br />
Kuhindari tatapannya.. tak sanggup aku melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.<br />
<br />
“Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu Mas Arbi sekali lagi..” Fenny berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.<br />
<br />
Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Fenny. Akupun segera berdiri di hadapannya.<br />
Kedua tangan mungil Fenny merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.<br />
<br />
Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.<br />
Perlahan.. lidahnya yang lembut mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku.<br />
Kadang diselingi pula dengan kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku.<br />
Aku mulai terbuai oleh permainannya.<br />
<br />
Fenny sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut. Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil. Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku. Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.<br />
<br />
Aku belai lembut kepala Fenny.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku. Lidah dan bibir Fenny masih terus menggerayangi kemaluanku.<br />
<br />
Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok dengan pakaian semrawut di depanku. Sepertinya Fenny juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari mataku.<br />
<br />
“Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn.. kamu pinter Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..”<br />
Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan. Fenny membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.<br />
<br />
“Ahhhhh.. ahhh.. enak Fenny.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..”<br />
<br />
Fenny bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku. Dia lantas agak mengubah gayanya.. bibirnya mengecup kepala penisku. Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku. Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.<br />
<br />
Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar penuh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini. Mau ga mau aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar.. dan tiba-tiba penisku menyemprotkan sperma di dalam mulut Fenny.<br />
<br />
Fenny yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat menghisapnya.<br />
<br />
“Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”<br />
Croot.. croott..<br />
“Aaahhh..”<br />
<br />
Beberapakali semprotan di dalam rongga mulut Fenny.. tidak sebanyak yang tadi-tadi.. memang.. namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku.<br />
<br />
Fenny melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya. Setelah itu Fenny aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.<br />
<br />
Beberapa saat setelah itu Fenny telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku.<br />
<br />
“*****ke kamar mandi..?” tanyaku padanya.<br />
“Ga papa mas.. Fenny baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Fenny padaku.<br />
“Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.<br />
<br />
Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah. Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa. Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan ‘bantuan dari Fenny..’ teman adik iparku sendiri.<br />
<br />
Fenny terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.. sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan. Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja
<br />
<p style="text-align: center;"><a href="http://casinoqiuqiu.biz/"><img src="http://i.imgur.com/t5fWhhe.gif" title="CASINOQIUQIU.COM AGEN LIVE CASINO TERPERCAYA" /></a></p>
<br />tantesemokhttp://www.blogger.com/profile/17692793774914428073noreply@blogger.com0